Ini Poin-poin Kegiatan Istura Yang Harus Dievaluasi

 

BogorUpdate.com – Suksesnya penyelenggaraan event
Istana Untuk Rakyat (Istura) tahun 2018 menyisakan beberapa catatan sebagai bahan evaluasi, salah satunya dari pengaturan lalu lintas, karena kegiatan tersebut menjadi penyebab kemacetan yang parah.

 

Dari pantauan lapangan, hari pertama pelaksaan Istura pada Tanggal 10 hingga 13 September sejumlah ruas jalan diantaranya Jalan Djuanda hingga Jalan Otto Iskandar Dinata (Otista) mengalami kemacetan panjang.

 

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diparbud) Kota Bogor Shahlan Rasyidi mengatakan, pihaknya akan mengevaluasi kegiatan Istura tahun ini demi kenyamanan peserta di pelaksanaan tahun berikutnya.

 

“Untuk pengaturan secara teknis ada batasan-batasan dari pihak Istana. Selain itu jumlah peserta Istura 2018 yang membludak di luar perkiraan kami, mencapai 34.500 orang yang memasuki Istana Kepresidenan Bogor.
Hal itu tidak sebanding dengan jumlah petugas yang terbatas,” kata Shahlan, Kamis (13/09/18).

 

Shahlan melanjutkan, kedepannya, Disparbud dengan pihak lainnya akan berupaya memberikan kenyamanan pengunjung dengan menambah sarana seperti tenda agar peserta nyaman saat mengantre, termasuk menambah jumlah petugas.

 

Diakui Shahlan, untuk peserta Istura 2018, pihaknya menargetkan sebanyak 25 ribu namun kenyataan dilapangan jumlahnya sudah mencapai 34 ribu lebih.

 

“Bahkan kalau masih dibuka pendaftaran, maka tidak menutup kemungkinan bisa mencapai 60 ribu peserta, hal ini disebabkan adanya warga dari berbagai daerah yang mendaftar secara langsung,” terangnya.

 

Sementara itu, Kabid Lalu Lintas pada Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Theofilo Patricino F menggatakan, daya tarik Istura sangat besar, karena masyarakat bisa melihat langsung tempat tinggal Presiden RI Jokowi.

 

Karena itu pihaknya bersama Kepolisian dan Satpol PP bergabung diposisikan petugas penyebrangan. Selain itu ada petugas dibeberapa titik rawan kemacetan dengan total personil 53 orang.

 

“Sebenarnya petugas sudah memadai tetapi aktivitas penyebrangan bertambah dengan 10 menit bisa beberapa kali penyebrangan. Sehingga 60 detik waktu penyebrangan berimbas luar biasa, karena itu perlu dievaluasi penyebrangannya,” ungkap pria yang akrab disapa Theo.

 

Masih kata Theo, pihaknya memiliki solusi dengan adanya jeda waktu penyebrangan agar arus lalu lintas bisa tetap mengalir dan tidak menimbulkan kepadatan kendaraan.

 

“Nah kalau untuk personil tidak ada kendala, terlihat disepanjang Jalan Bangka dan Otista terisi oleh petugas Dishub Kota Bogor. Intinya kendalanya durasi waktu penyebrangan, bukan parkir dan Angkot yang ngetem. Mungkin ada beberapa opsi untuk tahun depan,” pungkasnya. (As)

 

 

 

 

Editor : Tobing

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *