Bogor RayaHomeNewsPendidikan

Aktivis Senior CGMPB Ini Kecam Dugaan Pungutan di SMPN 2 Cibinong

Aktivis senior CGMPB, Asep Kurnia

Cibinong, BogorUpdate.com – Central Gerakan Mahasiswa dan Pemuda Bogor (CGMPB) mengecam keras terkait masih adanya dugaan pungutan yang dikemas sumbangan yang terjadi di SMPN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor.

Aktivis senior CGMPB, Asep Kurnia menegaskan, menyangkut adanya pungutan yang terjadi di SMPN 2 Cibinong terhadap orang tua siswa dikelas VII (7), tentu hal ini sudah menjadi persoalan klasik di lembaga pendidikan formal khususnya bidang pendidikan milik plat merah tersebut.

“Dalam perihal ini pasti tiap tahunnya pasti muncul polemik yang sama, entah itu terhadap orang tua siswa yang anaknya baru masuk atau anaknya yang mau lulus,” kata Askur sapaan akrabnya kepada Bogorupdate.com melalui pesan WhatsApp, Rabu (09/11/2022).

Menurut Askur, terkait persoalan ini kecendrungan bahwa pihak sekolah dengan dalih komite, dan menjadi problema terkait ini tidak seriusnya ditangani oleh Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bogor dalam melakukan penindakan tegas.

“Paling tidak sekolah-sekolah negeri, baik itu tingkat Sekolah Dasar (SD) atau SMPN mestinya mendapat teguran keras dari Disdik setempat apabila ditemukan masalah seperti ini,” ujarnya.

Askur berpendapat, pihaknya yang saat ini kembali mendengar informasi bahwa di SMPN 2 Cibinong diduga melakukan pungutan melalui bahasa kiasan sumbangan dari orang tua murid kepada sekolah, tentu hal itu sangat kurang pantas.

“Kasarnya kalau saya harus bilang kurang akal, apalagi dalihnya buat taman baca yang sifatnya pembangunan infrastruktur dan media belajar. Tentu, kepala sekolah selaku pemegang kebijakan, harus cerdas bukan hanya didasari pintar saja, karena pada hakikatnya berapa miliar tiap tahunnya APBD Kabupaten Bogor yang di kucurkan ke Dinas Pendidikan yang kita semua tahu anggarannya sangat besar,” tegas dia.

Lebih lanjut ia memaparkan, apabila sampai hari ini hingga esok (Kamis, red) tidak adanya tindakan tegas dari Kepala Dinas Pendidikan setempat sebagai lembaga yang menaunginya, dirinya pastikan bahwa CGMPB akan menggontrog kantor Disdik Kabupaten Bogor yang di pimpin seorang Juanda Dimansyah.

“Saya yakinkan dan pastikan adik-adik dari CGMPB akan geruduk kantor Disdik dan sekolah SMPN 2 Cibinong apabila pihak instansi terkait tidak adanya tindakan tegas kepada jajaran sekolah tersebut,” pungkas Askur.

Pada pemberitaan sebelumnya, Orang tua murid Kelas VII (7) SMPN 2 Cibinong, Kabupaten Bogor keluhkan adanya sumbangan yang diduga dipatok mencapai jutaan rupiah.

Salah seorang sumber Bogorupdate.com yang enggan disebutkan namanya mengaku bingung, akan adanya permintaan sumbangan dari pihak sekolah ditempat anaknya mengemban ilmu. Pasalnya, SMPN 2 Cibinong yang notabane milik plat merah itu masih harus melakukan pungutan kepada setiap muridnya.

“Masa di SMPN 2 Cibinong saya dimintai sumbangan yang besarannya Rp1,5 juta, untuk per orang tua murid di kelas VII,” kata sumber kepada Bogorupdate.com, (08/11/22).

Menurutnya, sumbangan yang diminta pihak sekolah melalui rapat komite sekolah, dana yang terkumpul dari para orang tua siswa nantinya diperuntukkan bagi pembayaran guru dan pegawai honorer yang ada dilingkungan sekolah milik Pemkab Bogor tersebut.

“Sumbangan itu bilangnya si untuk bayar gaji pegawai dan guru honorer di sekolah, karena pihak sekolah bilang saat rapat komite bahwa saat ini dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sudah tidak dapat digunakan untuk membayar gaji para guru dan pegawai honorer,” akunya.

Selain itu, lanjut sumber, untuk kisaran sumbangan yang diminta dari hasil rapat tersebut senilai Rp1,5 juta per orang tua murid, dimana anaknya berada di kelas VII (7). Adapun, apabila ada orang tua murid yang tak bersedia membantu dengan nominal tersebut, dapat kurang diangka 1 juta rupiah.

“Kalau kesimpulan orang tua murid lainnya si akan membantu Rp1,5 juta dalam memberikan sumbangan kepada sekolah, jadi saya mengikuti orang tua lainnya. Tapi katanya kemarin bisa kurang, yakni dikisaran Rp1 juta,” bebernya.

Menanggapi itu, Wakil Kepala Sekolah (Wakasek) SMPN 2 Cibinong, Eris R menampik keras terkait adanya patokan sumbangan yang diminta pihak sekolah melalui rapat komite. Dimana, mengenai dana sumbangan yang terkumpul akan dipergunakan untuk membayar gaji pegawai honorer, pihaknya juga membantah keras.

“Tidak benar itu kalau sumbangan kami patok sebesar Rp1,5 juta per orang tua murid. Karena itu sifatnya sumbangan jadi sukarela para orang tua siswa saja saat rapat itu dilakukan, apalagi ketika rapat komite tersebut saya juga hadir dari perwakilan sekolah,” kilahnya.

“Dan perihal penggunaan dana sumbangan kami pakai untuk membayar gaji honorer juga tidak benar. Yang benar kita gunakan untuk menambah gaji atau bonus pegawai dan guru honorer kami di sekolah, serta untuk membeli fasilitas penunjang sekolah di kelas VII berupa pembelian beberapa unit AC dan pembangunan sarana membaca bagi para siswa yang berada dihalaman belakang sekolah,” tambah Eris menerangkan.

Lebih lanjut pria yang juga merupakan Hubungan Masyarakat (Humas) SMPN 2 Cibinong ini memaparkan, dari total penerimaan peserta Didik baru tahun ajaran 2022-2023 sendiri, SMPN 2 Cibinong menerima siswa sebanyak kurang lebih 400 anak, dikurangi siswa melalui jalur afirmasi dikisaran 60 anak.

“Jadi sumbangan itu sifatnya sukarela tidak dipatok sebesar Rp1,5 juta, karena faktanya orang tua siswa yang hanya memberi sumbangan ke sekolah senilai Rp500 ribu. Belum lagi, dari orang tua murid yang mampu dan memberikan bantuan ke sekolah, kami subsidi silang kepada orang tua murid yang anaknya masuk melalui jalur afirmasi sebanyak 15 persen atau setara 60 anak yang kami gratiskan dari sumbangan tersebut,” ucapnya.

Masih ditempat sama, Kepala Sub Bagian Tata Usaha (Kasubag TU) SMPN 2 Cibinong, Wati Kusmawati membenarkan, mengenai adanya sumbangan yang diminta pihak sekolah kepada orang tua murid di kelas VII SMPN 2 Cibinong. Serta, sambung Wati, adanya pengumpulan surat pernyataan bagi setiap orang tua siswa yang bersedia memberi sumbangan ke pihak Tata Usaha PN 2 Cibinong.

“Iya betul ada sumbangan itu, dan surat pernyataan yang diserahkan ke kami di TU,” singkatnya.

Exit mobile version