Tempat prostitusi berkedok warkop marak di sepanjang Jalan Sukamakmur. (BU)
Sukamakmur, BogorUpdate.com – Tempat prostitusi berkedok warung kopi (Warkop), di Kampung Cimenyan, Desa Sukadamai, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, secara terang-terangan menawarkan diri untuk memuaskan birahi, semakin marak.
Bahkan, pelayan warkop yang di dominasi wanita yang masih berusia muda itu tidak canggung menawarkan jasa pemuas birahi kepada pengunjung warung dengan harga mulai dari Rp 200 ribu sampai Rp 400 ribu untuk satu kali pelayanan.
Sedikitnya sekitar 8 Warkop esek-esek, bertengger di sepanjang jalan tersebut, yang menyediakan wanita-wanita penjaja cinta, juga kamar-kamar untuk eksekusi.
Meski keberadaan tempat prostitusi yang berkedok Warkop ini terbilang baru, namun bagi masyarakat sekitar dan pengguna jalan yang sering melintasi di jalur tersebut, sudah tidak asing lagi. Pasalnya para pekerja seks komersial (PSK) secara terang-terangan menawarkan dirinya pada pengunjung warung.
Menurut Saip warga sekitar, Warkop sepanjang jalan Sukamakmur-Gunung Batu ini banyak yang di salahgunakan. Ada beberapa Warkop yang dijadikan tempat prostitusi yang menyediakan kamar.
“Ya, sedikitnya ada sekitar 8 warung kopi yang dijadikan tempat transaksi seks dan menyediakan kamar disini. Para PSK yang mengaku pindahan dari daerah Cikarang, Bekasi ini, menawarkan jasa pelayanan esek-eseknya, dari Rp 200 Ribu sampai Rp 400 Ribu, plus sewa kamar untuk sekali kencan,” ucap Saip kepada Bogorupdate.com, Selasa (2/1/23).
Saip juga menjelaskan, para pengunjung yang datang ke warung kopi ini, harus merogoh kantong yang dalam, harga kopi dan mie rebus di warkop tersebut mencapai puluhan ribu.
“Apabila hanya menemani minum kopi atau makan mie rebus saja, para pelayan warung kopi plus-plus ini, mematok harga segelas kopi seharga dua puluh lima ribu rupiah per gelasnya, sedangkan untuk semangkok mie rebus seharga lima puluh ribu rupiah,” ungkapnya.
“Warga berharap adanya tindakan tegas dari aparat terkait, dalam hal ini Satpol PP Kabupaten Bogor, untuk menindak tegas warkop sek tersebut. Pasalnya keberadaannya sudah sangat meresahkan, disamping menyediakan wanita penjaja cinta, pemilik warung juga menjual minuman keras. Dan apabila hal ini di biarkan jumlah warung tersebut di kwatirkan warga akan terus bertambah,” sambungnya.
Sementara, menurut penjelasan salah seorang pelayan warkop, IS, keberanian dalam menjajakan cintanya dan menawarkan dirinya secara langsung kepada pengunjung warung, karena merasa aman, dan adanya perlindungan.
“Apabila sewaktu-waktu akan ada razia, selalu di beri tahu, dan secara serentak warkop tutup sementara,” pungkasnya.