HomeLifestyleNews

Berbagai Manfaat Zat Kafein dalam Kopi

Oleh : Ahmad Rizky Permana
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

No. Hp : +6281818239300
Email : ahmadrizky640@gmail.com

Lifestyle, BogorUpdate.com – Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia setelah Vietnam,
Kolombia, dan Brazil. Kopi menjadi salah satu minuman favorit dan kini sedang popular di Indonesia. Setiap daerah di Indonesia memiliki cita rasa kopinya masing-masing. Secara umum di
Indonesia ada dua jenis kopi yang dibudidayakan yaitu kopi robusta dan arabika. Kopi robusta memiliki rasa sedikit asam, lebih pahit, dan mengandung kafein lebih tinggi daripada kopi arabika, sedangkan kopi arabika memiliki citarasa yang lebih baik dari kopi robusta. Kopi robusta
memiliki kandungan asam organik sebesar 10,4% dan kafein sebesar 1-2% dari total berat kering, sedangkan kopi arabika memiliki kandungan kafein sebesar 0,4-2,4% dari total berat kering. Kandungan kafein dari biji kopi robusta mentah sebesar 2,2% sedangkan kafein dari biji kopi arabika mentah sebesar 1,2%, Selain aromanya dan rasanya enak kopi juga memiliki zat kafein yang digunakan sebagai antioksidan serta nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.

Kopi memiliki kandungan bahan kimia seperti lipid, karbohidrat, senyawa nitrogen, alkaloid, vitamin, senyawa fenolik, dan mineral akan tetapi kandungan nutrisi di dalam kopi
sedikit. Dari yang telah dipaparkan sebelumnya, ada yang berpotensi berbahaya dan ada yang tidak. Menurut Spiller (2017), senyawa yang berpotensi berbahaya bagi kesehatan salah satunya adalah alkaloid yang mana salah satu senyawanya yang berbahaya yaitu kafein. Kafein jenis purin psikostimulan alkaloid yang berupa sebuk putih atau berupa jarum mengkilat, tidak memiliki bau, memiliki rasa yang pahit, biasanya menggumpal serta memiliki titik lebur sekitar 235oC-237oC merupakan kafein (1,3,7-trimethilxantin). Sifat dari kafein ini sendiri diantaranya adalah mudah larut di dalam larutan asam (asam encer) serta kloroform, akan tetapi sukar larut dalam air (kepolarannya rendah), eter, dan etanol.

Seperti yang dibahas sebelumnya, kafein selain memberikan efek positif juga memiliki efek negatif. Salah satu efek negatifnya adalah memberikan efek kecanduan apabila dikonsumsi
secara berlebih dan rutin. Kafein dan asam berlebih pada kopi dapat memberikan rasa cemas, gelisah, detak jantung yang tidak normal, menyebabkan sakit perut pada beberapa orang yang memiliki lambung yang sensitif, sakit kepala, ingatan berkurang, dapat menyebabkan gangguan pada lambung dan pencernaan, dan tremor, apabila di konsumsi secara berlebihan.

Pada ibu hamil yang mengonsumsi kafein berlebih yang berkisaran 70-140mg, dapat menyebabkan keguguran pada sebuah studi di Yugoslavia dan ibu tersebut melahirkan bayi dengan berat seperempat lebih kecil dari pada ibu yang mengonsumsi 0-10 mg kafein dan bayi tersebut beresiko terkena epilepsi. Hal yang mengakibatkan hal tersebut terjadi adalah kafein dapat mengambil kalsium, cairan, serta zat besi pada tubuh yang mana semua itu diperlukan oleh kesehatan ibu hamil dan kesehatan janin.

Sedangkan efek positifnya adalah peningkatan kegembiraan, kesenangan, serta kedamaian apabila dikonsumsi pada dosis rendah adalah kira-kira 400 mg. Kopi dapat merangsang kita untuk melakukan aktivitas dengan segar, mencegah kanker prostat karena
mengandung kandungan boron. Pada bayi prematur, kafein yang diberikan secara turut menurut dapat menekan gangguan pernapasan apnea. Kafein juga memberikan efek farmakologis bermanfaat secara klinis seperti menstimulasi susunan pusat relaksasi otot polos terutama otot polos bronkus dan stimulasi otot jantung. Batas maksimum konsumsi kafein baik tercampur dalam makanan maupun secara langsung adalah 150 mg/hari atau 50 mg/sajian (Menurut SNI 01-7152-2006). Manfaat kopi bagi tubuh lainnya adalah sebagai antioksidan dan faktanya adalah kandungan antioksidan pada kopi lebih banyak daripada teh dan coklat, kopi dapat merangsang kinerja otak dan kanker. Selain itu dapat juga meningkatkan daya kerja aspirin dan obat-obatan penghilang rasa sakit lainnya, hal itu menyebabkan unsur kafein biasanya ditambahkan beberapa
jenis obat pereda demam dan sakit kepala. Kafein yang rendah dalam kopi dapat menciptakan cita rasa dan bau yang baik juga lebih baik dikonsumsi karena dengan mengonsumsi kopi rendah kafein akan dapat menstimulasi sistem saraf, hal itu menyebabkan peraan menjadi lebih baik dan dapat memberbaiki atau meningkatkan konsentrasi.

Fakta unik dari kopi ini sering dikaitkan dengan kreativitas. Sebagian besar orang menghabiskan waktunya dengan meminum secangkir kopi saat deadline atau biasanya saat bekerja. Jika diperhatikan setiap tahap pembuatan kopi tersendiri memerlukan seni serta
kreativitas yang cukup tinggi. Korelasi antara kopi dengan kreativitas adalah pemikiran kreatif dan solusi imajinatif kerap kali terjadi ketika kita berhenti memikirkan masalah tertentu dan
memberikan pikiran kita melayang memikirkan hal yang sebenarnya tidak ada hubungannya sama sekali. Kopi dapat membiarkan kita fokus pada satu pekerjaan maupun karya yang sedang kita kerjakan dan seperti yang telah dibahas kafein pada kopi dapat meningkatkan kinerja otak ataupun meningkatkan konsentrasi.

Cara kerja kafein adalah beberapa lama setelah kita meminum kopi, kafein akan dibawa oleh peredaran darah menuju seluruh organ serta setiap sel dalam tubuh kemudian karena sifatnya
yang dapat larut dalam lemak, kafein dapat dengan mudah menembus membrane sel. Organ tubuh lebih cepat menyerap kafein daripada senyawa obat lainnya, tetapi tidak lebih cepat daripada
alkohol. Hal lainnya adalah dikarenakan tidak adanya hambatan fisiologis dalam artian pada saat masuk ke dalam jaringan konsentrasi kafein dalam berbagai cairan tubuh adalah relatif sama. Kafein bersama semua obat psikoaktif dapat memberikan efek dengan cara memengaruhi
neurotransmitter (senyawa kimia yang mengatur interaksi sel-sel saraf). Efek yang diberikan oleh kaferin dapat menghambat adenosin, neurotransmitter yang memengaruhi hampir semua sistem dalam tubuh manusia oleh sebab itu kafein dapat membantu menghambat keletihan dengan menghambat penyerapan adenosin.

Sebenarnya kafein tidak hanya ditemukan pada kopi melainkan dapat ditemukan juga pada teh, dan coklat pekat akan tetapi kandungan kafein tertinggi ada pada kopi. Adapun cara mengisolasi kafein dari kopi yaitu pertama-tama selama 25 menit, 20 gram kopi halus dipanaskan dengan 350 mL aquades (H2O) dalam labu dasar bulat yang telah lengkap dengan pendingin refluksnya selanjutnya dilakukan penyaringan campuran panas tersebut menggunakan corong Buchner, kemudian tahap selanjutnya adalah larutan timbal asetat ditambahkan (3 gram timbal assetat dalam 27 mL aquades) ke dalam hasil saringan sedikit demi sedikit dan campuran tersebut didinginkan. Kemudian kembali disaring dengan corong Buchner. Tahap selanjutnya adalah kafein diekstraksi dalam hasil saringan dengan menggunakan kloroform 3 kali 25 mL. dan tahap terakhir adalah kloroform ditempatkan pada cawan penguap dan kloroform diuapkan kemudian dilanjutkan dengan proses rekristalisasi atau sublimasi menggunakan pelarut benzene serta petroleum eter.

Bagi orang yang suka akan citarasa kopi namun memiliki lambung yang sensitif disarankan untuk mengkonsumsi kopi yang terekstrak dengan baik, agar kadar kafein yang terkandung sesuai
dengan standar konsumsi, dan disarankan juga jangan terlalu sering mengkonsumsi kopi sachetan karena bahan yang terkandung bahan kimia dan pengawet. Bagi orang yang memiliki program diet dapat disarankan mengkonsumsi kopi karena kopi dapat meningkatkan metabolisme, karena metabolisme yang tinggi akan memungkinkan membakar lebih banyak kalori saat istirahat atau selama aktivitas fisik yang dapat membantu menurunkan berat badan. Namun tetap mengkonsumsi kopi sesuai dengan takaran dan anjuran, dibalik banyaknya manfaat kafein juga terdapat efek negatif apabila dikonsumsi berlebih.

Exit mobile version