Kota Bogor, BogorUpdate.com
Mendekati penghujung tahun, Wali Kota Bogor Bima Arya rajin melakukan Inspeksi mendadak (Sidak), kali ini ke pembangunan pedestrian Jalan Djuanda di Kelurahan Paledang, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Senin (25/10/21).
Dalam sidaknya, Bima menemukan progres proyek yang dibiayai dari bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2021 tersebut minus lima persen.
Seperti diketahui, pembangunan pedestrian tersebut untuk melengkapi Pedestrian di sisi sebelah kanan yang lebih dahulu dibangun mengitari Sistem Satu Arah (SSA).
Disela giat sidaknya, Bima menyampaikan, pembangunan pedestrian ini menjadi bagian penataan seputar Jalan Djuanda khususnya di kawasan yang sudah lama dinilai semrawut.
“Kawasan ini sudah cukup lama semrawut dikuasai PKL (pedagang kaki lima), kemudahan mobil-mobil yang mangkal dan sebagainya,” tuturnya kepada sejumlah awak media.
Volume proyek pedestrian ini sepanjang 825 meter mulai dari depan kantor KPP Pratama hingga SMA Negeri 1 Kota Bogor. Selain jalur pejalan kaki dan aktivitas olahraga juga terdapat jalur sepeda. “Ini melengkapi (pedestrian) yang ada di seberangnya,” katanya.
Bima meminta SKPD untuk memastikan dukungan dari gedung atau perkantoran di sepanjang lokasi pembangunan. Sebab, kata dia, ada penyesuaian untuk pedestarian seperti pada akses masuk dan keluar.
Hal lain, Bima Arya meminta sosialisasi soal sterilisasi PKL di kawasan tersebut. “Bagi PKL sudah lama, direlokasi, tapi yang baru saja digeser, kita lihat karakter PKL-nya, dan semua disosialisasikan dan dikoordinasikan oleh camat dan lurah,” ujarnya.
“Ya, ada temuan progres pembangunan hingga hari ini mengalami deviasi minus 5 persen. Saya minta pengerjaan sesuai dengan target ditentukan, jadi saya titip pekerjaan harus dikebut, semuanya harus positif sesuai jadwal dan kualitas terjaga,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bogor, Chusnul Rozaqi mengatakan, untuk pembangunan pedestrian Jalan Djuanda, pihaknya mendapat bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Barat senilai Rp6 miliar.
“Bantuannya Rp6 miliar dan pemenang lelangnya sekitar Rp 5,4 miliar. Kegiatan ini dimulai bulan September sampai Desember, sekarang (pembangunan) sudah sekitar 20 persen,” terangnya.
Terkait deviasi minus 5 persen, Chusnul memaparkan bahwa pekerjaan di awal memang cukup berat. “Pasti terkejar, Insyaallah terkejar,” jelas Chusnul.
Dijelaskannya jalur pedestrian ini memiliki panjang 825 meter dengan ukuran lebar variatif menyesuaikan badan jalan. Antara lain selebar 7 meter, 4 meter dan 3 meter. “Sementara jalur sepeda selebar 1,5 meter, sudah termasuk semua,” tandasnya.