Artikel, BogorUpdate.com – Popularitas jengkol benar-benar telah ditunjukkan sejak 2018 melalui acara khusus, Festival Jengkol Indonesia (FJI) yang berlangsung di kota Bekasi. Ketua Panitia FJI Kamila bahkan mengungkapkan keberadaan jengkol mulai diperhatikan oleh pihak luar.
“Orang-orang dari Korea, Jepang, dan bahkan Amerika, banyak orang tahu tentang jengkol dan mereka menyukainya. Mereka mulai menonton hidangan khusus ini,” kata Kamila, dikutip dari Republika. Selain itu, olahan yang dibuat tidak selalu menyerupai semur. Salah satu peserta pameran, Anne Rose Innah, rupanya menyuguhkan berbagai menu jengkol yang sudah disiapkan, yang ternyata juga mendapat banyak tanggapan positif. Tentang masakan yang berbeda yang menggunakan jengkol sebagai bahan utama, yaitu dimsum, cilok dan tahu goreng jengkol.
Mengingat kepopuleran jengkol, bagaimana manfaat dan sebaran serta keberadaan tanaman ini di tanah air?
Manfaat dan Efek Samping
Mengkonsumsi Jengkol
Jika melihat keberadaannya, jengkol juga memiliki beberapa manfaat jika dikonsumsi dalam jumlah sedang, namun dapat berdampak negatif bagi kesehatan jika dikonsumsi secara berlebihan. Efek samping berupa bau yang tidak sedap mungkin perlu disingkirkan dan diterima secara luas hingga saat ini, namun masalah kesehatan yang timbul dari konsumsi keduanya secara berlebihan merupakan hal yang perlu diperhatikan secara serius.
Bahaya utama dan potensi masalah kesehatan yang harus Anda waspadai dengan jengkol adalah ketidakmampuan untuk buang air kecil. Hal ini karena selama pencernaan jengkol, ada zat sisa yang disebut asam jengkolat yang akan terbuang di ginjal hingga mengendap dan membentuk kristal padat. Kristal padat ini akhirnya menyebabkan kesulitan buang air kecil atau yang biasa dikenal dengan batu ginjal.
Namun di sisi lain, bahan makanan ini sebenarnya memiliki khasiat yang ampuh dalam pengobatan kanker. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Swedish Institute of Medical Sciences, Biological Sciences Research, jengkol dikatakan mampu membunuh sel kanker dengan kemampuan 10.000 kali lebih kuat dibandingkan pengobatan kemoterapi. Seperti yang dijelaskan Lokadata, jengkol telah ditemukan untuk membunuh sel-sel ganas dari 12 jenis kanker, termasuk kanker usus besar, payudara, prostat, paru-paru dan pankreas.
Penyebaran Wilayah Penghasil Jengkol
Pohon jengkol yang secara ilmiah dikenal sebagai Archidendron pauciflorum merupakan tumbuhan endemik Asia Tenggara yang anggreknya dapat ditemukan dari Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Filipina, Thailand, termasuk Indonesia. Di negara-negara tersebut, biji jengkol juga banyak diolah menjadi menu sehari-hari. Di Indonesia, beberapa daerah memiliki istilah khusus untuk tanaman ini. Misalnya, jengkol atau erring digunakan oleh orang Jawa, lubi adalah istilah untuk Sulawesi, jariang untuk wilayah Minangkabau, jaring untuk wilayah Lampung, dan joring atau fillet untuk wilayah Batak.
Di Indonesia, pohon jengkol lebih mudah ditemukan dan lebih banyak dijumpai di wilayah barat. Berdasarkan data terakhir yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), beberapa daerah penghasil jengkol terbesar ada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Lampung, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Sumatera Utara, dan Jambi.
Nama jengkol mungkin sudah tidak asing lagi bagi orang Indonesia. Pasalnya, buah jengkol yang bisa menimbulkan bau tak sedap pada tubuh, ternyata digemari masyarakat di belahan dunia lain seperti di Jepang. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir, jengkol tampaknya telah dikenal luas oleh beberapa orang asing, yang telah memberikan tanggapan positif tentang rasa hidangannya. Jengkol juga menjadi salah satu komoditas baru yang berhasil menembus pasar ekspor pada semester I-2021 di tengah tekanan pandemi Covid-19.
Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Belawan Andi PM Yusmanto, Sabtu (28/8/2021), mengatakan, ”Jengkol dan petai menjadi salah satu komoditas baru yang akan menopang ekspor Sumut,” kata Andi. Komoditas jengkol ini biasanya digarap oleh eksportir dan oleh usaha mikro, menengah dan kecil. Contohnya, Eksportir dari Karo berhasil mengekspor 4 ton jengkol dan petai ke Jepang dengan nilai Rp 339 juta. Jika ekspor jengkol dari pertanian di satu daerah, yaitu Sumatera Utara saja, memiliki nilai ekspor Rs 339 juta, maka ekspor jengkol bisa mencapai angka yang lebih tinggi jika jika menyertakan hasil yang berasal dari wilayah lainnya.
Ia menjelaskan, produk dari industri hortikultura tersebut telah menjalani serangkaian tindakan karantina dan telah dikonfirmasi oleh otoritas karantina bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan teknis negara tujuan dan telah keluar melalui pelabuhan Belawan, sebelah utara. Sumatra. Andi menambahkan, ekspor tersebut sejalan dengan program strategis Kementerian Pertanian yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, yaitu meningkatkan ekspor pertanian dengan gerakan tiga kali lipat ekspor pertanian atau biasa disebut Gratieks.
Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian adalah gerakan dengan skema peningkatan nilai ekspor pertanian yang terstruktur yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Untuk itu, pihaknya terus menggali potensi produk dan memberikan dukungan teknis agar dapat menembus persyaratan dan proses ekspor negara tujuan serta menggerakan roda ekonomi nasional, mulai dari sisi produksi sampai proses pengolahan.
Ini bukan kali pertama, praktik ekspor jengkol ke negara tetangga juga sudah dilakukan sebelumnya, hanya dalam jumlah kecil. Ekspor ini merupakan ekspor dengan kapasitas ekspor terbesar yang pernah ada. Sebelumnya jengkol juga dikirim ke Jepang, namun barang yang dikirim berasal dari wilayah Sumatera lainnya yaitu Sumatera Barat.
Berdasarkan data yang dihimpun dari Balai Karantina Pertanian Padang melalui sistem karantina, IQFAST di wilayah kerjanya, jengkol Sumbar belum pernah masuk pasar ekspor. Namun, tidak kurang dari 100 kg jengkol yang diekspor ke Tokyo pada bulan Februari kemudian di bulan Maret kembali dilakukan pengiriman sebanyak 140 kg yang lulus sertifikat karantina pertanian. Buah polongan dengan nama latin Archidendron pauciflorum ini di luar dugaan masuk dalam ekspor pertanian, meski volumenya masih relatif kecil. Adapun pemberangkatan ekspor dilakukan melalui Pelabuhan Belawan, Kota Medan.
Peluang komoditas produk pertanian di pasar luar negeri terus terbuka setelah banyak hasil pertanian Sumbar yang berhasil masuk pasar luar negeri, kini giliran jengkol yang masuk ke Jepang. Meski menurut informasi dari eksportir, permintaan jengkol di Jepang berasal dari perantau Minang, hal ini bisa menjadi catatan penting mengingat semakin banyaknya produk ekspor.
Dengan demikian, perlunya pengembangan atau modifikasi olahan jengkol yang dapat di ekspor. Olahan seperti keripik, mie, juga makanan lainnya yang berasal dari hasil modifikasi jengkol. Sehingga permintaan menjadi lebih sering dan kuantitas meningkat, kecil kemungkinan jengkol akan menjadi salah satu komoditas ekspor produk pertanian utama di masa depan.
Oleh : Elvina Farica Cipto Putri
Program Studi Agribisnis, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Email : elvina.farica21@mhs.uinjkt.ac.id
No. Telepon : 085838816591