Bogor RayaEkobisHomeNews

Harga Kedelai Melambung Tinggi, Pengusaha Tempe Rumahan di Cileungsi Terancam Gulung Tikar

Cileungsi, BogorUpdate.com – Akibat harga kacang kedelai yang melambung tinggi, para pedagang tempe industri rumahan di Kampung Bojongkaso, Desa Cileungsi Kidul, Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, terancam gulung tikar.

Saat ini, harga kacang kedelai berkisaran Rp40-45 ribu per kilo, dan tidak mungkin untuk dinaikan harganya, membuat para pedagang untuk menyiasatinya dengan mengurangi ukurannya.

Salah satu industri tempe rumahan Roso mengatakan, harga kacang kedelai dipasaran sudah 1,45 juta dalam 1 kwintal, dan 1 kilonya Rp45,5 ribu, jadi para pedagang tempe rumahan harus berpikir.

“Sebagai pengrajin tempe rumahan seperti saya ini, dengan adanya kenaikan harga kacang kedelai, luar biasa dampaknya, kalau dinaikan harga tidak mungkin, konsumen bisa teriak,” ucap Roso kepada Bogorupdate.com, Sabtu (17/12/2022).

Selanjutnya Ia juga menyampaikan, dari pada menaikan harga, para pedagang tempe rumahan ini menyiasatinya dengan mengurangi ukuran tempe, tidak seperti biasanya.

“Ya, ukuran tempe yang semestinya tidak dikurangi, tapi dengan adanya kenaikan bahan baku ini, kita para pedagang tempe mengurangi ukurannya, seperti contoh tempe harga 5 ribu yang awalnya 5 ons kita kurangin jadi 4 ons, dan seterusnya, masing-masing harga tempe,” paparnya.

Dampak dari kenaikan harga bahan baku tempe, banyak pengusaha tempe rumahan yang mengurangi para pekerjanya, serta banyak juga yang gulung tikar, dan pulang kampung.

“Seperti saya sekarang ini, mengerjakan produksi tempe sendiri, karena 4 pekerja saya rumahkan semua, tidak sanggup untuk membayar gaji, sebagian juga pengusaha tempe rumahan banyak yang pulang kampung, karena dampak dari kenaikan bahan baku tempe,” jelasnya.

Ia juga berharap kepada pemerintah, agar bisa menurunkan harga kacang kedelai, supaya para industri tempe rumahan bisa mengerjakan kembali karyawannya.

“Saya meminta kepada Pemerintah, agar segera menurunkan harga kacang kedelai, yang masih tinggi, agar para pedagang tempe tidak khawatir lagi, dan bisa kembali normal,” pungkasnya.

Exit mobile version