Prof Evy Damayanthi
Lifestyle, BogorUpdate.com
Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (Fema) IPB University, Profesor Evy Damayanthi Bahas Keseimbangan Gizi dalam Perspektif Islam. Menurutnya, makan makanan harus berpedoman pada gizi seimbang.
Hal ini sudah diatur dalam agama Islam, yaitu mengonsumsi makanan yang baik dan halal. Pasalnya, tubuh membutuhkan zat gizi yang cukup agar bisa beribadah secara optimal.
Pentingnya gizi seimbang ini diulas oleh Prof Evy Damayanthi. “Sebelumnya kita mengenal konsep pemenuhan gizi melalui empat sehat lima sempurna. Namun sekarang sudah tidak digunakan lagi karena saat ini ada pedoman gizi seimbang yang memperbaiki konsep sebelumnya,” kata Prof Evy Damayanti dalam Diskusi Urgensi Keseimbangan Gizi dalam Islam Masjid Al-Hurriyyah IPB University, belum lama ini.
Ia menjelaskan, manusia membutuhkan zat gizi yang sangat beragam. Hal ini karena tidak ada satu makanan yang mampu memenuhi kebutuhan zat gizi manusia yang beragam tersebut.
Menurutnya, gizi seimbang diartikan dengan susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Zat gizi ini harus dipenuhi dari makanan yang beragam.
“Perlu diingat, selain beragam jenis, zat gizi harus dalam porsi yang tepat,” kata Prof Evy Damayanti. Ia menjelaskan ada empat indikator utama dalam gizi seimbang. Indikator tersebut adalah makanan yang beragam, menjaga pola hidup bersih, menjaga pola hidup aktif dan olahraga, melakukan pola gerak fisik yang rutin dilakukan dan menyatukan berat badan.
“Setiap orang memiliki kebutuhan zat gizi yang berbeda-beda. Hal ini sangat tergantung pada umur dan jenis kelamin,” kata Prof Evy Damayanti.
Ia melanjutkan, normalnya setiap hari kita membutuhkan asupan makanan pokok tiga sampai delapan porsi. “Protein hewani dan nabati tiga porsi. Buah tiga sampai lima porsi, lalu tidak kalah penting adalah air mineral,” tambah Prof. Evy
Ia mengungkap bahwa satu-satunya jenis makanan terlengkap adalah air susu ibu (ASI). Hal ini juga sudah dijelaskan dalam kitab suci umat Islam. Komponen ASI sangat sempurna untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Namun, ASI hanya bisa dilakukan untuk memenuhi kebutuhan bayi sampai usia dua tahun.
Dosen IPB University itu mengingatkan, kebersihan makanan juga penting diperhatikan. Menurutnya, penyakit bisa muncul karena makanan yang kotor dan terkontaminasi oleh zat kimia atau mikroba. Ia juga mengingatkan perlunya mencuci tangan dan menutup makanan. Bagi muslim hal ini mudah dilakukan, misalnya dengan menjaga wudhu.
“Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan bisa beribadah dengan maksimal perlu perbaikan pola hidup. Batasi gula, garam dan lemak sejak sekarang. Rajin aktivitas fisik minimal 30 menit setiap harinya. Rajin makan buah dan sayur untuk meningkatkan imun. Lalu cek kesehatan berkala,” ujar Prof Evy Damayanti, pakar gizi dari IPB University.