Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNews

Ratusan Kades Study Tiru ke Bali, Ketua Apdesi Kabupaten Bogor: Belajar Pengembangan Sektor Pariwisata

×

Ratusan Kades Study Tiru ke Bali, Ketua Apdesi Kabupaten Bogor: Belajar Pengembangan Sektor Pariwisata

Sebarkan artikel ini
Ketua DPC Apdesi Kabupaten Bogor, H Abdul Azis Anwar. (Ist)

Cibinong, BogorUpdate.com, H membeberkan tujuan kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) atau Study Tiru yang diikuti oleh 353 kepala desa (Kades) se-Kabupaten Bogor ke Pulau Bali.

Abdul Azis Anwar menjelaskan, jika Bali menjadi tujuan Bimtek itu salahsatunya adalah untuk mencontek pengelolaan wisata yang selalu diminati wisatawan baik dalam negeri dan mancanegara.

“Kenapa bali yang dipilih, karena kita bisa belajar wisatanya. Kita perlu merintis dan mengembangkan wisata di desa kita masing-masing. Wisata alam (gunung, bukit, lembah, sungai, setu, dll), wisata kuliner, wisata olahraga, dan ide-ide wisata lainnya,” jelas Abdul Azis kepada wartawan, Rabu (4/12/24).

Selain pengembangan wisata, kata Azis, Kades juga bisa menirukan tatacara menyambut wisatawan agar bisa kembali berkunjung ke tempat wisata yang ada di Kabupaten Bogor.

Apalagi, jelas Azis, Kabupaten Bogor sendiri memiliki banyak tempat wisata yang sangat memikat daya tarik. Selain di Puncak, kata dia, potensi wisata di Kabupaten Bogor ini tersebar di beberapa wilayah, seperti di Bogor Timur, Bogor Barat dan Bogor Selatan.

“Kita juga bisa belajar budaya dan tatakrama masyarakat Bali. Bagaimana mereka menyambut tamu, berbicara, bersikap, dan berkreasi yang menarik minat orang luar datang bahkan kembali datang,” katanya.

Kades Cimanggis, Kecamatan Bojonggede itu juga mengaku kagum dengan Pemerintah Daerah dan Provinsi di Pulau Dewata itu terkait pengelolaan keuangan daerah dan pembagian hasil untuk desa yang memiliki tempat wisata.

Dengan pembagian yang adil itu, tutur dia, membuat wisata yang ada di masing-masing desa bisa berkembang.

“Kita juga bisa belajar bagaimana Pemda dan Pemprov di Bali bisa memberikan dana bagi hasil ke desa dengan adil, cepat, mudah, dan memotivasi untuk kesejahteraan warganya. Warga ditanggung jaminan kesehatannya, kematiannya, pendidikan dan kelahirannya,” tuturnya.

Dia juga mengaku, kades diberi pemberlajaran bagaimana menata kondisi lingkungan agar selalu bersih dan rapih, tertata dengan baik dan menjadi tempat singgah yang nyaman.

“Selain itu juga, bisa mengamati bagaimana kemampuan bahasa asing warga, penjaga warung, pengemudi ojol, pemandu wisata, penyewa selancar, tukang pijit urut, dan kebanyakan anak muda lainnya,” bebernya.

Dia berharap perjalanan pembelajaran ke Bali ini penuh manfaat dan membawa hasil yang berpengaruh buat warga dan lingkungan desa masing-masing.

Membentuk dan mengembangkan desa wisata, meningkatkan kemampuan diri, dan membuka peluang-peluang usaha kreatif untuk lulusan sekolah yang belum bekerja.

Kades juga sesekali perlu membuka wawasan nusantara, kepulauan dan kebangsaan kita yang luas diluar desa.

“Jangan hanya terbatas di lingkungan desa, kecamatan dan kabupaten kita. Bahkan kalau perlu kita belajar ke desa terbaik sedunia yang ada di Cina. Ternyata pesan mulia belajarlah hingga ke negri cina juga berlaku utk belajar desa ke cina,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *