Citeureup, BogorUpdate.com – Selama tujuh tahun mengabdi menjadi Polisi di Kabupaten Bogor, setidaknya Kompol Eka Chandra Mulyana telah mengungkap 256 berbagai kasus peredaran Narkoba.
Kompol Eka Chandra Mulyana, adalah seorang pria kelahiran Bandung, 25 Mei 1986 yang saat ini menduduki kursi tertinggi di kepolisian sektor (Polsek) Citeureup.
Saat menjadi Kasat Resnarkoba Polres Bogor pada tahun 2020-2021 lalu, setidaknya 256 kasus peredaran narkoba dari berbagai macam jenis telah ia ungkap.
Menurut Mantan Panit Reskrim Tidpisus Kutai Barat ini, ia berhasil mengungkap 25 kilogram (KG) peredaran biang sintesis di Bogor.
“Dalam setahun dapat mengungkap 256 kasus, yang paling banyak mengamankan 25 kg bibit biang sintesis,” ungkapnya kepada BogorUpdate.com, Kamis (2/6/2022).
Eka mengatakan, dari 25 kg biang sintesis itu jika diproduksi menjadi tembakau sintesis itu bisa jadi satu ton tembakau siap edar.
“Awalnya dari Bogor, kemudian home industrinya di Bogor, saat dikembangkan kita tangkap distributor biang (frekusor) nya di Bandung, kita tangkap lagi home industri di Bandung dan Bintaro,” tutur Polisi lulusan Akpol 2010 ini.
Tak hanya berhenti di Bintaro, lanjut pria yang sempat menjabat Kapolsek Muaralawa, Polres Kutai Barat ini, ia pun mengembangkan kasus tersebut hingga Pondok Aren.
“Dan kita tangkap juga distributor frekusornya di wilayah Pondok Aren jadi itu semua satu rangkaian, 25 kg frekusor, kalo diprosuksi bisa sampe 1 ton,” papar eks Kasatreskrim Polres Pohuwato, Polda Gorontalo ini.
Pria yang sempat menjadi Panit 2 Tipidum Bareskrim ini mengatakan, selama masa sekolahnya ia mengenyam pendidikan hingga tingkat kuliah di Bandung dan melanjutkan Akpol di Semarang.
Eka yang saat ini menjabat Kapolsek Citeureup ini sedang mencoba membangun Desa Presisi di Desa Sukahati, Kecamatan Citeureup.
“Jadi kita mengkonsepkan Desa dengan keamanan modern yang memajukan sosial ekonomi disana,” paparnya.
Eka juga ingin membangun kesadaran masyarakat agar menjadi pelindung untuk dirinya sendiri.
“Kita ingin keamanan itu dibangun oleh masyarakat itu sendiri, dari aparat desa hingga masyarakat,” ujarnya.
Jadi, Eka mengharapkan, masyarakat bisa menjadi pengaman bagi wilayah tempat tinggalnya masing-masing.
“Agar nantinya wilayah itu jadi aman dan menciptakan kepekaan dari masing-masing masyarakat untuk menjalin keamanan. Nantinya jika keamanan sudah terjalin. Maka sosial ekonomi di wilayah tersebut tercipta dengan gotong-royong,” pungkasnya.