Oleh: Saiful Kurniana, SE
Wartawan dan warga Bogor
Opini, BogorUpdate.com – Setidaknya dalam sepuluh tahun tarakhir, politik hijau menjadi istilah yang mengemuka, sebab di kurun waktu ini masa keemasan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tengah melampaui partai manapun di Kabupaten Bogor.
PPP identik partai Islam, menyasar kelompok alim ulama dan lebih banyak tokoh mengemuka di sejumlah organisasi yang juga berlogo Islam. PPP berhasil mengerahkan emosional masyarakat dalam satu suara, memenangkan siapapun yang di calonkan PPP dalam kontestasi Pilkada. Rachmat Yasin keluar jadi pemenang dalam dua kali pertandingan merebut kursi Bupati Bogor, dan berikutnya disusul Ade Yasin.
Uniknya, PPP bukanlah partai penguasa parlemen, namun tiga kali Pilkada selalu bisa menempatkan kadernya menjadi orang nomor satu di Kabupaten Bogor.
Emosional keagamaan berpadu dengan unsur kesukuan dan adat istiadat yang sama. Dua hal penting yang di akui atau tidak, menjadi penopang penting kala politik PPP melakukan hegemoni untuk meraih kekuasaan.
Lainnya, PPP Kabupaten Bogor identik Rachmat Yasin, motor penggerak partai yang bagi kawan atau lawan politik nya sekalipun akan menganggapnya sebagai suhu politik.
Rachmat Yasin dalam tiga Pilkada dianggap mumpuni, sebab sebagai dirigen orkestra pria yang di sapa RY ini telah mampu memainkan irama politik terstruktur. Melalui jaringannya, PPP memainkan eksistennya masuk ke jalur-jalur srategis dan penuh perhitungan.
Bagaimana dengan Pilkada tahun 2024?, kalkulasi politik yang tepat dan jitu jadi mutlak, namun kepada siapa partai bergabung dan untuk mengusung sekaligus memenangkan calon yang mana, kemungkinan akan lama terjawab.
Sebagian kalangan menganggap Kabupaten Bogor masuk ke masa masa perubahan, hal ini dilihat sebagai efek saat pemimpin kabupaten Bogor terkena masalah hukum di KPK. Namun kalangan lain masih melihat RY sebagai sentral, ketika politik dilihat sebagai hitungan rigid dalam hal potensi suara. Dengan begitu siapapun yang maju dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Bogor, RY dianggap salah satu kunci penting untuk bisa memenangkan pertandingan.
Berikutnya, pemenangan kontestasi Pilkada di Kabupaten Bogor jadi pertaruhan penting dan strategis untuk partai dan bahkan tokoh penting di kabupaten Bogor. Ade Ruhandi atau Jaro Ade telah menempatkan dirinya di level paling atas dalam perolehan elektabilitas (survey terakhir release media). Berarti tingkat dan peluang Jaro Ade untuk di pilih masyarakat dalam Pilkada sangat besar.
Belum ada pernyataan resmi dari Jaro Ade atau partai manapun untuk bersama sama dalam Pilkada 2024, namun siapapun akan tetap melihat Jaro Ade kandidat pontesial. Disatu sisi Jaro Ade menang dalam hal bergaining politik meski baginya juga tidak ada artinya elektabilitas tinggi tanpa partai pengusung, dan disinilah partai akan tetap dengan posisi tawar tinggi.
Berikutnya, Rudy Susmanto yang lahir dari partai besar Gerindra, tokoh yang saat ini menjadi ketua DPRD Kabupaten Bogor dianggap pantas menjadi salah satu kandidat calon bupati Bogor kedepan. Namun seberapa besar peluang Rudy Susmanto bisa maju paling tidak akan diuji saat Rudy Susmanto bertarung dalam pemilihan legislatif 2024.
Dengan 14 kursi di parlemen, Gerindra menjadi partai moncer sehingga kalau perolehan ini masih bertahan, akan cukup modal untuk Rudy mengakselerasi peluang menjadi F 1 meski harus bersusah payah untuk menaikan rating elektabilitas.
PPP belum final dengan tokoh yang akan di calonkan, meski ada isu yang belakang santer, birokrat senior Burhanudin menjadi salah tokoh yang di lirik untuk ikut di hajatan Pilkada melalui partai berlambang Ka’bah.
Kalkulasi politik akan diramu dan saat telah final akan menjadi pemandu bagi mesin partai untuk bergerak ke arah tujuan. Bagi warga biasa seperti saya, tujuan politik harusnya mengarah pada perubahan tata kelola pemerintahan yang lebih baik, bukan semata kalkulasi yang akhirnya menjadi tirani atau memberi keuntungan untuk yang menyepakatinya.
Konsep berpolitik tetap harus memasukan kepentingan rakyat sebagai pertimbangan dasar, sebab jika tidak, politik akan hanya jadi alat tawar di kalangan elit. Dan ini musibah untuk masyarakat. Salam