Bogor RayaHomeLifestyleNews

Pakar IPB University Tegaskan PMK Pada Hewan Bukan Zoonosis

Dr drh Denny Lukman, pakar kesehatan masyarakat veteriner IPB University

Bogor, BogorUpdate.com – Dr drh Denny Lukman, pakar kesehatan masyarakat veteriner dari IPB University menegaskan bahwa Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan tidak zoonosis.

Hal tersebut disampaikan Denny Lukman menanggapi adanya wabah PMK di Jawa timur dan beberapa wilayah di Indonesia yang menyebabkan kekhawatiran tersendiri bagi masyarakat. Pasalnya, banyak kalangan yang khawatir terhadap penyakit tersebut apakah daging aman dikonsumsi.

“Dagingnya aman dikonsumsi manusia dengan melalui proses pemanasan dengan suhu 70 derajat Celcius selama 30 menit atau sampai daging matang,” ujar Denny Lukman, pakar Kesehatan Masyarakat Veteriner Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University dalam Talkshow Dairy pro yang disebarluaskan di kanal YouTube, belum lama ini.

Dosen IPB University itu menekankan, bahwa dalam kasus PMK, hal yang berbahaya adalah perilaku manusia dapat menularkan kepada hewan yang peka PMK. Ia menyebut, yang dikhawatirkan adalah ketika membeli daging dan ternyata dagingnya merupakan hewan penderita PMK.

“Ketika mencuci daging tersebut, air cucian daging masuk ke lingkungan dan ada hewan ternak yang minum kontaminasi cucian tadi di lingkungan tersebut maka hewan akan tertular,” tambah Denny.

Ia menjelaskan, agar tidak menjadi sumber pencemaran bagi lingkungan, apabila membeli daging dari pasar atau daerah wabah, sebaiknya tidak dicuci, akan tetapi langsung di masak dalam air mendidih minimal 30 menit.

Ia melanjutkan, virus PMK umumnya ditemukan di organ tubuh sapi, seperti tulang, kepala, dan jeroan. Ia juga menyebut bahwa daging tanpa tulang justru relatif aman.

Terlebih menjelang idul qurban, Denny menyarankan agar masyarakat memastikan asal hewan qurban bukan dari daerah wabah. Apabila ternyata memang ada sapi yang berasal dari daerah wabah, maka hendaknya dipisahkan terlebih dahulu meskipun sapi tersebut tampak sehat.

“Saat idul qurban nanti, Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) yang menyerahkan hewan qurban ke rumah pemotongan hewan, itu jauh lebih baik, hal tersebut untuk menghindari ternak lain yang peka akan kena penyebaran penyakit PMK dari limbah hewan ternak yang di potong,” kata Denny.

Ia juga menyarankan, untuk penanganan sapi yang terinfeksi PMK, supaya tidak langsung dipotong melainkan dipisahkan dahulu. Tidak hanya itu perlu melakukan pemeriksaan individual apabila terdeteksi kecurigaan ada PMK. Apabila ada temuan, maka harus ditindaklanjuti dan diobati

“Di negara maju, hewan asal daerah wabah, akan dipisahkan, ketika akan memotong hewan, maka akan mendahulukan sapi sehat, sementara hewan yang terdeteksi PMK sebaiknya jangan dipotong, juga jangan ditolak di rumah pemotongan hewan (RPH) karena jika kembali ke lingkungan justru itu berbahaya menularkan ke ternak lain,” ucapnya.

Exit mobile version