HomeLifestyleNews

Bisnis Pertanian Terbuka Luas Bagi Milenial

Author : Mutiara Shaliha
Mahasiswa semester 2 program studi Agribisnis Universitass Syarif hidayatullah Jakarta

No HP: 085959939839
Email : mutiarashaliha_21@mhs.uinjkt.ac.id

Lifestyle, BogorUpdate.com – Pertanian merupakan salah satu sektor utama yang diandalkan untuk memberi makan penduduk yang jumlahnya terus bertambah dan juga menjadi sektor penampung tenaga kerja terbanyak di Indonesia. Sektor pertanian sendiri merupakan penopang terbesar kedua bagi perekonomian Indonesia. Terbukti pada tahun 2014, sektor pertanian berkontribusi sekitar 13,4% terhadap ekonomi nasional dan pada tahun 2017 menjadi 13,53% dimana jumlah tersebut mengalami peningkatan.

Sektor pertanian menjadi semakin penting dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini dikatakan dalam wawancara oleh Ketut Kariyasa, Kepala Pusat Data dan Informasi, Kementan. Situasi tersebut dapat dilihat dari inflasi bahan pangan terkendali, jumlah penduduk miskin di perdesaan semakin menurun dan kesejahteraan petani semakin membaik.

Dari data diatas, sektor pertanian menjadi salah satu sektor yang menjanjikan untuk dijadikan usaha atau bisnis. Didukung oleh hasil sumber daya alam di Indonesia yang melimpah dan jumlah permintaan yang sangat benyak hal tersebut penjadi potensi yang luar biasa yang dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha khususnya di bidang pertanian.

Berbicara mengenai sektor pertanian, kalian pasti pernah mendengar istilah tentang agribisnis. Agribisnis secara singkat dapat diartikan sebagai sebuah bisnis dengan basis usaha pertanian, maupun bidang lain yang mendukungknya. Tujuan agribisnis ini sendiri ialah untuk mendukung pertanian itu sendiri, mulai dari sektor hulu hingga hilir. Maka dari itu, amat disayangkan bagi jika sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam inii, msyarakt Indonesia malah belum bisa memanfaatkan dan mengembangkannya guna memaksimalkan potensi di sektor pertanian.

Selama ini banyak orang beranggapan bahwa prospek agribisnis tidak menjamin dikarenakan harga produk yang tidak stabil dan cenderung menurun, prospek agribisnis juga belum begitu disorot oleh para pengusaha. Pasalnya banyak dari mereka yang mengira agribisnis adalah hanya sebutan lain dari ‘pertanian’. Hal itu tidaklah sepenuhnya benar. Karena pengertian agribisnis lebih luas daripada itu.

Beberapa ahli mengungkapkan pendapatnya mengenai bidang ini. Yang pertama adalah E. Paul Roy yang menjelaskan jika agribisnis adalah sebuah proses koordinasi dari sejumlah sub-sistem dan saling memengaruhi. Sub-sistem tersebut bisa meliputi penyediaan pada input pertanian, pengolahan hasil, produksi pertanian, serta pemasaran pada hasil pertanian.

Dilansir dari Saragih (1998), W. David Downey serta Steven P. Erickson juga memaparkan bahwa agribisnis merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penanganan komoditas pertanian secara luas.

Prospek agribisnis di Indonesia merupakan prospek yang terbilang menjanjikan Beberapa prospek dalam agribisnis di Indonesia meliputi:

•Tanah Indonesia yang relatif subur serta cocok ditanami tanaman pangan.

•Iklim yang bersahabat dan berisiko kecil mengalami bencana.

•Lokasi Indonesia yang berada di garis khatulistiwa dan beriklim tropis membuat petani mudah mendapatkan sinar matahari yang cukup untuk mengembangkan tanaman.

•Aliran sungai, saluran irigasi, dan bendungan yang berlimpah.

Bukan hanya karena wilayahnya dan hasil kekayaan alamnya saja, namun hal ini didukung oleh perkembangan teknologi di bidang pertanian yang mengakibatkan produktivitas pertanian berjalan secara efektif dan efisien.

Prospek agribrisnis memang terbilang cukup menjanjikan dengan peluang yang cukup besar, meski begitu masih banyak generasi muda yang enggan untuk menekuni bidang ini dikarenakan stigma yang masih menempel pada masyarakat khususnya masyarakat perkotaan dan para millenial mengenai profesi petani. Profesi petani masih dipandang sebelah mata oleh sebagian orang karena berpenampilan lusuh dan kotor menjadikan masyarakat jaman sekarang lebih memilih profesinya didunia perkantoran, dengan penampilan yang elegan dengan beranggapan bahwa pekerjaan kantoran lebih bergengsi dan menjanjikan.

Generasi milenial merupakan generasi yang memiliki potensi besar untuk mengembangkan dan memajukan sektor pertanian pada era global ini. Peluang tersebut dilihat dari fakta bahwa mayoritas generasi milenial memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga secara usia tergolong usia produktif, dan memiliki akses terhadap teknologi terutama teknologi informasi yang baik.

Dikutip dari misekta.id, salah satu ilustrasi dari peran generasi milenial pada sektor pertanian adalah gudangstore yang dimana usaha ini bergerak pada praktisi/ jasa hidroponik dan tokoh suplay pertanian dan kebutuhakan pangan rumah tangga diantaranya penyedia benih, peralatan hidroponik dan sayur-sayuran serta buah-buahan organik. Gudangstrore menggunakan model penjualan via daring melalui platform-platform yang tersedia segabai salah satu pemanfaatan teknologi digital di bidang pertanian.

Dikutip dari laman entrepeneur.bisnis.com. YDBA menyelenggarakan webinar pertanian modern dengan menghadirkan dua narasumber yaitu Sandi Octa Susila, Pemilik Mitra Tani Parahyangan; dan Vincent A. Gunawan, Head of Sourcing Sayurbox. Mereka adalah para milenial yang berhasil menjadi pegusaha di bidang agribsnis dengan memanfaatkan teknologi.

Kemajuan teknologi dan adanya media sosial juga memberi peluang lebih besar bagi millennial. Zach Jhonson adalah pemuda asal minnesota yang tak hanya berprofesi sebagai petani namun ia juga terkenal sebagai ‘millennial farmer’ di youtube. Kini ia sudah memiliki jumlah penonton mencapai 3,7 juta dengan 1 lebih pengikut. Ketenarannya ini dimanfaatkan Zach untuk bekerjasama dengan pihak lain seperti sponsorship, menghadiri beberapa acara podcast ataupun acara TV, dan menjual merchandisenya.

Nah, sebagai generasi penerus bangsa, kita bisa mengambil langkah maju untuk mengembangkan usaha sekaligus memberikan kontribusi pada negara. Untuk itu, mari simak apa saja kesempatan yang bisa kita manfaatkan pada peluang bisnis pertanian di era digital!

1. Pemasaran yang lebih luas
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi, kita tak hanya dapat melakukan budidaya seperti menanam padi, jagung atau tanaman lainnya. Melainkan kita dapat mempromosikan hasil panen tersebut melalui strategi digital marketing dengan menciptakan wesite ataupun memanfaatkan platform yang ada untung menjangkau audiens sehingga pelanggan bisa langsung memesan produk tersebut.

2. Produk-produk yang menarik
Menjadi pebisnis di bidang pertanian juga membuka kesempatan bagi siapapun yang ingin membuka usaha untuk menghasilkan produk-produk yang menarik, misalnya seperti tumbuhan yaang dapat dimanfaatkan untuk kecantikan dengan memanfaatan bagian-bagian tumbuhan seperti biji, daun, kulit batang serta buah.

3. Bertani secara fleksibel
Lahan pertanian menjadi satu masalah bagi para petani namun kini banyak solusi yang bisa diterapkan salah satunya yaitu teknologi urban farming. Teknologi urban farming yang dapat diterapkan yaitu hidroponik., menanam taklagi menggunakan tanah melainkan air sebagai media tanamnya.

4. Kontribusi terhadap kebutuhan pangan
Seiring dengan pertumbuhan penduduk, tentu saja sektor pertanian memegang peranan penting untuk memastikan bahwa kebutuhan pangan selalu terpenuhi. Usaha ini bisa dimulai dengan menghadirkan berbagai jenis pangan yang dibutuhkan misalnya kepada orang yang sedang diet dengan memanfaatkan lahan pertanian yang ada.

5. Upaya menjaga lingkungan
Ketika seseorang menerapkan prinsip-prinsip bisnis pertanian yang berkelanjutann, maka para pengusaha tersebut dapat mengurangi polusi dan dampang buruk lainnya yang membahayakan lingkungan, karena pada dasarnya usaha pertanian berkelanjutan membantu kebutuhan manusia sekaligus melestarikan sumber daya alam.

Sudah banyak bukti nyata para petani milenial yang sukses dalam usahanya, dengan demikian. Kaum milenial telah membantu ketahanan pangan di indoensia sekaligus membuka lapangan pekerjaan baru. Maka dari itu tak perlu ragu lagi untuk memulai bisnis pertanian sendiri.

Exit mobile version