Kondisi murid SDN 02 Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor yang belajar diatas karpet. (Foto: Ist).
Gunung Putri, BogorUpdate.com – Masih adanya murid yang belajar diatas karpet untuk kegiatan belajar mengajar di SDN 02 Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, menjadi sorotan berbagai kalangan, salah satunya Ketua Presidium Bogor Timur, Alhafiz Rana.
Menurutnya, ditengah kota seperti Kecamatan Gunung Putri, yang menjadi penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) terbesar di Kabupaten Bogor, sudah tidak ada lagi peristiwa di dunia Pendidikan yang membuat miris seperti di SDN 02 Bojong Nangka.
Inilah salah satu potret buram dunia Pendidikan di Bogor Timur, ini menjadi keprihatinan kita bersama. Apalagi Kecamatan Gunung Putri adalah salah satu Kecamatan yang paling besar menyumbang PAD di Kabupaten Bogor,” katanya kepada BogorUpdate.com, Sabtu (11/2/23).
“Ketika ada kejadian seperti ini tentu sangat miris dan menjadi perhatian kita bersama untuk segera kita mencarikan solusinya,” sambungnya.
Semestinya, lanjut Alhafiz, jika ada keseriusan dari Pemerintah dalam mengelola anggaran pendidikan yang cukup fantastis, sudah tidak ada lagi sekolah di Bumi Tegar Beriman terkhusus di Bogor Timur, yang rusak atau minim fasilitas.
“Jika ada keseriusan Pemerintah Kabupaten Bogor, dengan penganggaran biaya Pendidikan paling besar dari APBD yakni 20 persen, seharusnya sudah tidak ada lagi kejadian seperti ini,” tegasnya.
Ia berpendapat, jika Anggaran Muebeler untuk SDN 02 Bojong Nangka tidak sampai atau memang tidak diberikan anggaran oleh Pemkab Bogor.
“Pasti ini ada yang tidak sampai, apakah benar-benar anggarannya tidak ada atau memang tidak sampai. Nah ini yang harus di kroscek kembali,” tukasnya.
Sebelumnya, Miris, Tiga ruang kelas belajar mengajar SDN 02 Bojong Nangka, yang terletak di Desa Bojong Nangka, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, tidak memakai bangku dan meja (Meubeler). Murid belajar dilantai beralaskan karpet.
Salah satu wali murid Es mengatakan, sudah hampir satu minggu para siswa belajar dilantai dengan menggelar karpet, tidak menggunakan bangku dan meja layaknya sekolah lain.
“Ya, hampir satu minggu ini anak saya belajar dilantai, yang beralaskan karpet. Dan karpet juga hasil iuran orang tua siswa yang dipinta pihak sekolah sebesar 12 ribu per siswa dari kelas 1 sampai Kelas 6, kurang lebih ada 500 siswa lah,” ucap Es kepada Bogorupdate.com.
Selanjutnya, Ia juga mengeluhkan dengan adanya pembelajaran seperti ini, sampai kapan para murid belajar menggunakan bangku dan meja.
“Saya sangat prihatin melihat anak saya belajar dilantai, sampai kapan akan seperti ini. Saya meminta kepada pihak sekolah agar secepatnya mengadakan bangku dan meja, agar siswa nyaman untuk belajar,” harapnya.
Bukan masalah tidak ada meja dan kursi saja, sebelumnya di sekolah itu juga siswa di pinta untuk membawa semen, masing masing siswa dipinta satu sak semen.
“Kita juga dipinta semen sama sekolah, masing-masing siswa disuruh bawa 1 sak semen. Untuk pembuatan jalan dibelakang, kira-kira tahun yang lalau,” jelasnya.