Ciseeng, BogorUpdate.com – Menindak lanjuti arahan Bupati Bogor Rudy Susmanto untuk respon cepat terhadap penanganan bencana dan persoalan masyarakat, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Bogor bersama Balai PSDA dan masyarakat setempat bergerak cepat menangani bencana jebolnya tanggul Sungai Induk Sasak di wilayah Desa Babakan dan Desa Ciseeng, Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Tanggul sungai tersebut mengalami kerusakan serius dengan panjang jebol sekitar 6 meter dan tinggi saluran mencapai 5 meter. Dan mengancam ratusan petak kolam ikan milik warga yang tersebar di dua desa terdampak.
Penanganan secara gerak cepat dilakukan sejak Jumat, 4 Juli 2025 pukul 08.30 WIB, informasi awal diterima dari Kepala Desa Ciseeng dan Kepala Desa Babakan.
Dengan gerak cepat Kepala DPUPR segera memberikan disposisi kepada tim operasional dan UPT Air Wilayah II Parung untuk meninjau langsung lokasi kejadian.
Kemudian pada Pukul 09.00 WIB, tim gabungan dari DPUPR dan UPT Air Wilayah II bersama Kepala Desa Babakan, Camat Ciseeng, Kapolsek Parung, tim Balai PSDA, serta perwakilan petani ikan.
Melakukan penelusuran ke lokasi tanggul yang jebol untuk memetakan wilayah terdampak yang mencakup sekitar 100 petani ikan di Desa Babakan dan Desa Ciseeng.
Kepala DPUPR Kabupaten Bogor, Suryanto Putra menjelaskan, tindakan awal penanganan bencana ini dengan memasang kawat bronjong sebagai langkah darurat yang akan dilakukan secara kolaboratif oleh tim Balai PSDA dan DPUPR Kabupaten Bogor.
Serta memberikan bantuan material berupa 60 buah kawat bronjong dan 5 truk batu dari Balai PSDA, serta 20 buah kawat bronjong dan 2 truk batu dari DPUPR yang telah dikirim ke lokasi, pada Sabtu, 5 Juli 2025 kemarin.
“Namun, tingginya debit air sungai membuat pemasangan kawat bronjong belum dapat dilakukan. Sebagai langkah sementara, tim memasang terpal sepanjang 10 meter untuk mengurangi aliran air keluar dari tanggul yang jebol,” ungkapnya.
Lalu pada Minggu, 6 Juli 2025, tim kembali ke lokasi, namun karena kondisi debit air masih tinggi dan deras, sehingga pemasangan bronjong masih belum memungkinkan. Tim kemudian melakukan pengangkutan material mendekati titik tanggul yang jebol bersama warga.
“Senin hingga Selasa, 7–8 Juli 2025, tim Balai PSDA bergerak melakukan pemasangan kawat bronjong sepanjang 6 meter dan tinggi 5 meter sesuai ukuran tanggul yang jebol,” jelasnya.
Lanjut Suryanto Putra menyampaikan terus memantau kondisi di lapangan dan akan memastikan langkah-langkah selanjutnya dilakukan secara terkoordinasi.
“Keselamatan warga dan keberlanjutan usaha petani ikan menjadi prioritas utama kami,” ujarnya.
Selanjutnya, Kabid Perikanan, Dinas Perikanan dan Peternakan Kabupaten Bogor, Rohman, menyampaikan pihaknya telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi kejadian, pendataan, dan verifikasi para pelaku usaha perikanan yang terdampak.
Prioritas utama saat ini adalah pemulihan infrastruktur perikanan, terutama saluran irigasi dan sistem pengairan kolam.
“Infrastruktur akan diperbaiki terlebih dahulu agar kolam-kolam bisa kembali difungsikan. Setelah itu, baru dilakukan penyaluran bantuan benih ikan dari balai benih milik pemerintah,” katanya.
Menurutnya jenis benih yang akan disiapkan antara lain ikan nila, mas, tawes, lele, dan ikan hias, yang bersumber dari Balai Benih Ikan Cigentur dan Balai Benih Ikan Ciseeng.
“Upaya ini bisa membantu para pembudidaya ikan untuk tetap semangat melanjutkan usaha perikanannya,” imbuhnya. (**)