Babakan Madang, BogorUpdate.com
Bupati Bogor, Ade Yasin, bahwa Kabupaten Bogor adalah responsif gender dengan mengutamakan pengarusutamaan gender di semua lini. Hal tersebut dikatakan Ade Yasin pada kegiatan Verifikasi dan Evaluasi Pelaksanaan Program Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak oleh tim verifikator Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP-PA) RI, di Ballroom Rukun Hotel Dharmawan Taman, Kecamatan Babakan Madang, Senin (5/4/21).
“Di Kabupaten Bogor isu terkait gender sepertinya sudah tidak ada masalah karena banyak juga kaum perempuan yang memegang posisi di tingkat pimpinan. Kami sudah sangat responsif, karena bupatinya perempuan maka akan sangat malu ketika kita tidak responsif gender,” ujar Ade Yasin.
Ade Yasin menjelaskan bahwa Kabupaten Bogor banyak prestasi yang sudah ditorehkan kaum perempuan. Di Kabupaten Bogor Penilaian kinerja perempuan harus berbasiskan prestasi, jadi ketika ada satu kesempatan harus bersaing dengan lawan jenisnya, ternyata sebagian besar yang mampu mengalahkan jenisnya dan ini merupakan kesempatan bagi perempuan.
“Anggaran di Kabupaten Bogor cukup responsif gender. Kita lebih mengutamakan kesetaraan dalam penganggaran, yaitu mengorbankan alokasi anggaran pada program dan kegiatan yang bertujuan untuk menurunkan tingkat gender,” terang Ade Yasin.
Kami, lanjutnya, menelaah dampak dari belanja anggaran dan menganaliasa alokasi anggaran untuk menjawab kebutuhan, kepentingan dan aspirasi perempuan, anak serta kaum difabel, juga tidak luput dari perhatian kami yakni lansia. Kemudian melalui program prioritas kami terus mendorong perempuan agar bisa berkiprah dalam dunia politik.
“Butuh komitmen semua pihak agar bisa mendorong kaum perempuan maju dan tentunya bersama-sama termasuk dalam pembangunan dengan program bantuan dari pemerintah daerah. Semoga apa yang kita lakukan tentang gender ini mencapai keadilan kesetaraan gender untuk perempuan dan anak di Kabupaten Bogor,” jelasnya.
Tahun lalu, ungkap Ade Yasin, Kabupaten Bogor meraih predikat utama Anugerah Parahita Ekapraya, prestasi tersebut adalah hasil kerjasama dan partisipasi dari seluruh elemen secara pentahelix yakni pemerintah, komunitas atau masyarakat, akademisi, dunia usaha, dan media.
“Mudah-mudahan tahun ini bisa kembali mendapatkan kepercayaan untuk meraih penghargaan pada predikat mentor. Setidaknya ada peningkatan di setiap tahunnya. Cukup wajar kalau kita ingin meraih predikat mentor karena kita lihat peran aktif masyarakat, organisasi perempuan, kemudian lembaga yang ada senantiasa berpihak kepada kesetaraan gender,” harapnya. (bu/*)