Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNewsPemerintahan

Alamak! Ternyata Ini Penyebab Angka Stunting di Kecamatan Gunung Putri Berbeda dari Kenyataannya

×

Alamak! Ternyata Ini Penyebab Angka Stunting di Kecamatan Gunung Putri Berbeda dari Kenyataannya

Sebarkan artikel ini

, Kabupaten Bogor bersama istri saat menyampaikan terkait pendataan angka , Rabu (16/8/23).

Gunung Putri, BogorUpdate.com – Camat Gunung Putri Didin Wahidin mengaku adanya kesalahan dalam pendataan angka stunting dimulai dari tingkat Posyandu dan Puskesmas hingga menimbulkan angka stunting yang tinggi di wilayah Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor tersebut.

“Kalau data tahun 2022 mungkin terkait dengan masalah penimbangan, pengukuran dan pencatatan oleh Posyandu. Sehingga data dari posyandu masuk ke Puskesmas dan ke aplikasi Elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) itu, mungkin belum akurat,” katanya kepada BogorUpdate.com, Rabu (16/8/23).

Menurut Didin Wahidin, ada tiga kesalahan yang sering terjadi ketika melakukan pendataan anak stunting tersebut. Hal itu yang menyebabkan angka stunting di Kecamatan Gunung Putri mencapai 1.400 an anak dan peringkat ke-2 stunting terbanyak di Kabupaten Bogor.

“Mungkin dari pengukuran, jadi ketika diukur si anak itu merengkel atau tidak mau diam, hingga akhirnya tinggi badan masuk dalam kategori stunting. Kemudian dari penimbangan, mungkin anaknya susah ditimbang atau mungkin dari pencatatan dari tahun kelahiran yang salah. Misalnya harusnya umurnya 2 tahun jadi 3 tahun, ketika dilakukan penimbangan dan pengukuran masuk kategori stunting. Itu sering terjadi juga,” bebernya.

Dengan adanya persoalan salah data itu, jelas Didin, pihaknya akan melaksanakan Bimbingan Tekhnis (Bimtek) Kader Pembangunan Manusia (KPM) terkait aplikasi data stunting pada 23-24 Agustus mendatang, agar tidak terjadi lagi kesalahan mendata stunting.

“Kan di setiap desa ada 2 KPM, kita akan melakukan bimtek aplikasi data stunting yakni e-PPGBM. Jadi nanti aplikasi itu dikelola oleh desa. Mudah-mudahan dari posyandu nanti sebelum masuk ke aplikasi bisa di kroscek dulu kenyataan sebenarnya. Jangan sampai nanti misalnya terjadi salah pengukuran dan penimbangan,” jelasnya.

Setelah sebelumnya digelar rembuk stunting, lanjut Didin, data yang terbaru hasil verifikasi lapangan (verlap) dan validasi dengan data yang dibawa oleh Puskesmas sudah mathcing dengan data milik desa.

“Sebetulnya ketika rembuk stunting ini sudah meching karena dihadiri juga oleh pihak Puskesmas setempat. Karena yang melakukan verlap ini kan dengan data yang dibawa oleh puskesmas ke desa,” ujarnya.

Namun begitu, kata Didin, pihaknya tetap mendorong agar angka stunting di wilayahnya terus menurun.

“Kami tetap mendorong dan memfasilitasi pencegahan stunting dengan intervensi bersama intansi terkait dan Fokopimcam. Mudah-mudahan kedepan itu data terakurat. Kita juga berharap kedepannya data stunting harus 0 jangan sampai ada data anak yang terkena stunting baru,” harapnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *