Raden Farieq Iqbal Hoesein soroti pemilihan Ketua KONI Kabupaten Bogor. (Ist)
Cibinong, BogorUpdate.com – Perebutan kursi Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Bogor, dalam Musyawarah Olahraga Kabupaten (Musorkab) Bogor yang bakal digelar pada Kami 27 Juli 2023, antara Dedi Bachtiar dan Rieke Iskandar atau Akew, disebut pertarungan adu gengsi dua tokoh Kabupaten Bogor, yakni Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan dan Mantan Bupati Bogor, Rachmat Yasin.
Keduanya, diketahui memiliki ikatan kuat dengan masing-masing Calon Ketua KONI tersebut. Untuk Dedi Bachtiar sendiri merupakan Besan dari Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan. Sudah barang tentu, dukungan Iwan Setiawan yang saat ini memiliki kekuasaan sebagai Kepala Daerah, mengarah kepada orang terdekatnya.
Begitu pula dengan Akew yang merupakan loyalis dan politikus partai PPP, dimana sampai saat ini masih dikuasai oleh keluarga Rachmat Yasin. Dengan begitu, Rachmat Yasin akan mendukung penuh Akew untuk menjadi Ketua KONI Kabupaten Bogor
“Pemilihan Ketua KONI ini, kalau pengamatan saya adalah adu gengsi kedua tokoh yang ada di Kabupaten Bogor. Yang pertama Dedi Bachtiar kita sama-sama ketahui beliau adalah besan dari Plt Bupati Iwan Setiawan. Sementara dari Akew, pasti di belakangnya didukung oleh senior kita dan tokoh yaitu Rachmat Yasin,” kata Atlet Basket Kabupaten Bogor, Raden Farieq Iqbal Hoesein, kepada BogorUpdate.com, Selasa (25/7/23).
Menurut Raden, adu strategi 2 tokoh ini akan terlihat semakin memanas lantaran dari 61 Ketua Cabang Olahraga (Cabor) sebagian besar adalah Aparatur Sipil Negara (ASN) Kabupaten Bogor. Ia menduga, Iwan Setiawan akan menggunakan kekuasaannya untuk menekan Ketua Cabor yang menjabat sebagai ASN untuk memilih Dedi Bachtiar.
“Saya menduga Iwan Setiawan akan menggunakan power dia sebagai Plt Bupati untuk memenangkan Dedi Bachtiar. Apalagi kita sama-sama ketahui banyak juga Ketua Cabor yang diketuai oleh ASN. Jadi dugaan saya menggunakan power itu,” ujarnya.
Apalagi, lanjutnya, beredar informasi terkait Rolling Jabatan dalam waktu dekat di tubuh Pemkab Bogor. Namun yang semula pelaksanaannya akan digelar sebelum perhelatan pemilihan ketua KONI, kemudian diundur oleh Iwan Setiawan. Dugaannya, kata Raden, mengarah kepada kepentingan politik agar ASN memilih Dedi Bachtiar.
“Nah ini menarik. Saya menduga ada terkait kepentingan diundurnya Roling jabatan ini. Oleh karena itu, kita selaku pecinta olahraga harus mengawasi dan mengamati, bahwasanya olahraga ini tidak bisa dicampur adukan dengan politik,” bebernya.
“Olahraga ini harus benar-benar orang yang mengerti olahraga yang membidanginya. Pastinya untuk mengurus organisasi tersebut apabila sudah dicampur aduk oleh politik, hasilnya tidak akan baik,” sambungnya.
Oleh karena itu, Raden yang juga pengamat olahraga ini menghimbau agar ASN yang menjadi ketua cabor dan akan dilantik menjadi pejabat ditempat barunya, tidak usah gusar apalagi takut dengan pimpinannya terkait penundaan jabatan. Karena, untuk keputusan tersebut ada di Kementrian Dalam Negeri (Kemendagri.
“Saya di sini selain saya pemain basket terus saya juga dulu atlet sempat membela salah satu provinsi di PON, saya menghimbau kepada ASN jangan takut ketika memang misalkan ada tekanan dari pimpinan harus milih si A. Kalau engga, gak akan saya lantik. Gak usah takut. Karena kenapa, kita sama-sama ketahui peraturan sudah mengatur semua izin rolling pejabat eselon itu harus Kemendagri dan prosesnya memakan waktu yang lama,” jelasnya.
“Tidak semudah itu mengganti nama yang sudah ada. Jadi nggak usah takut suarakan suara ketua Cabor sesuai kebutuhan yang dibutuhkan olahraga untuk kemajuan Kabupaten Bogor. Kalian punya masyarakat pecinta olaharaga yang siap membela kalian ketika-kalian dizolimi dalam posisi jabatan seorang Plt akan menggunakan power dia sebagai pimpinan untuk memilih salah satu kandidat,” tegasnya.
Kedua calon ini, sama-sama mengerti olahraga. Akan tetapi, dilihat yang lebih lebih mengerti perkembangan zaman olahraga di Indonesia khusunya Kabupaten Bogor.
“Saya tidak akan menyebut siapa orangnya. Tapi yang lebih mengerti bisa melihat perubahan zaman dalam olahraga perkembangannya. Sehingga hasil yang didapat nanti untuk atlet-atlet juga maksimal gitu. Terutama perhatian karena banyak keluhan di bawah kurangnya diperhatikan atlet selama ini,” tuturnya.