Presiden Jokowi membahas tanaman umbi hasil panen porang yang berpotensi menjadi komoditas ekspor andalan, jenis umbi-umbian yang kaya akan nilai tambah. /Instagram/@Jokowi.
Artikel, BogorUpdate.com – Belum lama ini Presiden Joko Widodo melalui unggahan di laman Instagramnya menyampaikan bahwa tanaman porang akan menjadi komoditas ekspor andalan Indonesia. Jokowi mengatakan, porang bakal menjadi tanaman pangan yang menjanjikan di masa depan, dan bisa menjadi pengganti beras. Serta dapat memberikan nilai tambah yang baik dimana tidak hanya bagi perusahaan pengolahan porang tetapi juga kepada para petani tanaman porang.
Jokowi menambahkan bahwa porang ini akan menjadi makanan masa depan karena low calory, low carbo, dan juga rendah kadar gula bahkan bebas kadar gula, sehingga bisa dimanfaatkan untuk menggantikan konsumsi pangan beras yang lebih sehat karena kadar gulanya yang sangat rendah. Mengingat berbagai keunggulan porang tersebut dan melihat peluang pasar untuk tanaman porang masih terbuka lebar, Jokowi berharap agar Menteri Pertanian betul-betul serius dalam menggarap komoditas baru ini.
Asal usul Porang
Porang merupakan salah satu dari spesies Amorphopallus. Di Jepang popular dengan sebutan Amorphopallus konjac sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan Amorphopallus oncophillus. Porang salah satu jenis tanaman iles-iles yang tumbuh di dalam hutan. Mengutip buku “Porang dan Pemanfaatannya” (2013) oleh Moh. Syaifudin terbitan Parist Kudus, porang merupakan jenis umbi-umbian yang termasuk sumber karbohidrat.
Di Indonesia, porang memiliki beberapa nama daerah. Orang Sunda mengenal porang dengan nama sebutan acung atau acuan oray, sementara di Nganjuk, Jawa Timur, porang dikenal dengan nama sebutan kajrong. Porang merupakan famili Araceae yang merupakan tumbuhan semak (herba) yang berumbi di dalam tanah, dan menghasilkan karbohidrat.
Tanaman porang tumbuh berupa semak dengan tinggi 100-150 cm, berbatang halus,tangkai dan daunnya berwana hijau hingga hijau tua bergaris-garis dengan bercak putih. Tanaman porang merupakan tanaman lorong di antara tanaman tahunan sehingga lebih menyukai lingkungan dengan tingkat naungan tinggi dan kelembapan cukup.
Potensi Porang di Indonesia
Porang menjadi salah satu komoditas ekspor yang saat ini sedang dikembangkan oleh petani secara mandiri dan dukungan dari pemerintah. Budidaya tanaman porang hampir merata di seluruh wilayah Indonesia. Porang memiliki tiga jenis tingkatan harga yaitu harga untuk porang yang masih berupa umbi segar, porang yang sudah diolah menjadi kripik atau disebut chip dan porang yang sudah diolah menjadi tepung Glukomanan dan siap untuk diekspor.
Beberapa tahun terakhir, tanaman porang merupakan komodtas ekspor yang sangat menguntungkan. Berdasarkan data Indonesia Quarantine Full Automation System (IQFAST) atau Badan Karantina Pertanian (Barantan), mengemukakan semester pertama 2021, ekspor porang Indonesia mencapai angka 14,8 ribu ton, di mana angka ini melampaui jumlah ekspor semester pertama pada 2019 dengan jumlah 5,7 ribu ton, kenaikan ini menunjukkan aktivitas ekspor sebanyak 160 persen.
Nilai ekspor porang meningkat hingga 160 persen pada semester awal tahun ini (2021) terutama ditujukan untuk negara-negara seperti Cina, Vietnam, hingga Jepang. Selain negara kawasan Asia, Eropa juga menjadi salah satu kawasan tujuan ekspor porang. Biasanya porang diekspor dalam bentuk chip atau produk setengah jadi yang kemudian di negara tujuan akan diolah menjadi bahan dasar pangan, tekstil, kosmetik hingga industri farmasi serta industri kaca.
Meski disebut sebagai komoditas pertanian unggulan, porang belum begitu terkenal dibandingkan beberapa sumber karbohidrat lainnya, seperti, beras, kentang, dan jagung. Hal ini lantaran belum banyak petani porang saat ini di Indonesia. Umbi porang masih banyak berasal dari hutan dan tidak dibudidayakan. Adapun beberapa sentra pengolahan tepung porang di Indonesia saat ini, di beberapa daerah seperti Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung, Maros, Tapanuli, dan Pandangsidimpuan.
Salah satu balai karantina tepatnya di Belawan mencatat, ekspor porang asal Provinsi Sumatera Utara sepanjang tahun 2020 mencapai 861 ton dengan nilai Rp 19,1 Miliar, dengan harga porang bisa mencapai Rp. 2.500 untuk satu umbi dengan berat 4 kilogram dengan luas lahan 1 hektare bisa ditanam sebanyak 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/hektare. Diketahui bahwa saat ini lahan yang ditanami potang di seluruh Indonesia sudah mencapai 20.000 hektare.
Adapun demikian, melalui laman Instagramnya Jokowi juga meminta kepada Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bahwa tanaman porang ini dapat di ekspor tidak dalam bentuk mentah dan setengah jadi saja, melainkan sudah dalam bentuk beras porang yang tentunya penuh manfaat baik dan dapat mendatangkan devisa besar bagi negara jika sudah diolah sebelum di ekspor.
Beragam Manfaat dan Nutrisi Porang
Tanaman porang sudah lama dimanfaatkan sebagai bahan pangan penghasil karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, dan serat pangan, yang diekspor sebagai bahan baku industri. Karbohidrat merupakan komponen penting pada umbi porang yang terdiri atas pati, glukomannan, serat kasar dan gula reduksi. Tanaman porang juga merupakan obat yang baik untuk pasien yang menderita wasir, asma, disentri dan sakit perut (Saleh et al., 2015).
Mengingat porang merupakan komoditas ekspor yang saat ini sangat potensial dikembangkan, karena umbi porang mengandung glukomanan yang memiliki nilai ekonomis tinggi oleh karena itu porang dimanfaatkan sebagai bahan baku berbagai macam industri. Pada industri kosmetik olahan porang ini digunakan dalam pembuatan pembersih wajah, masker wajah, dan bahan pengisi.
Pada industri kimia, porang juga dapat digunakan untuk bahan pelapis (coating), perekat, dan pembuatan kertas. Serta di Amerika porang juga dimanfaatkan sebagai bahan pembuat tablet obat. Selain berguna sebagai bahan baku industri, tanaman porang juga memiliki sejumlah manfaat untuk kesehatan. Seperti menurunkan kolesterol karena komponen glukomanan pada porang bisa mengurangi kolesterol, dan memberikan rasa kenyang lebih lama daripada sumber pangan lain.
Selain itu porang juga baik untuk diet karena tiap 100 gram porang hanya mengandung 3 kalori, sehingga mengonsumsi porang tidak akan merusak program penurunan berat badan, dan aman dikonsumsi untuk penderita diabetes karena porang biasanya diolah menjadi tepung rendah kalori dan aman dikonsumsi baik saat diet atau untuk penderita diabetes karena rendah indeks glikemik.
Serta umbi porang ini baik untuk pencernaan dan daya tahan tubuh, mengingat porang kaya akan serat sehingga baik untuk pencernaan dan daya tahan tubuh. Masalah pencernaan pun bisa dicegah seperti kostipasi hingga kanker usus besar.
Cara Menarik dalam Mengonsumsi Umbi Porang
Mengingat porang merupakan tanaman yang mengandung glukomanan yang dapat dikembangkan menjadi berbagai bahan pangan rendah kalori dan mengandung mineral, protein, vitamn dan serat pangan. Akan tetapi, porang tidak dapat dikonsumsi langsung atau hanya di rebus seperti umbi-umbian lain. Oleh karena itu, biasanya porang diolah lebih dahulu menjadi tepung porang atau daging nabati porang.
Apabila diolah menjadi tepung porang, maka selanjutnya akan menghasilkan berbagai macam jenis makanan misalnya mie shrataki dan beras shirataki yang keduanya cocok dikonsumsi untuk diet karena sumber karbohirat yang rendah kalori. Dari tepung porang, selanjutnya dapat diolah juga menjadi beragam kue seperti putu mayang, kastangel, kue lapis, dan lainnya.
Porang juga bisa diolah menjadi jeli atau konyaku karena teksturnya yang bisa membuat kenyal. Adapun selain untuk menjadi bahan utama makanan, porang juga bisa dijadikan bahan tambahan campuran makanan, seperti untuk jeli, permen lunak, yogurt, selai, puding, dan eskrim karena porang juga mengandung gelatin.
Oleh : Ameilia Putri
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email: Ameiliaputri_21@mhs.uinjkt.ac.id
No. Telepon: 6283875220922