KASUS – UPDATE
Ironis, proyek yang telah dicanangkan oleh Pemerintah Daerah di Bogor itu, diduga selama ini menjadi bancakan oleh segelintir oknum pejabat teras terkait.
Pasalnya, melalui akun media sosial (Medsos) milik Bakal Calon Bupati Bogor yakni Heri Rahmawanto Ortega dimana dirinya dengan tidak menyebutkan salah satu pemda Bogor terkait, membuat status yang membeberkan tentang kebobrokan kinerja Aparatus Sipil Negara (ASN) dilingkungan disalah satu pemerintahan daerah dalam proyek yang dimenangkan oleh salah satu Perseroan Terbatas (PT) ataupun CV sebagai pemenang tender proyek milik plat merah tersebut.
Pria yang kerap disapa, Abah Heri R Ortega itu menuliskan di akun medsos Facebook (FB) miliknya yang bernama Haji Heri Rahmawanto jika nilai proyek 100% (persen), pajak 11 persen sedangkan keuntungan rekanan 20% kalau tikus minta 30 persen, masa fisiknya 39% alamaa hancuuurrrr.
Dimana, dalam status medsos yang dibuat pada Rabu (28/06/2017) sekitar tujuh (7) jam lalu itu memperoleh sebanyak 143 Like (suka), 32 komentar dan 1 kali dibagikan. Bahkan, pemilik akun Koesmayadi sempat berkomentar jika dirinya meminta kepada Cabup Bogor melalui jalur Independent (per-orangan) itu agar tidak mengomel di status akun FB tersebut.
“Toz we kang, ulah di damelan,” katanya dengan memberikan gambar tertaw dikomentarnya itu.
Sementara pemilik status tersebut, Abah Heri dalam komentarnya jika status yang dibuat di akun FB-nya itu dimaksudkan untuk menyerap semua keluhan para pelaksana yang dituangkan di status medsosnya agar masyarakat luas khususnya di Bogor dan sekitarnya ini mengetahui akan kelakuan para pejabat yang diduga sebagai tikus kantor, karena disinyalir telah memakan uang proyek disalah satu pengerjaan pembangunan wilayah yang mana hanya demi keuntungan pribadi semata.
“Hatur nuhun kang Koesmayadi, tah eta maksudnya ini mah keluhan para pelaksana yang dituangkan di FB biar warga terang mengetahui kelakuan para tikus,” ucap Abah dengan bahasa sundanya itu.
Menurutnya, harus ada dukungan dari masyarakat untuk aparat agar berani bergerak. Dikarenakan, hanya aktivis yang mampu (Getol,red) untuk bergerak dengan memberikan informasi kepada aparat penegak hukum.
“Jadi alangkah baiknya dari segala penjuru kita bergerak, termasuk medsos ini adalah sarana yang penting. Karena kita tidak menyebut nama kalau opini sah-sah saja, ini adalah hukum sosial yang harus kita bangun agar mereka bisa melek mata dan mendengar keluh kesah masyarakat. Karena bukan mudah mereka untuk ditemui,” tegasnya.
Bahkan, adapula pemilik akun Idris Supriyadi Tena menyarankan agar kasus itu dapat dilaporkan ke penegak hukum di negeri ini.
“Laporkan tikusnya kalau datanya otentik, kalau dimedsos cuma ramenya doang, tdk akan diproses secara hukum,” tulisnya.
Terpisah, menyikapi itu Direktur Bogor Anti Corruption and Organisation (BACO), Rahmatulla menegaskan apabila keberadaan informasi itu benar yang dituliskan oleh salah satu Balon Bupati Bogor, dirinya meminta serta menyarankan agar pihak penegak hukum di negeri ini dapat mengusut tuntas dugaan tersebut, guna mencari kepastian yang pasti sesuai yang dituliskan oleh Abah Heri Ortega diakun medsos-nya hasil dari salah satu keluhan pemenang proyek pembangunan di wilayah Bogor ini.
“Usut tuntas oknum pejabat teras itu jika benar informasinya, karena jika benar setiap proyek di Bogor hanya dikerjakan 33 persen saja, maka itu jelas-jelas terindikasi adanya dugaan Mark-Up. Dan pastinya sangat merugikan uang milik rakyat, jangan dibiarkan saja oleh penegak hukum yang berwenang apabila sudah mengetahui informasi ini. Karena kedepan saya mengkhawatirkan kalau setiap proyek pembangunan nantinya akan dilaksanakan tidak sesuai besteknya,” tukas Along sapaan akrabnya yang juga merupakan Dewan Penasehat Forum Mahasiswa Bogor itu. (Srl)
Editor: Sahrul