Gunung Putri, BogorUdpate.com – Wali Murid kelas XII Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Generasi Mandiri (GM), keluhkan sekolah yang mewajibkan membayar Study Tour. Pasalnya siswa yang tidak ikut karena alasan kesehatan.
Sekolah swasta yang terletak di Kampung Parung Dengdek, Desa Wanaherang, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor ini mewajibkan siswa-siswi yang akan lulus tahun 2023-2024 membayar Rp 1,6 juta untuk biaya study tour ke Yogyakarta atau Jogja.
Menurutnya wali murid kelas XII yang tidak ingin disebutkan namanya, dengan biaya Rp 1,6 juta, tentunya sangat membebankan bagi wali murid. Apalagi yang tidak ikut karena faktor kesehatan, tetap harus membayar.
“Kita sudah bikin surat ke sekolah anak saya tidak bisa ikut karena kesehatan. Anak saya kalau naik Bus suka pusing, muntah-muntah, apalagi ini jarak jauh saya khawatir nantinya malah sakit, dan anaknya juga tidak mau ikut karena takut jadi beban teman dan guru, pikiran anak saya seprti itu,” ungkapnya.
“Saya negosiasi kepihak sekolah, kata guru ini udah prosedur pak. Akhirnya terpaksa saya bayar 900 ribu dan belum bayar full karena keuangan belum ada, tapi dari pihak sekolah harus tetap dilunasi, ya gimana atuh kita tidak bisa berbuat apa-apa,” sambungnya.
Lebih lanjut Ia juga menjelaskan, waktu datang kesekolah untuk mengambil surat kelulusan, pihak sekolah mengatakan harus membayar dulu berapa aja yang penting ada uang masuk baru bisa diambil kata gurunya.
“Padahal sebelum itu dari jauh-jauh hari saya sudah mengisi fomulir kesepakatan perjanjian, anak saya tidak bisa ikut karena faktor kesehatan. Kita sudah beli materai di sekolahan, udah tanda tangan, tapi pihak sekolah bilang waktu itu tidak boleh bilang siapa-siapa, nanti takutnya yang lain pada iri, tapi tau-tau diwajibkan untuk membayar study tour,” kesalnya.
Terpisah salah salah satu wali murid kelas XII juga menyampaikan, dengan adanya kejadian kemarin, terkait kecelakaan yang mengakibatkan meninggalnya 9 siswa dan guru SMK Lingga Kencana Depok, pihak sekolah harusnya lebih memperhatikan betul terkait apa yang sudah terjadi diluar sana.
“Sebenarnya dengan adanya kejadian kemarin, kendaraan yang membawa siswa study tour kendaraannya terbalik dan banyak menewaskan siswa, seharusnya menjadikan pelajaran, dan dikaji ulangi, seberapa pentingnya sekolah mengadakan study tour,” harapnya.
Sementara Ukar, salah seorang guru Mapel di SMK Generasi Mandiri, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp mengatakan, tidak punya hak jawab.
“Yang saya tau tidak diwajibkan, maaf saya tidak punya hak jawab,” singkatnya. (Gus)