Pemerintahan, BogorUpdate.com
Selama empat bulan ke depan, IPB University akan mengadakan pendataan di 12 Desa/Kelurahan Lingkar Kampus untuk pembangunan data desa presisi. Untuk tahap awal, ada tiga desa yang akan didata untuk pembangunan desa presisi. Yakni Desa Benteng, Desa Cibanteng dan Kelurahan Situ gede. Kegiatan ini adalah bagian dari program Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University dalam membantu 12 Desa Lingkar Kampus untuk mengembangkan data desa presisi.
Dalam diskusi sosialisasi desa presisi di Desa Benteng, dosen IPB University Lukman Hakim, mengatakan bahwa keberadaan berbagai macam data yang ada saat ini tidaklah tepat. Ada 57 persen data yang dimiliki Badan Pusat Statistik (BPS) yang tidak sesuai dengan konteks yang terjadi di lapang. Sedangkan data menjadi tolak ukur bagi basis pengambilan kebijakan pembangunan. Dampaknya adalah pembangunan menjadi loss target.
“Dengan adanya data desa presisi, kebijakan yang diambil dapat menjadi lebih tepat guna dan tepat sasaran. Dalam ilmu manajemen, dikatakan bahwa perencanaan yang baik adalah berbasis dari data yang baik. Selain itu, IPB University banyak melahirkan teknologi dan inovasi dalam bidang apapun. Tapi apakah teknologi itu bisa diterapkan di desa lingkar kampus atau jangan-jangan ketika sudah ada teknologi ternyata peruntukannya tidak tepat. Untuk itu, dalam pendataan ini, kami membawa Drone Partitipation Mapping. Yakni pendataan yang memanfaatkan drone dan pendekatan partisipatif. Untuk itu, nantinya akan terbentuk ruang kerjasama antara desa, pemuda desa dan IPB University,” ujarnya.
Menurutnya, data desa yang presisi itu snagat penting. Presisi atau tidak presisi akan menentukan keberhasilan dan kegagalan pembangunan. Data presisi menentukan ketepatan evaluasi dan monitoring. Ini akan menjadi tolak ukur pembangunan. Aktivitas ini memberikan pendekatan sensus dan teknologi digital dan melalui pendekatan ini akan menghasilkan resolusi yang sangat tinggi. Melalui langkah ini juga akan melahirkan data numerik dan akan didapatkan peta penggunaan lahan, fasilitas umum, sarana prasarana, dan sebagainya.
Pada tahapan kerjanya IPB University tidak bisa kerja sendiri namun butuh support dari pemerintah desa. Dukungan tersebut adalah dalam bentuk hadirnya pemuda desa sebanyak lima orang dari masing-masing RW serta surat izin melakukan aktivitas sensus.
Selain itu, dosen IPB University yang melakukan kegiatan sosialisasi Data Desa Presisi di Kelurahan Situ Gede adalah Qori Pebrial Ilham juga mengatakan, bahwa Data Desa Presisi merupakan kegiatan pengumpulan data yang memiliki tingkat akurasi tinggi, kegiatan ini melibatkan pihak kampus dan partisipasi warga desa. Warga desa akan dilatih untuk melakukan pengambilan data dan perencanaan pembangunan desa berdasarkan data yang akurat. Data Desa Presisi akan mampu memotret potensi desa dan kondisi eksisting rumah tangga desa.
“Pemuda desa akan mendapatkan sosialisasi pentingnya data desa, pemahaman data berbasis spasial, pemahaman penggunaan aplikasi dan dilatih menggunakan peta kerja sebagai bahan dasar sensus serta pelatihan Definisi Operasional terkait aspek pertanyaan di aplikasi,” imbuhnya.
Kriteria pemuda desa yang akan dilibatkan adalah pemuda asli dari desa Cibanteng karena asumsinya dia sudah dikenal warga, memiliki motivasi untuk membangun desa; minimal lulusan SMA dan setingkatnya; dapat mengoperasikan smartphone dan milik pribadi, mampu berkomunikasi dengan baik dan mau mengikuti pendataan dari awal hingga akhir setiap hari. “Target kami, satu bulan sensus ini bisa selesai. Apalagi kalau didukung dengan satu RW ada lima pemuda dan mahasiswa,” tambahnya.
(ipb/endi)