Momen kebersamaan Anies-AHY. (Net)
Opini, BogorUpdate.com – Mungkin yang terjadi antara partai Demokrat dan Anies Rasyid Baswedan saat ini, bisa dikatakan mirip lagu Panbers berjudul Sudah Suratan, dimana sepenggal liriknya berkata “Kita yang bercinta Namun orang yang memiliki”.
Di awali kisah yang begitu mesra hubungan antara Partai Demokrat dan Anies Baswedan menghadapi Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang, namun justru kandas diakhir cerita, sampai muncullah statmen dari kubu Demokrat telah terjadi pengkhianatan, dan kata-kata itu (Pengkhianatan) jadi tranding baik, di media sosial (Medsos) dan di pemberitaan bahkan jadi bahan perbincangan utama berbagai kalangan.
Diketahui, Anies Baswedan pertama kali dideklarasikan sebagai Calon Presiden (Capres) untuk Pilpres 2024 oleh Partai NasDem pada Oktober 2022. Lalu, pada Januari 2023, Partai Demokrat secara resmi juga mengusung mantan Gubernur DKI Jakarta itu maju sebagai capres, lalu disusul oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS) pada sekitar Februari 2023. Kemudian tiga partai ini membentuk koalisi dengan nama Koalisi Perubahan dan Persatuan (KPP).
Dalam keterangan tertulisnya pada Kamis, 26 Januari 2023, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyebut Anies Baswedan sebagai tokoh perubahan dan perbaikan. AHY juga menyebutkan alasan Demokrat menyatakan dukungannya kepada mantan gubernur DKI Jakarta itu, karena sudah ada kesamaan cara pandang dari tiga partai yang akan membentuk koalisi untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Bacapres 2024.
Seiring berjalannya waktu, baik Partai Nasdem, Demokrat dan PKS tampak solid dalam berbagai kebersamaan, bahkan setia menunggu sampai Anies pulang dari menunaikan ibadah haji hingga tanggal 12 Juli lalu, yang kepulangannya dijemput oleh AHY di Bandara Soekarno-Hatta, begitu pun juga saat keberangkatan sebelumnya dihantarkan juga oleh AHY.
Kekompakan ketiga partai ini dibuktikan dengan terpampangnya gambar Anies Baswedan di hampir semua baliho para Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) partai masing-masing yang bisa kita lihat disetiap sudut dan pinggir jalan raya hingga di gang perkampungan. Ini menunjukkan, bahwa tak ada keraguan para pengusung menjadikan sosok Anies sebagai figur utama untuk menaikkan elektabilitas partainya.
Bukan hanya itu, saya sebagai penulis dalam setiap obrolan bersama beberapa kader Demokrat, yang mereka elu-elukan hanyalah nama Anies, dengan segala prestasi yang telah diraihnya. Sehingga muncul prediksi dalam benak saya, bahwa mereka khususnya para Bacaleg pecinta Anies, yang namanya sudah tercantum di Daftar Caleg Sementara (DCS) akan mundur dari pencalegannya, seiring berlabuhnya Anies “Ke lain hati”. Namun, ini hanyalah prediksi.
Bisa dilihat, bukan hanya kader saja yang cinta akan sosok Anies Baswedan, bahkan ketika nama AHY masuk radar PDIP jadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) Ganjar Pranowo, direspon cepat oleh Deputi Balitbang Partai Demokrat Syahrial Nasution dan menegaskan partainya masih setia mendukung Anies Baswedan di Pilpres 2024. “Rasanya Partai Demokrat masih setia dan komitmen dengan Koalisi Perubahan untuk Persatuan. Tetap bersama Mas Anies Baswedan sebagai bacapresnya KPP hingga saat ini,” kata Syahrial mengutip CNN (tayang Selasa 6 Juni 2023).
Ungkapan masih setia bersama Anies diatas, menunjukkan ada pengharapan besar dari Demokrat agar AHY yang dipinang Anies menjadi Cawapresnya seperti isu-isu yang berkembang sebelum AHY masuk radar PDIP saat itu. Tak sekedar berharap, bahkan Demokrat dinilai seperti memaksa agar AHY lah yang harus mendampingi Anies. Namun isu itu ditepis langsung oleh Kepala Bappilu DPP Partai Demokrat Andi Arief. “Partai Demokrat tidak pernah memaksakan AHY sebagai bakal cawapres Anies Baswedan,” tegas Andi Arief, mengutip RMOL.ID (tayang Jumat 9 Juni 2023).
Hingga menjelang hari terakhir di bulan Agustus 2023, tak ada terlintas dipikiran saya sebagai penulis, dan mungkin juga dipikiran banyak orang akan terjadi perubahan peta politik yang begitu dahsyat, karena tak ada tanda-tanda atau muncul ‘percikan api’ sebelumnya diantara partai koalisi pendukung Anies Baswedan. Malah saya berkeyakinan, yang ada dibenak para pendukung khususnya di akar rumput (Grassroots) justru jantungnya sedang berdebar kencang menunggu waktu tayang AHY diumumkan sebagai Cawapres Anies.
Dengan demikian, ternyata benarlah kata orang-orang tak ada kawan ataupun musuh abadi dalam perpolitikan, yang ada hanyalah kepentingan.
Puncaknya, pada Kamis (31/8/23), diluar dugaan Anies Baswedan malah melabuhkan hatinya kepada Muhaimin Iskandar, dan hal itu memicu amarah besar di tubuh partai Demokrat, hingga terjadi pencopotan baliho bergambar Anies Baswedan di seluruh daerah di Indonesia yang selama ini seakan diagung-agungkan kader Demokrat. Bahkan tak segan-segan mengatakan telah terjadi pengkhianatan
Partai Demokrat merasa dikhianati oleh Anies Baswedan dan Partai Nasdem karena memilih Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres, Partai Demokrat mengintruksikan para kader Demokrat di seluruh Daerah untuk menurunkan Baliho bergambar Anies Baswedan. “Kami mulai malam ini akan mentakedown akan menurunkan semua baliho, bilboard yang ada foto mas Anies Baswedan nya,” tegas juru bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra, mengutip Bogorupdate.com (Tayang 31 Agustus 2023).
Entah siapa yang salah, karena Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh malah keberatan saat mendengar Partai Demokrat yang merasa dikhianati usai dengar bakal calon presiden (Bacapres) Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) Anies Baswedan malah akan meminang Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar jadi cawapres Pilpres 2024. “Saya hormati. Apalagi yang harus saya katakan. Kalian lihat kira-kira model saya ini kira-kira ada bakat sebagai pengkhianat atau tidak? Kan gitu aja, tapi saya hormati itu,” ujar Surya Paloh di NasDem Tower, Kamis (31/8/23) malam.
Atas keputusan Surya Paloh yang kata Demokrat sepihak memilih Muhaimin Iskandar sebagai Cawapres Anies Baswedan, akhirnya Majelis tinggi Partai Demokrat memutuskan mencabut dukungan terhadap Anies dan keluar dari Koalisi Perubahan dan Persatuan, pada Jumat September 2023.
Kata ‘Pengkhianat’ saat ini jadi tranding. Akankah kata-kata pengkhianat itu menguntungkan Demokrat, Anies Baswedan dan Nasdem?, atau mungkin sebaliknya, karena berbagai argumen tentunya akan terus digencarkan pihak terkait, baik personal maupun Partai. Kita nantikan saja kejutan-kejutan berikutnya, sembari mendengarkan lagu Panbers Sudah Suratan.
(Tulisan ini murni pendapat pribadi penulis dengan berbagai sumber).
Oleh: Effendi Tobing
Warga Kabupaten Bogor