Scroll untuk baca artikel
HomeLifestyleNews

Pengembangan dan Implementasi Smart Farming di Indonesia

×

Pengembangan dan Implementasi Smart Farming di Indonesia

Sebarkan artikel ini

Oleh : Khairul Bintang Renaldi
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Email : khairul.bintang21@mhs.uinjkt.ac.id
No HP : +6281317079005

Lifestyle, BogorUpdate.com – Indonesia merupakan negara agraris yg memiliki banyak sumber daya alam khususnya dalam bidang pertanian. Begitu pesatnya perkembangan terknologi di dunia ini, begitu pula perkembangan teknologi dalam bidang pertanian. Teknologi telah berperan untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha tani komoditas pangan di negaranegara maju dan berkembang termasuk Indonesia. Teknologi pertanian di Indonesia saat ini terus mengalami perkembangan yang jauh lebih baik. Dengan adanya peran teknologi pertanian maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil, serta memudahkan para pengelola sektor pertanian untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal.

Perkembangan industri di Indonesia memasuki babak baru, semua industri berlomba lomba menggunakan teknologi yang menjadi ciri khas revolusi industri. Untuk mempelajari Industri 4.0 atau Smart Farming dengan lebih mudah, kuncinya adalah jaringan berbasis internet. Jaringan internet ini akan terintegrasi atau terhubung dengan mesin atau per angkat, karena menggunakan Internet sebagai penghubung, sehingga pengendalian mesin atau perangkat secara otomatis dapat dilakukan dari jarak jauh.

Smart farming merupakan solusi yang menjadikan usaha tani menjadi lebih mudah, efisien dan menguntungkan serta pengelolaan usaha tani berbasis teknologi dan inovasi dengan rkelanjutan menggunakan alat dan perlengkapan pertanian serta teknologi pertanian digital dalam rangka peningkatan produktivitas, nilai tambah, daya saing dan manfaat secara bertanggung jawab dan cara berkelanjutan.

Tujuan dari penerapan Smart Farming antara lain: (1) Menjaga keberlanjutan pertanian, baik jangka pendek maupun jangka panjang. (2) Beradaptasi dengan perubahan lingkungan eksternal (sikap kerja, perubahan strategi bisnis dan perubahan lai nnya), serta lingkungan eksternal (perubahan pasar, peraturan, undang lain undang), kebijakan pemerintah, teknologi dan lain). (3) Meningkatkan efisiensi produk pertanian agar berdaya saing di pasar ekonomi modern. Upaya tersebut antara lain meningkatkan efisiensi tenaga kerja, memperbaiki sistem dan struktur organisasi, serta menerapkan strategi pertanian cerdas.

Pemerintah sedang mengembangkan kapasitas modernisasi petani. Tantangan yang signifikan dalam penerapan Pertanian 4.0 atau Smart Farming, adala h kapasitas petani untuk berinvestasi dan memodernisasi metode produksi. Mereka sering menghadapi situasi ekonomi yang penuh tekanan dengan kemampuan mereka untuk berinvestasi melalui alat produksi baru dan akses terbatas terhadap keuangan. Terlebih lagi, populasi aktif menua petani dengan jumlah lebih dari 56% di Indonesia. Keterampilan digital tenaga kerja pembelajaran tambahan terbatas dan memerlukan dalam pelatihan untuk mengadopsi teknologi Smart Farming. Kemudian yang menjadi kesulitan dan tantang an adalah akses internet di Indonesia juga masih belum merata di setiap daerah-daerah di Indonesia, ditambah dengan kecepatan rata-rata internet Indonesia masih sangat kurang jika dibandingkan dengan negara lain.

Indonesia sebagai negara agraris harus segera melakukan percepatan dan transformasi inovasi untuk meningkatkan daya tarik pertanian Indonesia kepada generasi muda (milenial/digital) dan memberikan insentif, mendorong dan memberdayakan petani milenial untuk berinovasi meningkatkan produktivitas, nilai tambah dan daya saing petani sehingga Indonesia tidak lagi mengandalkan ekspor produk pertanian sebagai bahan baku tetapi pada produk olahan, inovasi dengan nilai tambah yang tinggi. Artinya keunggulan kompetitif dan inovasi merupakan kekuatan pertanian Indonesia di pasar regional dan global.

Petani milenial yang dimaksud adalah petani yang memiliki karakteristik sebagai berikut: (1) Petani digital atau petani yang paham dan handal menggunakan teknologi digital (2) Kegiatan pertanian yang padat modal dan teknologi atau inovatif, (3) Pengolahan produk (agribisnis) berbasis inovasi untuk meningkatkan daya saing, nilai tambah dan manfaat, dan (4) Pemasaran yang efektif menggunakan teknologi digital.

Negara-negara maju, dengan dukungan sumber daya yang terampil dan teknologi berbasis inovasi, akan semakin mendominasi dan menjadi produsen pangan global serta dapat mendorong atau menggusur produk pertanian dari negara berkembang. Seperti halnya Belanda yang telah berhasil menerapkan Smart Farming di negaranya dan pernah menawarkan kerja sama di bidang teknologi pertanian atau Smart Farming kepada Indonesia.

Jika ingin mengadopsi Smart Farming 4.0 di Indonesia bukan hanya tentang menerapkan teknologi. Namun, kunci dari Smart Farm adalah data pertanian yang terukur dan presisi. Yang dimaksud presisi disini adalah konsep pertanian dengan pendekatan sistem untuk menuju pertanian dengan rendah pemasukan (low-input), efisiensi tinggi, dan pertanian berkelanjutan.

Kemudian muncul pertanyaan seperti, Apa yang dibutuhkan pabrik untuk mencapai hasil produksi yang optimal dan terukur? Apa yang harus petani lakukan untuk itu? Semua pertanyaan ini dapat dijawab dengan menerapkan pendekatan Smart Farming . Misalnya, Agri Drone Sprayer digunakan untuk menyemprotkan pestisida dan pupuk cair dengan lebih presisi, oleh karena itu dapat menghindari penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebih. Tak hanya itu, dibantu dengan penggunaan Drone Surveillance, pemetaan lahan juga bisa dilakukan. Dari hasil pemetaan, petani dapat mengetahui kondisi tanaman di lahannya. Serta adanya Soil and Weather Sensor atau sensor tanah dan cuaca yang dipasang di lahan pertanian juga akan membantu petani memantau kondisi tanaman. Data yang dapat diperoleh dari sensor ini meliputi kelembaban udara dan tanah, suhu, pH tanah, kadar air, hingga perkiraan waktu panen. Terintegrasi dengan aplikasi Android RiTx, petani akan menerima peringatan dini jika terjadi kelainan pada kondisi tanah mereka.

Teknologi yang digunakan pada Smart Farming adalah teknologi seperti big data, machine learning, dan Internet of Things (IoT) untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi di industri pertanian. Aplikasi Internet of things ini dapat sangat visioner karena sensor yang digunakan dapat diandalkan untuk keakuratan data sehingga petani dapat memantau dan mengontrol perangkat dalam pertanian pintar yang dapat membantu hasil panen dan keuntungan hasil panen. Karena alat IoT dan analitik data IoT (“Big Data”) dapat digunakan untuk mengotomatisasi proses, memprediksi skenario, dan meningkatkan banyak operasi, bahkan secara real time. Hal-hal seperti inilah yang seharusnya dimanfaatkan oleh para startup teknologi tanah air yang kebanyakan hanya menjadi distributor barang dan jasa dengan “mengambil alih kekuasaan” didunia digital.

Kemudian hasil implementasi Smart farming di masa depan harus dapat dinilai atau diukur agar berhasil. Pengukuran dapat bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Sebaiknya gunakan kedua metrik tersebut karena mungkin ada hal-hal yang tidak dapat diukur menggunakan indikator kuantitatif saja atau pun sebaliknya. Hasil pengukuran tersebut kemudian dapat diperiksa kembali apakah berlawanan dengan tujuan pembangunan pertanian cerdas masa depan yang telah ditentukan sebelumnya, apakah telah tercapai atau belum seperti yang tertulis diatas

Berdasarkan pembahasan di atas, maka kesimpulan yang dapat diambil dari artikel ini adalah Pembangunan pertanian dengan menerapkan konsep Smart Farming memerlukan pendekatan holistik yang terintegrasi menjadi satu kesatuan (sistem) dengan satu tujuan yaitu aplikasi Smart Farming harus menjadi solusi untuk mengatasi permasalahan pertanian yang berbasis pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal; Menggunakan konsep manajemen perubahan dalam membangun pertanian impian masa depan memberikan pedoman yang sangat jelas untuk fase perubahan sehingga semuanya terdefinisi dengan baik. Hal ini membuat tingkat keberhasilan membangun pertanian impian di masa depan sangat tinggi. Membangun atau mempertahankan pertanian cerdas yang berkelanjutan bukanlah hal yang mudah. Oleh karena itu, diusulkan perlu adanya komitmen yang tinggi kepada masyarakat/petani maupun kota. pejabat pemerintah untuk menjaga sistem tetap berjalan.

Agar Indonesia dapat menerapkan Smart Farming secara efektif dan tepat guna maka yang harus dilakukan oleh Indonesia adalah pengenalan atau sosialisasi lebih giat atau membuat event-event pertanian agar para milenial tertarik dan menoleh terhadap pertanian di Indonesia khususnya pengembangan dan implementasi Smart Farming di Indonesia sehingga dapat menggantikan petani aktif menua yang jumlahnya besar di Indonesia untuk menerapkan Smart Faming di Indonesia yang efektif dan tepat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *