Perkuat Semangat Toleransi, PB INSPIRA Gelar Diskusi

Kota Bogor, BogorUpdate.com
Memperingati Hari Toleransi Internasional yang jatuh pada tanggal 16 November 2020, Pengurus Besar Inisiator Perjuangan Ide Rakyat (PB INSPIRA) menggelar Diskusi dan Teater Kebudayaan di Internasional IPB Convention Center (IICC), Botani Square, Kota Bogor kemarin.

Dalam diskusi mengangkat isu Toleransi ini disambut antusias oleh ratusan peserta dari pelbagai kalangan. Sejumlah Tokoh Nasional seperti Bambang Soesatyo (Ketua MPR RI), Prof. Arif Satria (Rektor IPB), Saut Situmorang (Mantan Wakil Ketua KPK), Dr. Bima Arya (Walikota Bogor), Irwan Suhanto (Aktivis HAM) dan Iskandarsyah (Aktivis 98) pun turut ambil bagian dalam kegiatan ini.

Selain dihadiri oleh para tokoh nasional, grup band ternama seperti Marjinal, Seniman Pawon UIKA Bogor dan sejumlah Seniman dari Penyandang Disabilitas Bogor pun turut memberikan sentuhan seni budaya yang memukau ratusan peserta yang hadir dalam forum tersebut.

Ketua Umum PB INSPIRA Rizqi Fathul Hakim, menyebut bahwa kegiatan diskusi dan pertunjukan seni budaya ini adalah upaya Kaum Muda untuk mencairkan suasana bangsa yang sedang tidak bersahabat.

“Di tahun 2020 ini kita sedang menghadapi dua ujian berat. Di mulai dari persoalan Pandemi Covid-19, hingga isu-isu yang memantik perseteruan sesama anak bangsa. Persoalan Covid-19 secara nyata memukul jatuh ekonomi bangsa,” katanya.

Masih kata dia, sedangkan persoalan Intoleransi secara perlahan merusak sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Poin terakhir ini (Intoleransi) menurutnya adalah ancaman dan rintangan yang akan menghambat Visi Indonesia Emas di masa mendatang.

“Untuk itu kami mengambil suatu inisiatif bagaimana mencairkan ketegangan yang terjadi selama ini. Diskusi ini tentu sangat kami harapkan mampu memberikan sentuhan baru dalam kesadaran banyak orang agar mampu menyikapi fakta Perbedaan dengan bijaksana,” jelasnya.

Sebagaimana yang didengarnya langsung dari paparan Irwan Suhanto, bahwa menurut dia lebih dulu berbangsa sebelum bernegara. “Toleransi adalah kunci di mana leluhur kita mampu membangun sebuah bangsa,” tutur dia.

Dilain kesempatan, Sekjend PB INSPIRA, Dinal El Gusti, menegaskan bahwa kegiatan Diskusi yang diselingi dengan pertunjukan Teater Budaya ini adalah sebuah ikhtiar membuka mata para pemuda-pemudi Indonesia yang mulai kurang peduli dengan persoalan yang sedang dihadapi bangsa saat ini.

Mengambil bahasa satire cerdas dari Prof Arif Satria tentang pemuda. Menurutnya tua muda seseorang tidak lagi dilihat dari usia, tapi dari caranya melihat masa lalu dan masa depan. Yang muda adalah mereka yang mampu membaca dan mengantisipasi masa depan.

“Kemampuan ini sudah sepantasnya dimiliki oleh kita sebagai pemuda. Semangat ini harus ditanam dan harus menjadi bagian penting dari segala upaya pemuda dalam membangun Bangsa demi mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.”

Sementara Ketua Pelaksana Kegiatan Diskusi dan Teater Kebudayaa, Muhammad Hafidz Azami mengapresiasi seluruh peserta, pemateri, tamu undangan dan sponsor kegiatan yang turut serta membantu jalannya kegiatan tersebut.

Dia mengaku sangat bersyukur, bangga dan merasa terhormat dengan kehadiran ratusan peserta, pemateri-pemateri hebat, seniman-seniman hebat,
dan tiga sponsor kegiatan ini yakni BNI, Bank Mandiri dan Etos Institute.

“Tanpa doa dan dukungan dari semua pihak, kami yakin kegiatan ini tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan. Untuk itu kami ucapkan beribu terimakasih yang tak terkira untuk semua pihak yang telah mendukung kegiatan kami ini. Kurang lebihnya kami mohon maaf,” tandasnya.

 

 

 

 

 

(As/Bing)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *