BogorUpdate.com – Pendiri sekaligus pemilik Taman wisata matahari (TWM), Hari Darmawan, yang meninggal pada tanggal 10 Maret 2018 lalu adalah seorang pengusaha nasional Indonesia yang merupakan pendiri toko jaringan ritel terkemuka Matahari Department Store.
Selama hidupnya, Hari sapaan akrabnya merupakan seorang pebisnis sukses. Ia jungkir balik mendirikan Matahari Department Store yang kemudian menjadi pelopor toko ritel di Indonesia.
Di penghujung tahun 1990-an, Hari menjual sebagian besar saham Matahari kepada James Riady melalui Lippo Group. Hari kemudian mendirikan perusahaan baru bernama Pasar Swalayan Hari-hari.
Ayah empat anak itu lalu merambah ke bisnis lain di bidang pariwisata. Pada tahun 2007, ia mendirikan Taman Wisata Matahari yang berlokasi di kawasan puncak Bogor.
Uniknya, dalam pembangunan TWM, Hari tidak menggunakan jasa konsultan, arsitek, dan kontraktor besar. Ia justru memilih memberdayakan tenaga penduduk sekitar. Alasannya, Hari ingin menekan biaya pembangunan sekaligus meningkatkan kondisi perekonomian penduduk setempat.
Hari mengaku, selama pembuatan TWM ia diberi kemudahan oleh Tuhan dan menganggap hal itu adalah sebuah keajaiban.
“Saya bikin (TWM) begitu gampang dan disukai orang lho,” ujar Hari dalam sebuah wawancara dengan Filantropi pada tahun 2017 lalu.
Dalam menjalankan bisnis pariwisata ini, Hari sekaligus melaksanakan misi sosialnya. Ia ingin membantu penduduk dalam hal ekonomi.
Untuk tiket masuk ke TWM contohnya, Hari mematok harga berbeda bagi wisatawan lokal dan asing. Pengunjung yang didapatnya pun sungguh fantastis.
Menurutnya, pada akhir pekan, TWM bisa didatangi sampai 40 ribu pengunjung. Hal itu membuat bisnis Hari meningkat waktu demi waktu. Namun di samping hal itu, Hari menyadari harus ada orang yang melanjutkan perjuangannya mengelola TWM.
Hari menjelaskan, anak-anaknya tidak akan terjun mengurusi karena mereka sudah mempunyai bisnis sendiri.
“Saya sudah pikirkan saat pertama saya buat tempat ini (TWM). Karena anak saya seperti burung yang sudah besar, dia bisa terbang dan jauh dari bisnis saya,” kata hari, dilansir dari tribunnews.com.
Solusinya, Hari menyiapkan beberapa orang untuk dibina sedemikian rupa agar nantinya siap melanjutkan bisnis TWM.
Asal Anda tahu, orang-orang yang disiapkan Hari ini adalah penduduk setempat yang dinilai mempunyai kemampuan dan berhati baik. “Saya tahu anak-anak ini punya hati nurani dan kebanyakan anak-anak ini dari muda, dari bawah,” ujar Hari.
“Jadi saya membina mereka dari sekarang hingga 10 tahun lagi. Jadi mereka yang menjalankan mewakili owner Hari Darmawan, bukan anak saya. Ini akan saya buat satu grup kurang lebih saya bisa 10 orang,” tambahnya.
Apa yang dikatakan Hari tersebut diamini oleh warga sekitar TWM. Salah satunya Dian, menurutnya semasa hidupnya Hari Darmawan sangat berjiwa sosial.
” Pak Almarhum Hari, sangat dekat dan baik kepada warga sekitar. Hampir 90 persen karyawan TWM adalah penduduk sekitar, beliau selalu berusaha agar semua warga menikmati hasil dari TWM. Ya, dengan membukakan tempat berdagang didalam TWM dengan tidak dipungut biaya,” ungkap Dian kepada Bogorupdate.com, belum lama ini.
Senada dengan Dian, Ardi pedagang didalam TWM mengaku sangat kehilangan atas kepergian pak Hari. ” Kami para pedagang sangat kehilangan sosok pak Hari. Beliau selalu menyapa kami, memberi kami semangat agar jangan menyerah agar bisa berhasil. Warga sekitar juga selalu di perhatikan dan diberikan gratis jika ingin liburan ke TWM,” Ujarnya. (Eft)
Editor : Tobing | Berbagai Sumber