Lifestyle, BogorUpdate.com – Cukup banyak potensi diversifikasi pangan sumber karbohidrat selain padi, salah satunya yang sedang booming adalah ubi jalar ungu atau yang biasa dikenal ubi jepang.
Hal ini lah yang menjadikan Tim peneliti Sekolah Vokasi IPB University yang terdiri dari Ayutyas Sayekti, M.Si, Prima Gandhi, M.Si dan Agief Yulio Pratama, M.Si melakukan riset terkait budidaya tanaman ubi jepang (Ipomoea batatas var Ayamurasaki).
”Penelitian efisiensi penggunaan pupuk terhadap tanaman uni jepang ini dilakukan untuk mendukung potensi diversifikasi pangan lokal,” ujar Ketua tim penelitian Ayutyas Sayekti.
“Ubi jalar ungu mudah dibudidayakan dan tidak memerlukan high maintenance,” lanjutnya.
Selain itu menurut Ayutyas Sayekti yang juga dosen program studi manajemen agribisnis Sekolah Vokasi IPB University, normalnya hasil panen ubi ungu tinggi di atas 10 ton per hektare dan masa tanam relatif singkat 120 hari sama dengan padi. Kelebihan lain dari tanaman umbi ini adalah tidak mengkonsumsi banyak air sehingga tidak memerlukan irigasi teknis serta dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah hingga dataran tinggi.
“Hal ini lah yang menjadikan ubi jepang merupakan tanaman yang sangat siap dan paling dekat untuk program diversifikasi karbohidrat pengganti beras. Bahkan ubi jepang memiliki keunggulan yang lebih tinggi daripada beras yaitu dengan adanya vitamin lengkap dalam setiap satuan berat konsumsi,” ungkapnya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tim sekolah vokasi IPB diketahui bahwa pupuk hasil sampah organik yang diproduksi oleh IPB dengan dosis 2 Ton per/Ha memberikan hasil panen paling signifikan dibanding pupuk lainnya. Adapun pupuk lain yang digunakan sebagai perlakuan terhadap tanaman ubi ungu dalam penelitian ini adalah pupuk kimia NPK dan pupuk organik limbah susu.
Penggunaan Pupuk organic IPB dosis 2 ton per/Ha untuk tanaman ubi ungu dengan jarak tanam 40 cm x 40 cm maupun 60 x 60 masing-masing menghasilkan 119,17 kg dan 75,56 kg. Dengan penelitian ini dihimbau kepada petani ubi ungu untuk lebih memilih menggunakan pupuk organik dibanding pupuk kimia agar dapat mengoptimalisasi budidaya ubi ungu yang dilakukannya. Selain penggunaan jenis pupuk yang tepat, peran pemerintah khususnya Kementerian Pertanian dibutuhkan untuk membantu pengadaan Alsintan yang tepat guna, memfasilitasi pengadaan bibit unggul hingga penyediaan perluasan lahan penanaman. (*)
Hasil riset
PRODUKSI UBI JEPANG DENGAN PEMBERIAN BERBAGAI PUPUK