Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNews

Monyet Ekor Panjang Resahkan Warga Desa Tegal Kemang, BPBD dan Damkar Turun Tangan

×

Monyet Ekor Panjang Resahkan Warga Desa Tegal Kemang, BPBD dan Damkar Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

Kemang, BogorUpdate.com – Tim rescue dari Pemadam Kebakaran (Damkar) bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, melakukan penyisiran lokasi monyet ekor panjang yang meresahkan warga Kampung Sasak, , , Sabtu (28/6/25).

“Tadi kita bersama Damkar dibantu Destana dan warga sudah menyisir keberadaan , dari laporan warga ada 7 ekor monyet yang ke pemukiman warga berukuran besar dan berekor panjang,” kata Komandan Regu , Hady kepada wartawan.

Hady menjelaskan, tim hanya menemukan 2 ekor monyet di lokasi karena sulitnya medan yang dipenuhi pepohonan. Sehingga, kawanan monyet dapat mudah melarikan diri.

“Tadi di lapangan baru ditemui 2 ekor dan belum tertangkap, karena rapatnya pohon-pohon besar mengakibatkan monyet itu mudah kabur, ditambah luasnya wilayah pepohonan membuat kami kesulitan, dan untuk sementara belum tertangkap,” jelasnya.

Selain mengusahakan penangkapan, tim juga menggunakan metode bunyi-bunyian seperti membakar petasan. Hal itu dilakukan agar si monyet merasa terganggu dan tidak kembali ke pemukiman warga.

“Kami melakukan metode bunyi-bunyian dengan membakar petasan. Untuk warga bisa juga memukul apa saja, bisa memukul tiang listrik atau panci atau media lainya. Dengan itu monyet itu akan kabur,” bebernya.

Dia menghimbau kepada masyarakat agar tidak memberikan monyet makanan. Karena, hal itu akan memikat kawanan monyet untuk kembali lagi ke pemukiman.

“Himbauan untuk warga untuk tidak memberikan makanan bila monyet itu turun ke pumukiman warga. Karena nanti kawanan monyet akan kembali lagi,” imbaunya.

Sementara Kades Tegal, mengimbau warganya untuk tidak sering beraktivitas di luar rumah, dan selalu mengawasi anak-anaknya, terutama yang masih kecil. Karena ini monyet liar dan bisa membahayakan.

“Semoga dengan turunnya BPBD dan Damkar monyet liar tidak akan kembali lagi ke sini, sekali lagi awasi anak-anaknya. Karena ini fenomena pertama selama saya lahir di sini. Mungkin habitatnya yang sudah rusak mereka mencari makan ke pemukiman warga,” tutup Kang OJH. (Dyn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *