Ilustrasi kopi pait. (Ist)
KOPI PAIT
Oleh : Asep Syahmid
Opini, BogorUpdate.com – Perhelatan Puncak Hari Jadi Bogor (HJB) ke-542 tahun 2024 di Kabupaten Bogor sudah usai pada tanggal 8 Juni 2024 yang dipusatkan di Stadion Pakansari, Kecamatan Cibinong, Kabupaten Bogor.
Stadion Pakansari, Cibinong merupakan salah satu karya monumental H. Rachmat Yasin saat menjadi Bupati Bogor beberapa tahun lalu.
Namun dalam konteks ini, penulis tak akan membahas soal Stadion Pakansari yang saat ini sudah jadi Icon Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor.
Dalam konteks HJB ke HJB tiap tahunnya, Pemkab Bogor memberikan penghargaan yang berlabel “Tegar Beriman Award” yang tahun ini diberikan langsung oleh Asmawa Tosepu selaku Pj Bupati Bogor.
“Tegar Beriman Award” dalam rangka HJB ini diberikan kepada Aparatur Sipil Negara (ASN), pelaku UMKM, Tokoh masyarakat dan masyarakat yang telah berkontribusi aktif terhadap peningkatan pembangunan Kabupaten Bogor.
Konon katanya, pengrhargaan yang diberikan merupakan salah satu bentuk apresiasi pemerintah Kabupaten Bogor terhadap mereka yang telah sinergi dan inovatif untuk bersama-sama membangun Kabupaten Bogor.
Tapi dalam pemberian Tegar Beriman Award pada rangkaian puncak HJB ke-542, tidak ada kategori kepada wartawan atau media yang selama ini berperan aktif dalam mengawal dan menjadi “Mitra” Pemkab Bogor dalam menjalankan pembangunan.
Apakah media tidak Sinergi dan tidak inovatif selama ini? Hingga sama sekali tiap ada HJB di Kabupaten Bogor tak tersentuh sama sekali oleh yang namanya Tegar Beriman Award !!!!!
Seringkali para inohong dari (Birokrat dan Politisi) yang mengatakan bahwa Media dan Wartawan adalah Mitra pemerintah dalam menjalankan program pembangunan.
Tidak adanya Kategori buat wartawan atau media dalam penghargaanTegar Beriman Award HJB ke-542 tingkat Kabupaten Bogor tahun 2024 ini, apakah Panitia HJB dari Pemkab Bogor lupa atau melupakan peran media dan wartawan selama ini????
Atau memang media dan wartawan sudah dilupakan keberadaan dan peranannya oleh Pemkab Bogor ?????
Sengaja penulis “menyeduhkan” Kopi Pait kali ini yang memang masih terasa HJB nya agar Pemkab Bogor, Pj Bupati Bogor dan Panitia HJB Bogor bisa ingat terhadap peran dan Konstribusi media dan wartawan dalam pembangunan di Kabupaten Bogor.
Jangan sampai istilah Media atau Wartawan sebagai “Mitra” dalam semua program Pembangunan hanya jargon semata atau hanya meninabobokan wartawan saja selama ini.
Secara keseluruhan, rangkaian HJB ke-542 berjalan sukses bahkan Pj Bupati Bogor, Asmawa Tosepu sampai betah berlama-lama di Pakansari.
Namun, Asmawa Tosepu dan jajarannya tetap lupa dan tidak membuat kategori untuk media atau wartawan penerima Tegar Beriman Award, 2024.
Asmawa Tosepu harus mencari tahu kenapa tidak ada kategori media atau wartawan penerima penghargaan Tegar Beriman Award tiap ada pelaksanaan HJB di Kabupaten Bogor. Ingat loh, Media punya peran penting dalam kehidupan masyarakat, pembangunan, demokrasi, dan juga bisa
mendukung pencitraan organisasi (Pemerintahan).
Selain itu, media juga punya peranan yang sangat penting sebagai pendukung pencitraan individu seorang yang akan jadi kepala daerah, kepala SKPD, Direksi BUMD ataupun ketua organisasi penerima dana hibah dan bukan penerima dana hibah.
Bahkan, para inohong di Pemkab Bogor juga harus memahami kalau media bisa berperan dalam propaganda positif dan negatif.
Harus dipahami juga dalam sebuah propaganda media atau wartawan bisa jadi “Sutradara” walaupun tak baca naskah, ataupun tidak ada dalam naskah yang menjadi sebuah strategi atau skenario.
Mudah-mudahan setelah membaca Kopi Pait ini, Asmawa Tosepu selaku orang nomor satu di Bumi Tegar Beriman langsung memanggil Ketua Panitia HJB 2024 atau memanggil SKPD terkait.
Sekedar info saja buat Asmawa Tosepu selaku Pj Bupati Bogor, bahwa beberapa tahun lalu Pemkab Bogor secara bergiliran tiap tahun memberangkatkan 2 orang wartawan untuk melaksanakan Ibadah Haji ke Tanah Suci Mekkah.
Itu contoh sinergi positif Pemkab Bogor dan awak media. Semoga ini jadi Catatan Asmawa Tosepu. (**)
Mungkin dalam pandangan pj bupati / pemkab wartawan dan media sdh mendapat apresiasi lebih dari sekadar tegar beriman award.
Bukankah selama ini sdh ada hubungan take ad give / simbiosis mutualisme antara media secara kelembagaan atau wartawannya secara pribadi dengan pejabat -pejabat pemkab.
Pemkab secara rutin mengluarkan anggaran kepada media untuk pembayaran iklan seperti event2 tingkat pemkab bahkan sampai event tingkat kec. Dan desa. Maupun public service announcement (psa) mengenai capaian keberhasilan pembangunan pemkab baik pemb. Fisik infrastruktur atau pun lainnya.
Anggaran juga dikeluarkan untuk berlangganan media cetak yang cukup lumayan, baik untuk media yang sudah seatle atau pun media tempo (tempo2 terbit tempo2 tidak) anggaran ini juga termasuk untuk distribusinya ke berbagai plosok di 40 kec. Yang diberikan kepada “wartawan”.
Hubungan “baik” yang terjalin antara awak media secara pribadi dan pejabat dipemkab dari mulai bupàti dan pejabat dibawahnya pun sudah tetjalin. Namun hubungannya hanya didasari kepentingan pribadi dan material. Dan karena kedekatannya dengan sang pejabat
Si wartawan punya akses menduduki jabatan di bumd dilingkungan pemkab seperti jadi komisaris dll atau Mendapat pekerjaan ini itu dan bahkan jadi jubir bupati dll. Dan sebagai balasannya penyelewengan yang dilakukan sang pejabat aman dari pemberitaan.
Jadi mungkin itulah pertimbagan pemkab tak memberi anugrah tegar beriman award kepada media dan awaknga karna dirasa sudah lebih dari cukup dari hanya sekedar memberi award.