Pilkada – Bogor Update
Manuver politik Bima Arya yang mencampakan Usmar Hariman dan memilih Dedie A Rachim untuk pendampingnya di Pilwalkot Bogor 2018 membuat Usmar geram.
Hal itu bukan tanpa alasan, tetapi karena Bima meminang sosok dari non partai, namun petahana tetap menginginkan ‘perahu’ Demokrat.
Meski demikian, Usmar mengaku tidak kecewa dengan keputusan Bima tersebut. Selama 10 tahun dirinya berpolitik, tidak pernah kecewa. Tapi ia menegaskan bahwa mesin Partai Demokrat akan ‘tiarap’ mendukung Bima.
“Berdasarkan uji petik grass root tetap menginginkan kadernya yang maju. Silahkan tanya langsung ke kader,” ujar Usmar, Jumat (29/12/17).
Ia menegaskan, bila Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) benar – benar menghibahkan Demokrat kepada Bima Arya. Usmar mengaku takkan maju dalam Pilwalkot.
“Saya nggak akan maju, saya fatsun terhadap partai, dan lebih memilih menjadi Plt Walikota saja,” ujarnya.
Ia menambahkan, anggaran dan kebijakan semua urusan dirinya, tidak boleh ada intervensi. Tetapi, kalau SBY tak menghibahkan Demomrat ke petahana, maka dia akan head to head dengan Bima.
Menurut Usmar, selama 3,5 tahun menjadi wakil walikota ia sama sekali tak pernah terjerat kasus hukum. “Saya nggak pernah punya masalah. Saya cukup bersih ya,” tegasnya.
Usmar juga mengaku tak tahu menahu mengapa Bima lebih memilih meninggalkannya. Sebab, berdasarkan survei JSI sudut pandang masyarakat sebanyak 86 persen menilai bahwa pasangan Bima – Usmar tak ada masalah. “Survei itu dilakukan oleh internal Demokrat,” katanya.
Masih kata orang nomor dua di Kota Bogor itu, sebelumnya pada 5 Januari 2017 sekira pukul 17.00 WIB, ia sempat berbincang dengan Bima Arya di ruangan walikota.
“Ketika itu dia bilang bahwa saya punya masalah di wilayah. Katanya masalah saya ini, ini, dan ini. Ketika ditanya ini itu apa dia nggak jawab, jadi kayak ngomong sama anak TK. Nggak dijelasin, saya bingung apa kesalahan saya. Mungkin seleranya lagi dengan KPK,” ucapnya.
Usmar juga mengaku tak paham mengapa Bima lebih memilih orang lain, walau masih mebginginkan bersama Demokrat.
“Pada Pilwalkot 2013 Demokrat punya 15 kursi, dan kami terpilih. Saya nggak paham mungkin dia punya analisis sendiri. Sekarang saya fokus saja besarkan partai, sebab kondisi partai sedang babak belur sekarang. Ya, dia juga bikin susah orangtua Partai Demokrat (SBY). Ya bisa diartikan sendirilah,” ucapnya.
Usmar menilai sepertinya langkah Bima memilih orang lain karena ia kemungkinan menganggap bahwa kader Denomrat tak qualified. “Kelihatannya begitu. Tapi kan yang oenting fakta membuktikan,” tandasnya.
Dari penelusuran, diketahui bahwa sosok yang akan menjadi pendamping petahana di Pilwalkot Bogor adalah dari Deputi Bidang Penindakan KPK dengan jabatan Direktur Pembinaan Jaringan dan Kerja Sama Antar Komisi dan Instansi (PJKAKI). (AS)
Editor: Endi