Citeureup, BogorUpdate.com
Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor akan telusuri penyebab tercemarnya Sungai Cibeber yang berlokasi di Desa Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor.
Kasie Pengawasan Lingkungan pada DLH Kabupaten Bogor, Riri Agustina mengatakan, pihaknya akan melakukan penelusuran atas tercemarnya sungai cibeber tersebut. “Kita akan telusuri, rencananya kita mau turun kemungkinan pada Jum’at ini,” tuturnya kepada bogorupdate.com, Selasa (01/03/22).
Menurut Riri, dirinya sudah mendapatkan laporan perihal tercemarnya sungai Cibeber dari Sekretaris Desa (Sekdes) Leuwinutug dengan keterangan bahwa PH air dari sungai tersebut masih dalam batas normal.
“Sekdes itu punya peralatan kertas lakmus, jadi laporannya nunjukin kalo PHnya normal. Saya menangkapnya kalo PH normal itu berarti disekitar angka 7, kalau berbicara karakteristik limbah B3 adalah bisa dibuktikan dengan PH. Nah kalo bicara PH 7 berarti indikasinya kemungkinan besar bukan limbah b3,” katanya.
Namun, soal berwarna atau berbau, lanjut Riri, bisa dijadikan sebagai dugaan awal bahwa sungai tersebut tercemar. “Tapi untuk membuktikan, tercemar itu kan harus dengan hasil laboratorium,” lanjutnya.
Riri pun menjelaskan, pihaknya saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait dugaan pelaku yang mencemari sungai di Desa Leuwinutug tersebut.
“Saya sebetulnya masih mencari data, kan katanya bau menyengat, baunya itu seperti apa kemudian yang jelas kita butuh titik koordinat lokasinya, soalnya bicara sungai itu banyak yang berkontribusi jadi ibarat orang gelagapan takutnya asal narik nantinya,” pungkasnya.
Pada pemberitaan sebelumnya, Pemerintah Desa (Pemdes) Leuwinutug, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor tunggu langkah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bogor terkait tercemarnya Sungai Cibeber.
Sekretaris Desa (Sekdes) Leuwinutug, Faisal Abu Bakar Sidiq mengatakan pihaknya bersama Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kecamatan Citeureup telah menindaklajuti laporan masyarakat.
“Kami kunjungi lokaso titik-titik sungai yang memang diduga tercemar B3, dari kunjungan kami, kita terfokus ke empat titik, yang mana kita telusuri dari pembuangan akhir hingga memdekati sumber yang kredible,” ungkapnya.
Menurut Faisal, karena terbatas teritori wilayah desa, akhirnya ia pun memberhentikan penelusurannya.
“Kita sudah memberikan tembusan kepada bu Riri agustina sebagai perwakilan dari DLH bahwa kita sudah menindaklanjuti dengan keterbatasan kita di desa, untuk hasilnya kita sudah sampaikan dan menunggu hasil dan putusan dari DLH Kabupaten Bogor,” ucap pria yang akrab disapa Icang ini.