Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeKesehatanNews

Jadi Urutan Keempat Tertinggi Penderita Penyakit Jantung se-Indonesia, YJI Jabar Gencarkan Pola Hidup Sehat

×

Jadi Urutan Keempat Tertinggi Penderita Penyakit Jantung se-Indonesia, YJI Jabar Gencarkan Pola Hidup Sehat

Sebarkan artikel ini

Cisarua, BogorUpdate.com (YJI) Jawa Barat (Jabar) gelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) untuk menekan angka penyakit jantung di Jawa Barat umumnya di Indonesia di Auditorium Hotel Puncak Raya, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor, Rabu (12/2/25).

Kegiatan Rakorda YJI Jabar di hadiri , , , , , dr. Yukie Meistisia A. Satoto dan Kormi Jabar.

“Hari ini kita menyatukan seluruh YJI se-Jabar dari Kabupatan dan Kota. Tujuanya bagaimana kita menyusun rencana program kegiatan untuk meningkatkan, pengetahuan masyarakat juga kesadaran masyarakat, bahwa mencegah penyakit jantung itu penting sekali,” kata Ketua YJI Jabar, dr. Komar Hanifi.

Komar Hanifi menjelaskan bahwa saat ini Jabar menjadi peringkat ke-4 kasus penyakit Jantung di Indonesia.

“Agar penyakit jantung itu menurun di Jawa Barat, karena Jabar ini kan 4 besar tertinggi di indonesia, nah untuk itu kita bekerjasama dengan pemerintah, agar masyarakat tercegah dari penyakit jantung,” jelasnya.

Dia juga menuturkan bahwa untuk angka penderita penyakit jantung tahun 2023 dari survey kesehatan Indonesia itu sebesar 1,18 persen itu di Jabar, sementara untuk Indonesia 0,84 peresen.

“Artinya, setiap seribu penduduk itu ada 11 sampai 12 orang yang terkena penyakit jantung. Kalau jabar penduduknya 50 juta, tinggal dikali kan saja 1,18 persen di kali 50 juta yakni sekitar 600 ribu orang berpotensi terkena penyakit jantung tergantung faktor resikonya,” tuturnya.

Oleh karena itu, YJI berperan mengajak masyarakat menjadi pelopor gaya hidup sehat, untuk menurunkan angka penderita penyakit jantung.

“Penyakit jantung itu merupakan penyakit yang berhubungan dengan prilaku, maka yang harus distressed adalah pola prilaku dari masyarakat itu, yang sekarang sudah mulai terganggu dengan kubadayaan-kebudayaan barat di sana. Misal sepeti makanan fast food dan juga mereka kurang istirahat,” bebernya.

“Ditambah kurangnya berolahraga, dan juga masalah malas gerak, angka malas gerak itu semakin tinggi di kalangan anak muda, dan stres itu sangat berperan sangat penting,” sambungnya.

Bahkan di tahun 2018 dikeluarkan hasil riset kesehatan dasar, untuk kalangan ASN itu sangat tinggi sekali itu prapelensinya sampai 2,7 persen. Jadi melebihi dari pada angka nasional yang 1,5 dan angka di jawa barat yang 1,6 persen.

“Untuk di Kepolisian dan TNI ternyata itu tinggi. Harapan untuk yayasan tertua di indonesia ini adalah, semua masyarakat itu bisa merasakan manfaat dari pada YJI, banyak partisifasi masyarakat untuk mengikuti program-program YJI, diantaranya adalah senam jantung sehat,” tandasnya. (Dyn)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *