Gunung Putri, BogorUpdate.com – Belum difungsikan, beton pada Peningkatan Jalan Karanggan-Gunung Putri yang berada di Desa Karanggan Kecamatan Gunung Putri Kabupaten Bogor sudah menimbulkan patahan, Rabu (31/8/22).
Peningkatan jalan yang di kerjakan oleh CV Fasca yang beralamat di Jl. Raya Cibeureum KM.3 No.12 RT.04 RW.03 Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bandung dan Konsultan Pengawas dari PT Nasuma Prima dengan memakan anggaran sebesar Rp2,9 Miliar menjadi sorotan warga.
Ahcan (40) warga sekitar mengatakan sangat senang dengan adanya pembenahan jalan Karanggan ini mengingat kondisi jalan disini sangat parah, apalagi jika habis diguyur hujan, lobang yang ada di tengah jalan dan tergenang air tidak terlihat oleh pengendara.
“Saya hampir setiap hari melintasi jalan ini, saat ada pembenahan jalan bahagia, akhirnya dibenahi juga, Namun ada hal yang kurang memuaskan di beberapa titik pekerjaan ini, kenapa coran beton yang berusia belum genap sebulan ini sudah ada yang retak sampai kebawah seperti patah,” ujarnya.
Menurut Achan, dirinya selalu aktif melihat pekerjaan jalan tersebut walau hanya rakyat biasa tapi ingin melihat tata cara kerjanya.
“Bagian pertama juga ada yang retak sampe bawah, itu di poles/ditutupi oleh pekerja seperti semen putih saya gak tau namanya apa, untuk menyamarkan patahan/retakan beton tersebut,” paparnya.
Selain itu, sambung Achan, di coran beton yang sekarang padahal belum dilintasi oleh pengendara udah ada patahan sampai bawah juga.
“Untuk patah kalo menurut saya harusnya jangan cuma di poles menghilangkan patahan itu tapi di cor lagi (grouting) supaya patahannya gak lari,” paparnya.
Dirinya berharap kepada penyedia jasa untuk serius dalam mengerjakan jalan tersebut karena dirinya sebagai warga sangat merindukan jalan yang halus dan mulus.
“Saya berharap jalan yang dibangun menggunakan anggaran yang sangat besar ini, semoga awet gak gampang retak, karena beton kalo retak-retak juga bahaya kepada pengendara jalan,” pungkasnya.
Terpisah disampaikan Yusuf sebagai penyedia jasa CV Fasca yang mengatakan dirinya belum mengetahui adanya keretakan beton pada pekerjaannya.
“Saya belum bisa menanggapi karena dilapangan belum ada laporan,” ujarnya saat di konfirmasi via pesan singkat WhatsApp.
Saat di tanya soal keretakan yang harus di grouting dirinya mengatakan,
“Kan kalau ada retak rambut, biasa langsung komplain ke bacing plant, dan langsung di tangani biasanya, Benar….itu harus di Grouting….makanya takutnya beda persepsi retaknya sampai segimana gitu lho,” pungkasnya.
Heri KH Pemerhati pembanguan dan tata ruang menjelaskan keretakan pada beton ada beberapa faktor, mulai dari kekurangan air, tidak adanya lantai kerja atau dari kualitas mutu beton itu sendiri.
“Beton itu idealnya setelah di gelar besoknya di siram oleh air, hal itu dilakukan tidak oleh kontraktor, pemasangan plastik harus full, dan adanya lantai kerja yang sangat berpengaruh akan kualitas beton, apalagi jika kondisi jalan awalnya banyak lobang dan rusak parah, beskos yang di gelar harus ketemu dengan lantai kerja dulu baru di gelar beton,” urainya.
Jika tahapan tersebut sudah dilakukan oleh penyedia jasa berarti kualitas mutu dari beton itu sendiri yang merupaka pabrikasi bacing plant.
“Tapi biasanya, dari penglihatan saya sangat jarang sekali penyedia jasa melakukan penyiraman air pada beton yang sudah di gelar tersebut, itu pun cukup berpengaruh pada kondisi beton dan bisa menimbulkan keretakan”
Namun, sambungnya, untuk beton yang retak rambut/patah itu masih bisa di grouting, cuma kebanyakan hanya di silen oleh aspal saja padahal lambat laun itu bisa melebar.
“Kalo sudah retak harus segera di grouting karena memang itu penanganan,” pungkasnya.