Sekda Burhanudin: Bencana Narkoba Lebih Dahsyat dari Bencana Alam dan Non Alam

Cibinong, BogorUpdate.com
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bogor Burhanudin mengingatkan, bencana narkoba bisa lebih dahsyat dari bencana alam dan non alam. Dirinya berharap kegiatan Gowes Jabar Bersinar harus bisa mengedukasi dan mengampanyekan perang terhadap narkoba, terutama kepada kalangan muda di setiap titik yang dilewatinya. Hal tersebut dikatakan Burhanudin saat membuka Talkshow Anti Narkoba sebagai Rangkaian Hari Anti Narkotika Internasional (HANI) tahun 2021, di Setu Cibinong, Kabupaten Bogor, Jumat (28/5/21).

“Bencana alam bisa kita hadapi, bencana non alam juga bisa kita hadapi. Namun jika terjadi bencana satu generasi kecanduan narkoba, maka satu generasi tersebut akan hilang. Bencana seperti itu akan lebih dahsyat dari bencana alam dan non alam,” ujar Burhanudin.

Ia menambahkan, membayangkan jika dalam kehidupan berbangsa, untuk melanjutkan kesinambungan negara Republik Indonesia, kita kehilangan satu generasi muda, maka kita butuh beberapa puluh tahun untuk mengembalikannya. Bangsa kita akan jauh tertinggal dari bangsa lainnya.

“Ini berbahaya, oleh sebab itu kami menyadari Kabupaten Bogor ini adalah daerah yang berbatasan langsung dengan ibukota, maka pergaulan anak mudanya dapat diakses oleh tren kesenangan atau kesenangan, makanan, dan fashion. Tren mencari kesenangan dan yang lainnya, bisa menjadi penyebab anak-anak muda kita bisa terjerumus pada pergaulan bebas karena ingin mengikuti tren tersebut,” ungkap Burhanudin.

Menutup dompetnya, Sekda Burhanudin menuturkan, dirinya berharap dengan kegiatan Gowes Jabar Bersinar yang diikuti oleh para penggiat anti narkoba ini dapat memberikan edukasi dan mengampanyekan masyarakat untuk berperang terhadap narkoba, terutama kalangan muda di setiap titik yang dilewatinya.

Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bogor, AKBP H.Moh Syabli Noer menjelaskan, untuk mengatasi masalah narkoba, seluruh rakyat Indonesia, laki-laki atau perempuan, tua atau muda, harus ikut berperang melawan narkoba. “Kita perangi dalam tiga aspek, pertama pencegahan, bagaimana kita cegah agar tidak terjadi narkoba. Jangan sampai lingkungan kita kondusif untuk pengedar dan bandar. Kita berdayakan masyarakat, agar mampu mencegah dan menumpas narkoba,” terangnya.

Kemudian yang kedua, lanjut Syabli Noer, adalah rehabilitasi. Bagi saudara-saudara kita, anak-anak kita yang terlanjur menggunakan narkoba, kita obati sampai sembuh. Lalu yang ketiga, untuk para bandar dan pengedar kita tumpas sampai ke akar-akarnya.

“Jangan biarkan BNN bekerja sendiri, bantu kami, menginformasikan kepada kami apa pun yang terkait dengan narkoba. Kalau semua masyarakat berperang melawan maka tidak akan ada tempat untuk narkoba, tidak ada pemberitaan terhadap penyalah narkoba yang sudah menderita,” tandasnya. (bu/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *