Bojonggede, BogorUpdate.com – Jelang masa Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024, warga Desa Cimanggis, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor kembali merasakan sulitnya masuk ke sekolah negeri yang ada di desanya.
Sistem zonasi yang merupakan kuota terbesar dalam PPDB, dianggap merugikan warga Cimanggis. Pasalnya, banyak warga yang tidak bisa masuk, bahkan beberapa rekomendasi kades juga ditolak.
Hal itu membuat geram Kepala Desa Cimanggis, Abdul Azis Anwar. Menurutnya, ada beberapa warga yang menginginkan anaknya masuk ke SMKN 1 dan SMAN 1 Bojonggede, gagal dalam penerimaan. Padahal dari sistem zonasi, jaraknya memenuhi persyaratan.
“Kenapa masyarakat Desa Cimanggis sangat sulit untuk masuk ke dua sekolah tersebut. Bahkan, semua yang direkomkan oleh Kepala Desa tahun Pendidikan tahun ini, satupun tidak ada yang diterima. Padahal orang tua pemohonpun sudah sesuai prosedur dengan lewat online dan lain-lain,” tegasnya kepada Wartawan, Senin (10/6/24).
Azis juga mengaku kecewa dengan SMKN 1 dan SMAN 1 Bojonggede, karena pembangunan kedua sekolah tersebut dimohon oleh orang tuanya dengan tujuan agar memudahkan masyarakat dalam mendapatkan pendidikan.
“Padahal program Almarhum Bapak saya Bapak Haji Acang Anwar memohon pembangunan sekolah SMKN 1 Bojonggede tujuannya untuk masyarakat sekitar, dan saya saat itu memohon pembangunan SMAN 1 Bojonggede saat itu kepada Bupati Bapak Rachmat Yasin untuk masyarakat sekitar dengan sesuai peraturan zonasi,” ujarnya.
Namun, lanjut Azis, saat ini malah masyarakat Desa Cimanggis beberapa orang tidak ada yang diterima sesuai dengan peraturan zonasi terdekat.
Menurutnya, tujuan awal kepala desa mengusahakan membangun sekolah SMA SMK untuk masyarakat sekitar, agar sekolah tidak terlalu jauh.
“Tolong hargai perjuangan Bapak saya mengusahakan adanya SMKN 1 Bojonggede supaya warganya tidak sekolah jauh-jauh, dan saya akan mengadu ke Pj Bupati dan Disdik Jabar,” ketus Azis.
Selain itu, lanjut Azis yang juga calon Ketua APDESI Kabupaten Bogor, saat warga membutuhkan tambahan sekolah, dirinya berjuang untuk bisa menambah sekolah SMAN 1 Bojonggede.
Setelah mendapat dukungan Bupati, berdiri SMAN 1 di lahan PT Riskon. Tujuannya agar ada SMA di wilayah Desa Cimanggis.
“Tapi kenyataannya sekarang malah tidak ada yang lolos semua. Bahkan yang pakai rekom kepala desa pun sama, untuk apa saya dulu memperjuangkan supaya ada SMAN, pada akhirnya tidak boleh. Setahu saya sesuai dengan peraturan Kemendikbud bahwa sekolah terdekat itu pakai sistem zonasi, ya ini warga saya zona terdekat tidak masuk,” tukas Azis. (Dyn)
Sungguh sayang sekali ya sistem zonasi malah warga yg dekat sekolah tdk bisa masuk SMKN 1 atau SMAN 1 Bojonggede. Apa karena Negeri 1 yaa sehingga mau dibuat sekolah untuk orang2 berada dan orang kota lagi seperti dulu. Hayuuu Inspektorat Kab. Bogor turun dong, juga pihak Disdik Kab. Bogor bisa kasih penjelasan yg bikin adem warga.
Masuk sekolah negeri SMP SMA SMK dikab.bogor itu dua tahun yang lalu kalau mau masuk kenapa harus bayar diatas 5 JT sedangkan dijakarta aja tidak ada bayar apa2 gratis dan dapet KJP pula tolong dibantu dong untuk sekolah negeri di kab.bogor kenapa harus bayar supaya bisa masuk negeri