Kota Bogor, BogorUpdate.com
Merespon keluhan warga soal keberadaan PKL di Jalan Malabar hingga Jalan Sancang Dinas Usaha Mikro Kecil dan Menengah dan Koperasi siap melakukan penataan.
Kepala Dinas UMKM dan Koperasi Samson Purba mengaku, terkait keluhan warga yang ada di Malabar soal keberadaan PKL, tentu pihaknua merespon dan akan segera diskusikan.
“Ya, keluhan warga itu kami respon, dan kami diskusikan, bagaimana kita lakukan penataan supaya menjadi rapi dan enak dilewati khusunya dikawasan sekolah,” kata Samson kemarin
Bahkan lanjut dia, pihaknya juga telah menerima aduan langsung dari kepala sekolah, kadang aroma bau masakan tercium hingga ke dalam ruang kelas dan itu sangat tidak nyaman bagi para siswa yang sedang melaksanakan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
“Smoga bisa kita selesaikan dengan baik tanpa merugikan sepihak, kami akan cari win-win solution,” ungkap mantan Kadisnaker itu.
Mengenai actionnya lanjut Samson, maka akan dimulai dari wilayah kecamatan, dan UMKM hanya memberikan gidens bagaimana dan seperti apa menempatkan PKL tersebut.
“Kita sedang lakukan pendataan PKL itu, berapa warga Kota Bogor dan berapa pedagang yang notabenenya dari luar Bogor,” tambah dia.
Dia menegaskan, karena itu bukan PKL binaan, maka pihaknya tidak bisa melakukan relokasi. Dan skemanya mau dicoba untuk pemindahan ke Lippo. “Saat ini kami belum tahu soal harga di Lippo untuk para PKL, karena masih tahap negosiasi. Intinya supaya Lippo dan para PKL sama-sama tidak merugi,” ujarnya.
Dia juga mengaku, pihaknya sudah melakukan kajian, bahwa dilokasi tersebut tidak bisa dibangun zona PKL. Jadi lahan-lahan yang saat ini ditempati PKL harus di kembalikan ke fungsinya.
“Sudah kita kaji, kalau kita bangun zona PKL maka kondisinya akan tetap sama. Maka lokasi itu harus bersih, fungsinya kembali sesuai peruntukannya yaitu trotoar dan Ruang Terbuka Hijau (RTH),” ujarnya.
Diakuinya, dalam penertiban PKL di Jalan Malabar – Jalan Sancang yang jumlahnya sekitar 200 PKL itu inginnya dilakukan penertiban sekaligus. “Ya, supaya tidak muncul kecemburuan sosial dan timbul masalah-masalah lainnya. Makanya harus dilakukan sekaligus,” tandasnya.
Sebelumnya, Ketua Komisi 1 DPRD Kota Bogor Safrudin Bima mengaku telah menerima aduan soal PKL di Jalan Malabar dari masyarakat yang merasa terganggu dan dia janji akan bersikap sesuai kapasitasnya. “Ya, kita lihat nanti, disitu memang peruntukannya apa,” katanya.
Dia mengaku, akan segera turun langsung ke lokasi untuk melihat langsung kondisi disitu, sekaligus mengundang atau menghadirkan Camat Bogor Tengah untuk diajak berdiskusi mencari solusi bersama.
“Kalau banyak aduan dari warga, memang harus dicarikan jalan keluar secepatnya agar terpetakan, mana wilayah pendidikan dan mana wilayah ekonomi. Tentu saja dengan melihat peruntukkannya dan mempertimbangkan kepentingan semua,” ungkapnya.
Diakui Ketua DPD PAN Kota Bogor itu, bahwa dirinya mendengar Pemkot sedang berikhtiar untuk melakukan penataan di wilayah sekitar sekolahan. “Warga kemarin ngobrol sama saya mereka mengeluhkan banjir, Pemkot mau perbaiki drainase tapi tertutup PKL,” ujarnya.
Masih kata dia, minggu depan setelah rapat kerja dia akan melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kota Bogor. “Iya, pastinya kami akan komunikasi dan berkoordinasi segera dengan Pemkot untuk mencari jalan keluar tentang hal tersebut,” tandasnya.
Sebelumnya, salah seorang warga Malabar Mila mengaku, dengan adanya PKL disepanjang Jalan Malabar membuat lingkungan tempat tinggalnya jadi kumuh
“Iya, lihat saja, libgkungan jadi kumuh begini, dengan banyaknya PKL disitu tidak pantas saja, lingkungan jadi kotor, lalu drainase jadi tidak berfungsi. Kalau hujan jalan jadi kaya sungai dan membahayakan. Kemarin saja ada yang pakai sepeda jatoh sampai luka,” kata dia.
Menurutnya, hal itu terjadi karena drainase tidak ada dan mengakibatkan aspal jadi rusak. Selain itu PKL juga merusak penggijauan. “Iya, penghijauan kurang, saya berharap Pemerintah melakukan penataan dan area-area yang dirampas PKL dikembaikan pada fungsinya,” pintanya.
Selain itu kata Mila, PKL juga menimbulan banyaknya sampah, yang kadang dibuang sembarangan sehingga bau.
“Ya, dengan konsidi lingkungan bau, itu sangat tidak baik karena disini lingkungan pendidikan. Trus saya saja kalau pulang kerja sangat terganggu karena tidak bisa jalan di trotoar karena banyak pedagang,” tandasnya.
(As/bing)