Ilustrasi kursi Bupati Bogor. (Ist)
Cibinong, BogorUpdate.com – Politikus muda asal Kabupaten Bogor memprediksi akan ada 4 pasangan calon bupati pada Pemilihan Bupati (Pilbup) Bogor di Pilkada November 2024, mendatang.
“Analisa saya sebagai Politikus muda untuk Calon Kepala Daerah, kemungkinan besar akan mengerucut kepada empat pasangan bakal calon bupati dan wakil bupati Bogor,” kata politikus muda Kabupaten Bogor yang enggan disebutkan namanya itu, Senin (24/6/24).
Pasangan yang pertama, kata dia, berasal dari Partai Gerindra. Diketahui Gerindra sendiri meraih 12 kursi pada Pileg 2024 kemarin.
Dengan begitu, partai besutan Prabowo Subianto itu sudah memenuhi persyaratan 20 persen dari total kursi yang ada di DPRD Kabupaten Bogor.
Artinya, Gerindra sudah bisa mengusung pasangan calon bupati dan wakil bupati tanpa harus berkoalisi dengan partai lain.
Sementara, untuk Rekomendasi dari Partai Gerinda, diprediksi akan diberikan kepada Rudy Susmanto yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bogor.
“Empat pasangan itu yang pertama menurut analisa saya, Rekomendasi Gerindra akan turun kepada Putra Mahkota Presiden terpilih 2024 Prabowo Subianto di Kabupaten Bogor yaitu Ketua DPRD Kabupaten Bogor Rudy Susmanto,” ujarnya.
“Kita sama-sama ketahui, Gerindra itu tanpa koalisi dia bisa mencalonkan atau berlayar sendiri pada Pilbup Bogor 2024. Maka hal itu akan membuat leluasa kepada Rudy Susmanto untuk memilih wakilnya,” tambahnya.
Dengan melihat peta politik yang saat ini terjadi di Kabupaten Bogor, dia memprediksi jika Rudy Susmanto akan memilih berpasangan dengan Wawan Hikal Kurdi atau Wanhay.
Sekalipun Wanhay yang saat ini menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Bogor dan sudah menyatakan atau memberikan surat penugasan kepada Ade Ruhandi atau Jaro Ade sebagai Bakal Calon Bupati (Bacabup), namun nama Wanhay terbilang sangat pantas berpasangan dengan Rudy Susmanto.
Apalagi, petinggi kedua partai tersebut merupakan koalisi pada Pemilu 2024 kemarin dengan nama Koalisi Indonesia Maju (KIM).
Bisa saja, karena kemenangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka pada Pilpres kemarin, Gerindra berbalas budi dengan memberikan rekomendasi kepada Wanhay untuk berpasangan dengan Rudy Susmanto.
Apalagi, dilihat dari kedekatan antara Rudy dan Wanhay, sudah Romantis sejak mereka menjabat sebagai petinggi di DPRD Kabupaten Bogor.
Bahkan saat ini mereka berdua meraih suara terbanyak pada Pileg kemarin. Dengan begitu, maka untuk menguatkan Rudy pada Pilkada 2024 nanti, Wanhay dinilai sangat pantas dijadikan wakilnya.
Kemudian yang kedua Jaro Ade akan berpasangan dengan Iwan Setiawan. Alasannya karena akan mengangkat elektabilitas mereka berdua.
Iwan Setiawan sudah kita ketahui pernah menjabat Plt Bupati Bogor dan menjadi Bupati Definitif di akhir masa jabatan, paling tidak sudah memiliki massa. Iwan pun saat ini menjabat sebagai Ketua DPC partai Gerindra Kabupaten Bogor.
Maka ketika rekomendasi turun kepada Rudy Susmanto, secara otomatis untuk menyelamatkan marwah Iwan sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Bogor, pasti akan memaksakan untuk mencalonkan diri menjadi Bupati Atau pun wakil bupati Bogor demi menyelamatkan Harga diri politik sang incumbent.
“Hal itu akan sangat menarik ketika pasangan kedua ini terwujud yakni Jaro Ade dan Iwan Setiawan. Kemungkinan kedua pasangan ini akan diusung dari partai Golkar, Nasdem dan PAN,” jelasnya.
Pasangan ketiga juga sangat menarik, apabila sang juara pilkada 3 kali berturut-turut yaitu PPP, kembali memunculkan jagoannya untuk maju kembali menjadi Kepala Daerah, yaitu Elly Rachmat Yasin yang sangat memungkinkan untuk menjadi Bupati dan Wakil Bupati.
“Menurut saya Bu Elly akan berpasangan dengan Mas Nungki. Maka dengan begitu mereka akan sangat kuat untuk menyaingi kedua pasangan calon diatas,” bebernya.
Sama-sama diketahui, bahwa Nungki ini merupakan putra mahkota dari mantan Bupati Bogor Agus Utara Effendi. Dia juga memiliki darah kental di partai Golkar dan memiliki hubungan baik dengan beberapa partai politik di Kabupaten Bogor, salah satunya Partai Demokrat.
“Saya meyakini, pasangan ketiga ini akan diusung oleh Partai PPP, Demokrat dan PDIP. Karena pada Pilbup 2018 Mas Nungki diusung oleh PDIP. Kemungkinan PDIP akan mengusung kembali Mas Nungki,” ujarnya lagi.
Yang tidak kalah menarik adalah pasangan keempat yakni Sulhajji Jompa berpasangan dengan Rike Iskandar atau Akew.
Kuda hitam keempat ini tidak bisa dianggap remeh juga ketika mereka berlayar, karena sama-sama memiliki basis sendiri.
Diketahui, Sulhajji punya hubungan baik dengan PKS. Berkaca pada 2018, PKS mendukung Jaro Ade dan Sulhajji yang membuat sebuah relawan yang mendukung Jaro Ade paling depan secara habis-habisan yaitu Sahaja atau Sahabat Jaro Ade.
Sulhajji juga bisa mengambil simpatisan Sahaja dan Golkar karena dia juga merupakan Kader Golkar.
Kemudian Akew yang disandingkan sebagai calon wakilnya merupakan kader PPP dan memiliki basis sendiri.
Ini akan sangat menarik ketika keempat pasangan ini benar-benar terjadi.
“Menurut analisa saya, untuk partai yang akan mengusung Sulhajji dan Akew, karena mereka berdua memiliki finansial yang bagus dan untuk mendapatkan rekomendasi dari partai yang cukup besar costnya dan harga per kursi untuk maju di Pilbup Bogor cukup besar. Mereka berdua diyakini mampu untuk membeli kursi tersebut,” ungkapnya.
Partai yang akan diambil adalah PKS dan PKB, karena kita ketahui mereka berdua punya kedekatan dengan kedua partai tersebut.
Salah satunya adalah Akew. Dia memiliki kedekatan dengan partai PKB karena pada 2018 sebagai koalisi PPP dan ada salah satu pengurus KORMI yang merupakan anggota desk pilkada PKB.
Bahkan Akew sendiri sudah memasang banner dengan logo PKB.
Maka dari itu, ketika keempat pasangan ini terjadi diantaranya Rudy Susmanto-Wanhay, Jaro Ade-Iwan Setiawan, Nungki-Elly dan Sulhajji-Akew, akan sangat menarik.
Alasannya adalah akan tercipta demokrasi sesungguhnya untuk masyarakat Kabupaten Bogor pada Pilbup nanti.
Karena 4 pasangan ini punya warna masing-masing dari Partai-partai besar di Kabupaten Bogor dan warga pun punya banyak pilihan sesuai dengan keinginan warga, bukan sesuai keinginan elit politik Kabupaten Bogor bahkan Nasional.
“Karena sama-sama kita ketahui Kabupaten Bogor terlalu indah sehingga dugaan pengaturan atau campur politik pusat (Nasional) amat sangat kental dalam perpolitikan sampai ke pemerintahan di Kabupaten Bogor,” tegasnya.
Dengan demikian jegal-menjegal demi kepentingan politik sesaat ketika sudah terpilih nanti tidak akan terjadi kembali.
Oleh karena itu, masyarakat bisa merasakan dipimpin yang utuh oleh Bupati dan Wakil Bupati selama 5 tahun dan bisa merasakan kebijakan atau pun janji politik dengan maksimal.
“Namun, hal ini bisa terwujud apabila analisa saya ini didukung oleh semua elemen masyarakat yaitu aktivis, tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan tokoh agama mendorong untuk menggaungkan prediksi ini kepada elite pimpinan partai politik di Kabupaten Bogor agar dapat terwujud, demi kebaikan dan kemajuan kedepan dalam menyambut bonus demografi dan Indonesia Emas 2045,” tandasnya. (Jis)