Bogor RayaHomeNewsPendidikan

Sambut Harganas, IPB University Kenalkan Konsep Pembangunan Rumah Ramah Keluarga

Kampus IPB University. (Dok. IPB)

Pendidikan, BogorUpdate.com – Keluarga sebagai fondasi pembentukan karakter bangsa kini menghadapi tantangan serius. Mulai dari kemiskinan struktural, perceraian, pola asuh lemah, hingga pergeseran nilai akibat arus budaya luar yang mengancam kualitas sumber daya manusia (SDM) dan masa depan Indonesia.

Menyambut Hari Keluarga Nasional (Harganas) pada 29 Juni, IPB University turut berupaya memberikan ruang dialog strategis terkait isu ini. Dalam acara The 52nd Strategic Talks, IPB University mengenalkan konsep Pembangunan Rumah Keluarga (PRK).

Prof Euis Sunarti, seorang Guru Besar Ketahanan dan Pemberdayaan Keluarga IPB University menjelaskan, berbasis dari 30 tahun perjalanan akademik, konsep PRK menekankan pentingnya menempatkan keluarga sebagai titik sentral dalam setiap kebijakan pembangunan nasional, dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan.

“PRK tidak hanya mengedepankan ketahanan keluarga, tetapi juga memperkuat sinergi antara wilayah, pekerjaan, dan lingkungan sosial yang mendukung kesejahteraan dan kualitas hidup keluarga Indonesia,” jelasnya melansir laman IPB, Sabtu (28/6/25).

Demi mewujudkan Indonesia Emas 2045 yang berdaya saing dan berperadaban, Prof Euis mendorong transformasi kebijakan yang menjadikan keluarga sebagai subjek dan objek pembangunan.

“Kita perlu menjadikan keluarga sebagai basis kebijakan dan program pembangunan nasional,” pungkasnya.

Di lain sisi, agar keluarga miskin bisa naik kelas sosial, Dr Ivanovich Agusta, dosen Fakultas Ekologi Manusia IPB University memaparkan sejumlah strategi. Pakar bidang sosiologi, pembangunan desa, dan pengembangan masyarakat ini menekankan perlunya reformasi pendekatan penanggulangan kemiskinan.

“Penanggulangan kemiskinan perlu diubah dari sekadar bantuan jangka pendek menjadi proses pemberdayaan berkelanjutan,” tegasnya.

Untuk itu, lanjut dia, perlu adanya pemutakhiran data berbasis keluarga, pengukuran kemiskinan yang lebih holistik, serta pelokalan target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) melalui kebijakan yang berpihak pada keluarga miskin.

“Strateginya dua tahap, yaitu memenuhi kebutuhan dasar dan membekali keluarga dengan keterampilan serta akses pasar. Ini kunci bagi mobilitas sosial vertikal keluarga miskin agar keluar dari jerat kemiskinan secara bermartabat,” urainya.

Sebagai kesimpulan, Dr Yulina Eva Riany, Kepala Pusat Kajian Gender dan Anak IPB University, menegaskan pentingnya ide PRK ini sebagai agenda kolektif.

“Kita semua perlu menggencarkan ide ini agar pemerintah memiliki political will yang kuat dalam menjadikan keluarga sebagai unit pembangunan dan basis kebijakan nasional,” bebernya.

Exit mobile version