Ade Yasin Jabarkan 199 Inovasi Kabupaten Bogor Dihadapan Tim Penilai IGA 2021

Pemerintahan, BogorUpdate.com
, menjabarkan dimiliki Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor dihadapan tim penilai lomba (IGA) tahun 2021.

Kegiatan bertempat di Ruang Sidang RSU Gedung A Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Selasa (23/11/2021).

Ade Yasin menuturkan, 199 inovasi tersebut dalam rangka menjawab tantangan di masa pandemi dan telah berdampak pada perubahan indikator makro pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial.

“Sampai dengan tahun 2021 Kabupaten Bogor memiliki 199 inovasi, yang diharapkan dapat menjawab tantangan di masa pandemi Covid-19, yang terdiri dari 128 inovasi kesesuaian Covid-19 dan 71 inovasi non Covid-19, diantaranya merupakan inovasi non digital sebesar 115 inovasi dan inovasi digital sebesar 84 inovasi,” kata Ade Yasin.

Ade Yasin menerangkan, inovasi daerah di lingkup Pemerintah Kabupaten Bogor merujuk pada kondisi dan potensi daerah, serta sebagai langkah penyelesaian atau solusi terhadap berbagai tantangan dan permasalahan yang ada di Kabupaten Bogor. Dampak inovasi terhadap sosial ekonomi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor mengakibatkan perubahan indikator makro pada sektor kesehatan, ekonomi dan sosial.

“Tingkat pengangguran terbuka turun dari 14,29% tahun 2020 menjadi 12,22% tahun 2021 (turun 2,07%). Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dari 70,40 poin tahun 2020 naik menjadi 70.48 poin tahun 2021 (naik 0,08 poin). Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) dari -1,77% tahun 2020 naik menjadi 3,48% tahun 2021 (kenaikan 5,25%). PDRB dari 236,15 trilyun rupiah tahun 2020 naik menjadi 245,22 trilyun rupiah tahun 2021(naik 9.07 trilyun rupiah),” terang Ade Yasin.

Berikutnya, kata Ade Yasin, kasus Covid-19 rata-rata per bulan turun 1%. Proporsi rumah tangga berakses internet naik 8,92%. Persentase penduduk di bawah garis kemiskinan triwulan III tahun 2021 naik tidak terlalu tinggi atau dapat ditekan kenaikannya dari 7,69% menjadi 7,99%. Daya beli masyarakat triwulan III tahun 2021 sedikit menurun atau dapat ditekan penurunannya dari Rp10,317 juta/kap/tahun menjadi Rp10,315 juta/kap/tahun.

“Terdapat inovasi unggulan di masa Covid-19, yang sudah kita terapkan, ini sangat membantu sekali dalam melaksanakan program dan meningkatkan kepuasan masyarakat. Saat ini, pemerintah tanpa inovasi rasanya akan sulit karena kita harus terus menyesuaikan dengan kondisi yang ada,” ujar Ade Yasin.

Ade Yasin mengungkapkan inovasi unggulan tersebut, bidang kesehatan yakni inovasi Bogor Pain Center yang digagas oleh RSUD Ciawi, yang bertujuan untuk melayani masyarakat yang menderita nyeri. Penanganan nyeri yang baik, standar dan multidisiplin akan meningkatkan kualitas hidup pasien dan para penderita nyeri, disamping hal tersebut yaitu terciptanya efisiensi anggaran dalam manajerial layanan dalam penanganan nyeri ini. Kemudian inovasi Leuwikarsa yang digagas oleh RSUD Leuwiliang yang bertujuan melakukan pemantauan aktivitas post rawat, edukasi general knowledge, dan konsultasi online dengan konselor kepada pasien Covid-19, keluarga atau masyarakat.

“Di bidang ekonomi, inovasi Bogor Career Center digagas oleh Dinas Tenaga Kerja yang menyediakan informasi lowongan kerja, pelatihan kerja serta pemagangan. Inovasi ini telah terkoneksi dengan forum HRD, Diskominfo dan 40 kecamatan. Kemudian inovasi Samisade yang saya gagas dan merupakan aplikasi Samisade (Satu Milyar Satu Desa), merupakan aplikasi realisasi anggaran bantuan keuangan infrastruktur desa, program Satu Milyar Satu Desa, untuk mendorong transparansi penyelenggaraan pembangunan desa di Kabupaten Bogor,” ungkap Ade Yasin.

Bidang sosial, lanjut Ade Yasin, inovasi Graha Pancakarsa digagas oleh Dinas Sosial, berupa sistem layanan dan rujukan terpadu sebagai upaya pendampingan kepada keluarga, anak berkebutuhan khusus, bantuan kegawatdaruratan, sandang pangan dan kesehatan.

“Innovative Government Award (IGA) adalah moment yang cukup bergengsi. Kita pasti bangga, ketika Kabupaten Bogor menjadi yang terbaik. Dengan juri lomba yang berkompeten akan terpilih daerah-daerah yang punya inovasi baik dan tinggi, juga nilainya. Tentunya yang terpilih adalah merupakan daerah yang cukup bisa menerapkan ataupun daerah-daerah yang memang memberikan prioritas kepada inovasi-inovasi untuk masyarakatnya,” tutur Ade Yasin.

Respon (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *