HomeLifestyleNasionalNews

PP GMKI Rayakan Dies Natalis Ke-73, Ini Pesan Khusus Pdt Audy Wuisang

Lifestyle, BogorUpdate.com – Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI) merayakan Dies Natalis yang ke-73 Tahun di Student Center PP GMKI, Salemba Raya 10, pada Kamis (9/2/23).

Pada kegiatan tersebut diawali dengan ibadah refleksi yang khotbahnya disampaikan oleh Pdt Audy Wuisang, STh, M Si.

Pdt Audy Wuisang menyampaikan bahwa GMKI harus melahirkan pemimpin spiritualitas. “Karena GMKI semakin besar dengan keberadaannya dan telah memiliki ratusan cabang dibanding saat dirinya dulu masih lima puluhan cabang,” ucap Pdt Audy Wuisang.

Dengan keadaan dan dinamika yang ada, Pdt Audy sapaan akrabnya itu menuturkan bahwa kita tidak sedang terpuruk melainkan sedang terantuk. Jangan sampai ini terus berlanjut, karena akan berpengaruh ke kita semua dan ingat perkataan Yoel yaitu saat mengoyakkan jubah dan harus bertobat agar GMKI tidak tinggal nama hanya karena masalah.

“GMKI harus melahirkan pemimpin spitualitas, karena GMKI semakin besar dengan keberadaannya yang kita ketahui telah memiliki ratusan cabang lebih dibanding era saya dulu masih lima puluhan cabang. Dengan dinamika yang terjadi, kita bukan terpuruk hanya terantuk. Tapi jangan sampai hal ini berlarut, dan keterantukan itu menjadi bencana bagi kita semua,” ucapnya.

“Jangan biarkan ini terus berlanjut. Ingat perkataan Yoel, yaitu harus mengoyakkan jubah dan bertobat agar GMKI tidak tinggal nama saja hanya karena masalah. Mengoyakkan jubah berarti mengoyakkan hati dan kita,” sambungnya.

Kegiatan dilanjutkan dengan ungkapan selayang pandang yang dibawakan Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan, Sarina Yuniwati Simamora.

Selayang Pandang 73 Tahun Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia mengangkat judul “Dalam Kesatuan Kita Akan Terbang Taklukan Setiap Tantangan & Menjadi Pemenang”.

Mewakili PP GMKI, Sarina mengingatkan agar saat ini semua kader harus merefleksikan kembali gerakan dalam 73 tahun ini dengan melihat sejarah masa lalu, bagaimana GMKI tetap konsisten sebagai rumah, sekolah dan rahim kaderasi bagi mahasiswa kristen.
Dengan motto Ut Omnes Unum Sint yang telah berulang kali diuji dan terbukti mampu melewati setiap masalah dan dinamika yang ada baik didalam internal maupun eksternal.

Apalagi diketahui bersama dengan keadaan saat ini yang seolah terpecah-pecah. Ut Omnes Unum Sint justru harus hadir dan terpatri dalam hati setiap kader karena Ut Omnes Unum Sint adalah doa Tuhan Yesus karena kemungkinan perpecahan itu sangat besar didalam tubuh kader mengingat setiap dari kita memiliki latar belakang dan pemikiran yang berbeda-beda.

“Pada momentum 73 tahun ini kita harus merefleksikan perjalanan historis GMKI, bagaimana GMKI tetap konsisten menjadi rumah, sekolah dan rahim kaderisasi bagi mahasiswa Kristen,” ucap Sarina

Kemudian, “GMKI dengan motto Ut Omnes Unum Sint, berulang kali diuji dan telah terbukti mampu melewati setiap masalah dan dinamika yang ada baik didalam dan diluar. Apalagi dengan keadaan kita saat ini yang seolah terpecah belah. Ut omnes unum sint harus hadir dan terpatri dalam hidup kader GMKI. Ut omnes unum sint bukan berarti tidak ada kemungkinan terpecah, justru kemungkinan itu sangat besar karena kita berbeda latar belakang dan pemikiran. Maka justru karena hal itulah Ut Omnes Unum harus ada bukan hanya karena ada persatuan, melainkan karena perbedaan dan kemungkinan perpecahanlah Ut Omnes Unum Sint harus menjadi nyata”.

Dalam selayang pandang yang disampaikan itu ditutup dengan membacakan pidato Johannes Leimena 73 tahun yang lalu saat CSV dan PMKI melebur satu menjadi GMKI pada 9 Februari 1950. Kegiatan ditutup dengan pemotongan nasi tumpeng yang dibagikan ke para senior dan sambutan hangat senior Pdt Nus M Liur, MTh.

Exit mobile version