Kades Kemang, Kecamatan Kemang, Entang Suana. (BU)
Kemang, BogorUpdate.com – Kepala Desa (Kades) Kemang, Kecamatan Kemang, Entang Suana, meminta agar Kabupaten Bogor memilih pemborong yang berkualitas. Pasalnya, Entang mengaku trauma dengan pengerjaan pemborong nakal, saat pengerjaan Jalan Kemang-Rancabungur, yang sempat ditinggal pemborongnya, dan mutu kualitas pengerjaanya kurang baik.
“Saya ucapkan terima kasih, beberapa tahap dan beberapa usulan yang memang sudah diakomodir dan semoga direalisasikan. Namun dalam hal ini saya sangat berharap setiap tahapan pembangunan itu mengalami proses, dari pra Musrenbang Desa sampai musrenbang di tingkat kecamatan,” ujar Entang Suana saat mengahadiri Musrenbang Tingkat Kecamatan Kemang RKPD Perencanaan Tahun 2025, kepada wartawan di Aula Zona Madina, Jumat (8/3/24).
Seperti pengerjaan Jalan kemang-Rancabungur yang berada di Desa Kemang, kesal Entang, sempat ditinggal pemborong selama hampir 2 pekan, dan akhirnya dilanjutkan kembali, menurutnya sayang mutu atau kualitas pengerjaanya kurang bagus.
“Namun dalam hal ini ketika sampai di Kabupaten Bogor, usulan-usulan kita sampai kadang-kadang ada pembangunan yang kita prioritaskan ternyata diberikan kepada pemborong yang menurut kami kurang bertanggung jawab,” ujarnya.
“Sehingga usulan kita yang begitu bagus dan diharapkan oleh kami dan warga hasil pengerjaanya bagus, tapi pada kenyataanya ada yang sampai saat ini tidak selesai, bahkan mutunya saja tidak bagus, yang parah ditinggal oleh pemborongnya,” tambahnya.
Dirinya memohon, yang di tingkat kabupaten ketika memberikan tanggung jawab pekerjaan kepada pemborong, harus yang memenuhi persyaratan.
“Dalam hal ini mampulah, bahkan masih banyak pemborong yang bagus, dan juga banyak beberapa sekolahan yang diusulkan itu berdasarkan desa. Ketika ada yang mendapatkan proyek pembangunan rehab dan penambahan rombel, tapi sangat disayangkan dari pihak pemborong tidak ada yang datang ke desa,” keluhnya.
“Padahal desa yang mengusulkan, kita bukan minta jatah atau minta apa-apa namun ingin mengawasi sejauh mana sesuai atau tidak pengerjaanya. Supaya bangunan yang memang kita inginkan itu maksimal sesuai dengan anggaran,” tambahnya.
Namun, beber dia, dari semua usulan masih ada yang terlewat, seperti jalan raya Kemang-Parung yang sering banjir, itu diakibatkan oleh aliran sungai angke 1, namun yang lebih didahulukan malah normalisasi kali angke 2.
“Kali angke 1 itu menurut saya irigasinya atau saluran airnya sudah tertutup dan ketika hujan maka menjadi banjir. Dampak dari banir itu banyak dirasakan pengguna jalan,” tutup Entang.