Bogor RayaHomeNewsPendidikan

Sejumlah Guru Korban Pemecetan Sepihak Kepsek SDS Mitra Tajur Halang Kembali Datangi PGRI

Pendidikan, Bogorupdate.com
Guna mempertanyakan hasil pendampingan organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bogor yakni Amsohi, sejumlah guru yang dipecat sepihak oleh oknum kepala sekolah (kepsek) Sekolah Dasar Swasta (SDS) Mitra Tajur Halang, Kecamatan Tajur Halang, Kabupaten Bogor, kembali mendatangi markas organisasi guru di jalan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor, Rabu (20/01/21).

Menurut salah seorang perwakilan guru, Esa Tarigan mengatakan, kedatangan dirinya dengan sejumlah guru yang menjadi korban pemecatan sepihak oknum kepsek ke gedung PGRI Kabupaten Bogor untuk menanyakan hasil kunjungan ketua organisasi guru tersebut yang diketahui telah mendatangi yayasan SDS Mitra Tajur Halang.

“Kami kesini tujuannya untuk menyelesaikan persoalan, sebagai upaya guru yang dipecat sepihak oleh oknum kepsek SDS Mitra Tajur Halang supaya bisa mengajar lagi di sekolahan tersebut,” kata Esa kepada Bogorupdate.com.

Ia menegaskan, adanya bantahan dari oknum kepsek SDS Mitra Tajur Halang yang menyebut bahwa dirinya yang juga berstatus guru di sekolah tersebut mempunyai niat untuk mengambil alih yayasan tersebut, Esa mengaku bahwa hal itu merupakan kabar bohong.

“Tidak pernah ada benak sedikit pun dalam hati saya untuk ngomongin ataupun mengambil alih yayasan itu dari oknum kepsek SDS Mitra Tajur Halang yang telah melakukan pemecatan sepihak yaitu bernama Osias,” jelasnya.

Menurutnya, keinginan dirinya dan sejumlah guru yang terkena pemecatan sepihak ini hanya menginginkan ke transparanan dalam penggunaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) maupun dana bantuan dari pihak manapun.

“Masa hanya karena menanyakan penggunaan dana BOS oleh oknum kepsek tersebut, lantas sejumlah guru langsung dipecat begitu saja tanpa adanya pesangon,” tegasnya.

Lebih lanjut Esa memaparkan, apabila didalam sebuah organisasi maupun lembaga jika management nya di atur dengan baik dan secara transparan, maka akan maju dan lebih baik lagi dari sebelumnya.

“Yang saya mau cuma transparan saja penggunaan anggaran BOS maupun bantuan dana dari pihak manapun. Kalau dikelola dengan baik management nya tentu guru dan sekolahnya pasti maju, itu yang saya mau,” tuturnya.

Sementara itu, ketua PGRI Kabupaten Bogor, Amsohi mengungkapkan, untuk sejumlah guru yang telah datang dua kali ke markasnya itu, hanya bermaksud menginginkan agar diakui keberadaannya oleh yayasan ditempatnya mengajar dulu.

“Kalau saya si setuju, karena bagaimanapun mereka semua berniat baik untuk mendidik anak-anak bangsa,” akunya.

Pria yang merupakan pensiunan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor itu berjanji, dirinya selaku ketua PGRI Bumi Tegar Beriman akan berupaya untuk sejumlah guru ini dapat kembali mengajar di Yayasan tersebut.

“Insya Allah kita akan berupaya agar mereka kembali ke sekolah untuk mengajar anak-anak didik di sekolahan tersebut,” pungkasnya.

Pada pemberitaan sebelumnya, Guna menindak lanjuti serta mengusut tuntas terkait adanya dugaan penyelewengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disinyalir dilakukan oknum kepala sekolah (Kepsek) Sekolah Dasar Swasta (SDS) Mitra Tajur Halang, Kabupaten Bogor, sekelompok guru yang juga menjadi korban pemecatan sepihak, bakal mendatangi markas Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kabupaten Bogor pada Selasa (01/12) mendatang.

Melalui perwakilan sekelompok mantan guru SDS Mitra Tajur Halang, Esa Tarigan menyebut, demi meminta keadilan dan mengungkap seluruh kebobrokan kinerja oknum kepsek SDS Mitra Tajur Halang, pihaknya akan mendatangi kantor pengurus PGRI Kabupaten Bogor yang berlokasi di Kelurahan Tanah Baru, Bogor Utara, Kota Bogor.

“Kita akan datang ke kantor pengurus PGRI Kabupaten Bogor itu dengan tujuan mencari keadilan terkait pemecatan sepihak yang dilakukan oknum kepsek SDS Mitra terhadap sejumlah gurunya,” kata Esa kepada wartawan, Jumat (27/12/10).

Ia mengatakan, kedatangan itu juga bertujuan untuk memohon pendampingan dalam dugaan kasus perseteruan antara oknum kepsek dengan sekelompok mantan guru SDS Mitra Tajur Halang.

“Kami ingin mencari keadilan dan mengungkap kasus dugaan penyelewengan dana BOS yang diduga dilakukan oknum Kepsek tersebut,” tegasnya.

 

 

 

 

 

 

(Rul/Bing)

Exit mobile version