Ilustrasi kopi pait. (Ist)
Kopi Pait
Oleh : Asep Syahmid
Opini, BogorUpdate.com – Helaran budaya merupakan salah satu kegiatan yang punya manfaat penting dalam pelestarian budaya atau kesenian tradisi yang ada di Jawa Barat.
Dalam bahasa sunda, Helaran punya arti arak arakan, pawai atau parade yang dikemas dalam satu momentum acara acara sangat besar seperti perayaan Hari Jadi Bogor
Jadi Helaran budaya, merupakan salah satu kegiatan pawai budaya ataupun parade budaya yang menampilkan beragam kekayaan seni dan budaya, seni tradisi, atraksi atau potensi budaya lainnya.
Helaran Budaya yang dilakukan pada saat Hari Jadi Bogor (HJB) 543, pada hari Sabtu, 14 Juni 2025 tentunya punya tujuan yang sangat penting dalam menjaga ataupun melestarikan dan mempromosikan budaya lokal yang bisa menjadi magnet atau daya tarik sektor wisata.
Dalam HJB ke-543, Kabupaten Bogor dibawah nahkoda Rudy Susmanto selaku Bupati Bogor rupanya ingin kembali mengangkat dan melestarikan semua potensi seni dan budaya yang ada di Kabupaten Bogor.
Spirit Kuta Udata Wangsa yang saat ini terus digaungkan oleh Rudy Susmanto, sangat relevan dengan kemegahan acara Kabogorfest 2025 yang didalamnya ada acara Helaran Budaya.
Helaran Budaya 2025 akan menampilkan atraksi seni dan budaya nusantara yang dibawakan oleh peserta pawai dari 40 Kecamatan serta SKPD dan elemen lainnya yang ada di Kabupaten Bogor.
Selain itu, Kontingen Helaran Budaya dari SKPD dan 40 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bogor akan menggunakan pakaian adat daerah di Indonesia sebagai bentuk kekayaan budaya nusantara.
Hal tersebut mencerminkan pula kalau Kabupaten Bogor jadi salah satu daerah yang menerima keberagaman seni dan budaya tanah air.
Kegiatan Helaran Budaya 2025 jadi bukti nyata yang sangat kuat kalau Pemkab Bogor dibawah duet Rudy Susmanto (Bupati Bogor) dan Ade Ruhandi (Wakil Bupati Bogor), akan terus menjaga potensi kekayaan seni budaya daerah ataupun nusantara.
Penulis berharap Helaran Budaya harus menjadi sebuah tradisi dalam menjaga kelestarian budaya daerah dan nusantara yang harus dilaksanakan tiap pelaksanaan Hari Jadi Bogor (HJB) tiap tahunnya.
Apalagi, Kuta Udaya Wangsa yang saat ini jadi spirit Kabupaten Bogor punya makna sebagai Kota (Daerah) Kebangkitan Bangsa.
Tradisi Helaran Budaya kalau digelar secara rutin tiap HJB, tentunya akan menjadi salah satu icon kegiatan budaya yang bisa mengundang daya tarik wisatawan domestik dan mancanegara.
Supaya Helaran Budaya ini menjadi agenda yang bisa mendunia, akan lebih bagus jika Panitia HJB ataupun Panitia Helaran Budaya mengundang perwakilan duta duta besar negara sahabat ataupun atase kebudayaanya supaya hadir dan menyaksikan helaran.
Syukur-syukur atase kebudayaan negara negara sahabat bisa ikut dalam parade budaya pada saat Helaran Budaya digelar.
Disamping itu, undang juga akademisi atau Dekan Fakultas Ilmu Budaya dari berbagai Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Indonsia, serta para budayawan ternama ditanah air seperti Emha Ainun Najib, Sujiwo Tejo, Mustofa Bisri (Gus Mus) dll, supaya event Helaran Budaya punya nilai plus dalam kancah kebudayaan nusantara.
Kehadiran para atase kebudayaan negara sahabat, akademisi dan juga para budayawan ternama di tanah air, tentunya akan semakin mendongkrak Kabupaten Bogor sebagai salah satu daerah yang sangat pas dengan slogan Kuta Udaya Wangsa.
Penulis yang tinggal lama dalam kultur atmosfer budaya Bali mengucapkan terimakasih kepada Bupati Bogor (Rudy Susmanto) dan Yudi Santosa (Ketua Panitia HJB), yang telah kembali mengangkat pamor Kabupaten Bogor sebagai daerah yang kaya akan potensi seni dan budaya lewat ajang Helaran Budaya 2025. Ada satu kebanggaan juga yang telah dilakukan Panitia HJB Ke -543, karena dalam Helaran Budaya tahun ini telah mengundang raja-raja kerajaan nusantara dan juga duta besar negara sahabat.
Semoga Helaran Budaya ini, benar-benar menjadi sebuah tradisi dalam menjaga keberagaman seni dan budaya. (**)