Gunung Putri, BogorUpdate.com – Upaya Pemerintah Desa Gunung Putri dalam mengatasi persoalan banjir yang kerap melanda wilayahnya dan desa-desa sekitar mulai menunjukkan hasil.
Sejak Selasa (15/07/2025) hingga Jumat mendatang, tim survei dari Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat telah melakukan survei teknis di Situ Gunung Putri, sebagai tindak lanjut atas laporan pemerintah desa terkait pendangkalan yang terjadi selama puluhan tahun.
Kepala Desa Gunung Putri, Daman Huri mengungkapkan, kondisi situ yang semakin dangkal tanpa pernah dilakukan pengerukan menjadi salah satu penyebab utama banjir yang melanda empat hingga lima desa sekitarnya, terutama saat musim hujan tiba.
“Mudah-mudahan hasil dari survei tim SDA Jabar ini bisa bermuara pada langkah nyata, yakni revitalisasi Situ Gunung Putri. Ini sudah sangat urgen, karena dampaknya tidak hanya dirasakan oleh Desa Gunung Putri, tapi juga oleh Desa Karanggan, Kelurahan Puspanegara, dan Desa Puspasari Kecamatan Citeureup,” ucap Daman Huri kepada Bogorupdate.com Kamis (17/7/25).
Sebagai bentuk respon terhadap bencana banjir yang terjadi pekan lalu, Pemdes Gunung Putri berinisiatif mengadakan rembuk bersama dengan perwakilan desa terdampak dan pihak perusahaan yang berada di sepanjang jalur aliran sungai menuju situ.
Dalam pertemuan tersebut, disepakati bahwa pengerukan Situ Gunung Putri merupakan langkah krusial dan harus segera dilakukan, selain juga perbaikan jalur sungai kecil.
“Kami juga mengajak perusahaan-perusahaan di wilayah Puspanegara dan Gunung Putri untuk ikut peduli. Alhamdulillah mereka sepakat mendukung upaya perbaikan ini,” tambahnya.
Selanjutnya Ia pun berharap, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi melalui Dinas SDA dapat memberikan atensi khusus agar revitalisasi Situ Gunung Putri menjadi prioritas utama, mengingat dampaknya menyangkut empat wilayah permukiman padat penduduk.
“Ini bukan hanya harapan Desa Gunung Putri, tapi juga harapan masyarakat dari empat desa lainnya yang terdampak langsung setiap kali hujan deras mengguyur. Kami ingin solusi jangka panjang, dan pengerukan situ adalah kuncinya,” harapnya.
Sementara itu, Enggar, salah satu anggota tim survei dari SDA Provinsi Jawa Barat menjelaskan bahwa survei dilakukan untuk mengetahui kondisi elevasi dan kedalaman situ guna menentukan volume sedimentasi serta perencanaan teknis pengerukan.
“Karena kondisi sangat dangkal, hanya sekitar 1 hingga 2 meter, kami menggunakan metode pengukuran RTK (Real Time Kinematic), bukan single beam. Hari ini merupakan hari ketiga di lapangan, progres survei sudah 80 persen,” jelas Enggar.
Menurutnya, data yang dihasilkan nantinya akan mencakup kedalaman situ, volume pendangkalan, dan estimasi volume pengerukan yang diperlukan agar daya tampung situ kembali optimal dalam menampung air hujan dan mencegah banjir.
“Tim kami juga akan menghitung dampak banjir maksimum, menentukan luas genangan, dan merancang rencana pengerukan untuk mengurangi risiko banjir di hilir,” tambahnya.
Situ Gunung Putri memiliki peran penting sebagai kawasan resapan dan pengendali banjir alami di kawasan Gunung Putri – Citeureup. Jika direvitalisasi dengan optimal, situ ini diyakini mampu menjadi solusi permanen bagi persoalan banjir yang kerap terjadi di wilayah tersebut. (Gus)