Maknai Perayaan Imlek 2023, Rudy Susmanto Ajak Masyarakat Merawat Sikap Toleransi

,

Cibinong, BogorUpdate.com – Ketua DPRD Kabupaten Bogor, Rudy Susmanto memaknai hari perayaan 2023, sebagai moment bagi masyarakat Kabupaten Bogor agar merawat sikap Toleransi.

Menurut Rudy Susmanto, sebelum Indonesia belum merdeka, etnis Tionghoa yang tinggal di bumi nusantara, punya peran penting dan strategis dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun negara ini.

“Para pendahulu kita memberi teladan bagaimana memposisikan perbedaan ras, suku, bangsa, dan bahkan agama menjadi kekuatan,” ujar Rudy Susmanto, Senin (23/1/23).

Di masa reformasi, sambung Rudy Susmanto, bangsa ini juga mendapat pelajaran berharga dari Presiden Indonesia ke empat, Abdurrahman Wahid. Pria yang akrab disapa Gusdur ini mencabut larangan bagi warga Tionghoa merayakan Imlek lewat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 6 Tahun 2006.

“Atas keputusan tersebut, hingga saat ini warga Tionghoa dapat merayakan bisa leluasa merayakan Imlek di Indonesia. Sejarah itu menunjukan relasi yang sangat indah antara warga pribumi dan etnis Tionghoa,” bebernya.

Karena itu, kata Rudy Susmanto yang juga menjabat sebagai Wakil Sekretaris DPP Partai Gerindra ini, mengajak semua elemen bangsa ini untuk membangkitkan kembali semangat toleansi agar persatuan dan kesatuan bangsa ini tetap terjaga.

“Tujuan kita masih sama, yakni melanjutkan cita-cita pendiri bangsa untuk membangun bangsa ini. Tentu kita dihadapkan pada situasi dan tantangan yang berbeda. Kalau kita bersatu saya sangat yakin kita bisa menghadapi semua itu dan memberi teladan bagi generasi masa depan,” tandasnya.

Termasuk, lanjut Rudy Susmanto, tidak ada diskriminasi pribumi maupun warga pendatang. Dengan sikap toleran yang dibingkai semangat persatuan dan kesatuan semua elemen urun rembug untuk memperjuangkan Indonesia merdeka dan membangun di seberang jembatan emas kemerdekaan.

“Dalam literatur sejarah perjuangan kemerdekaan, tercatat ada empat keturunan etnis Tionghoa yang menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI),” terang Rudy Susmanto.

Keempat tokoh tersebut adalah Liem Koen Hian, Oey Tiang Tjoei, Oei Tjong Hauw, MR Tan Eng Hoa. Rudy Susmanto mengatakan, bersama para pendiri dan pejuang kemerdekaan bangsa, ke empat tokoh beretnis Tionghoa tersebut ikut membidani lahirnya UUD 1945.

“Artinya mereka sangat sungguh-sungguh ikut memperjuangkan kemerdekaan bangsa ini, dan sikap menerima perbedaan dari tokoh-tokoh kita yang berasal dari pribumi merupakan keteladanan yang sangat besar,” ucapnya.

“Persoalan apapun yang tujuannya untuk membela kepentingan bangsa dan negara lebih diutamakan dibanding ego sektoral maupun ego kultural,” sambung Rudy Susmanto.

Berdasarkan catatan sejarah, saat itu, Liem Koen Hian mengusulkan warga Tionghoa otomatis menjadi warga negara Indonesia setelah merdeka, dia juga tokoh yang mengusulkan kebebasan pers.

Sementara Mr. Tan Eng Hoa, merupakan tokoh pengusul pasal mengenai kebebasan berserikat yang bisa dikatakan sebagai pondasi negara yang demokratis.

“Tentu bukan hanya di bidang politik, mereka juga punya peranan dalam pengembangan tekonologi pertanian, pengolahan hasil pangan, sampai teknologi pertambangan,” kata Rudy Susmanto. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *