Ilustrasi Stunting. (Net)
Gunung Putri, BogorUpdate.com – Beberapa Kepala Desa di Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor, merasa dirugikan dengan data stunting yang di SK kan oleh Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan. Pasalnya tidak sesuai dengan data verifikasi yang ada di Desa tersebut.
Seperti halnya di beberapa Desa di Kecamatan Gunung Putri. Salah satunya Desa Wanaherang yang di SK kan 88, tidak ditemukan 31, normal 41, pindah 5, lulus pasca stunting 8, BGM berat badan dibawah garis merah 1, stunting 1.
Sekertaris Desa Wanaherang, Endang mengatakan, dari data 88 ternyata yang ditemukan hanya satu orang untuk wilayah Desa Wanaherang.
“Hasil verifikasi dan validasi data stunting berdasarkan bulan penimbangan Bulan Agustus Tahun 2022 untuk Desa Wanaherang ada 88 balita, akan tetapi setelah diverifikasi dan divalidasi yang ditemukan hanya satu,” beber Endang kepada BogorUpdate.com, Selasa (15/8/23).
Pihak pemerintah Desa (Pemdes) Wanaherang merasa dirugikan dengan hasil validasi dan verifikasi yang ternyata tidak sesuai dan menghambat program-program yang ada di Desa.
“Pemerintah Desa jelas dirugikan, sebagai contoh waktu ikut perlombaan Desa harus dihentikan, karena dikatakan Desa Wanaherang masih ada yang mengalami stunting. Dan tindak lanjut ke perlombaan selanjutnya, ini merasa dirugikan, karena sudah mempersiapkan segala sesuatunya,” keluh Endang.
Senada Kepala Desa Ciangsana Udin Saputra mengatakan data dari 151 setelah divalidasi dan diverifikasi ternyata ditemukan hanya 19 terdampak stunting.
“Dari data 151 setelah direvisi ternyata hanya ada 19 data yang terverifikasi itupun yang satu orang telah pindah,” akunya.
Udin pun tidak menampik terkait adanya indikasi data stunting karena data itu yang memverifikasi adalah pihak dari dinas kesehatan. Akan tetapi setelah diverifikasi tidak sesuai SK bupati.
“Untuk data stunting pastilah setiap desa karena itu kan yang menentukan dinas kesehatan,” ungkapnya.
“Kalau dari warga kita sendiri kadang-kadang kalau anaknya dibilang stunting pasti tidak terima karena menurutnya anaknya sehat itu info dari kadar posyandu,” tambahnya.
Udin pun berharap kepada Puskesmas Ciangsana sebelum menginput data adanya koordinasi dengan pihak Pemerintah Desa Ciangsana.
“Kedepannya kepada Puskesmas yang mana saya berharap sebelum menginput data ada koordinasi dengan pihak pemerintah Desa Ciangsana, supaya data stunting itu sesuai dengan data yang ada di Desa Ciangsana,” tutupnya.
Sebelumnya, Pendataan anak yang mengalami stunting oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor dinilai tidak akurat dan merugikan Pemerintah Desa. Hal itu dialami oleh Desa Gunung Putri, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor.
Pasalnya, dari data yang sudah di Surat Keputusan (SK) kan oleh Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan, data anak yang mengalami stunting atau kekurangan gizi di Desa Gunung Putri berjumlah 134.
Namun, ketika dilakukan Verifikasi lapangan (Verlap) dan validasi data terkait jumlah anak yang mengalami stunting, hanya ada 3 anak saja yang mengalami kekurangan gizi tersebut.
“SK nya Bulan kemarin (Juli), di Desa Gunung Putri ada 134 anak stunting. Padahal hasil dari Verlap dan validasi dilapangan, dari 134 hanya 3 anak saja yang alami stunting. Itu data 134 dari Puskesmas ke Dinas Kesehatan kayaknya. Tapi ini hasilnya gak real,” kata Kepala Desa Gunung Putri, Daman Huri kepada BogorUpdate.com, Minggu (13/8/23).