BOGOR – UPDATE
KABUPATEN BOGOR – Masyarakat yang tergabung dalam Komite Warga Sentul City (KWSC), menolak adanya sistem pengelolaan air minum (SPAM) yang dilakukan pengembang Sentul City. Hal ini dinilai merugikan warga lantaran harga yang ditentukan tidak masuk akal.
Ketua Dewan KWSC, Joko mengatakan, masyarakat tetap menolak adanya pengelolaan air (SPAM) yang dilakukan Sentul City, dan meminta pihak Pemda Bogor untuk mencabut ijin pengelolaan tersebut.
“Intinya tentang prnghitungan harga air yang dilakulan SGC ini, kami selaku warga tetap tidak setuju,” katanya, kepada wartawan, usai acara konsultasi di Gedung Pertemuan Darmawan Park, Ruang Lavender, Babakan Madang, yang juga dihadiri Muspika setempat, ketua dekom KWSC, RT RW dan para anggota kwsc yang menolak konsultasi publik yang mengada ada.
Menurut Joko, PT. SGC yg dianggap warga tidak punya wewenang untuk pengelolaan air ( SPAM ) , mengundang warga untuk membicarakan tarif air dengan alasan konsultasi, namun semua itu dianggap memicu reaksi keras dari warga.
“Karena syarat dari Sekda minta agar musyawarah antara SC dan warga jadi KWSC. Makanya dibentuk pokja air atas permintaan SC. dan hasilnya juga belum ketemu. Sc sudah bikin surat kuasa ke SGC untuk paparan publik tersebut seperti pemberi kuasa dari SC dan permintaan pokja dari SC,” imbuhnya.
Sementara itu, terlihat nyatanya pihak SGC tidak tahu apa apa. Lantaran saat menghadiri undangan konsultasi harga air itu. “Yang aktif hadir ada 9 orang yang mengisi meja itu, yang sebetulnya tidak diundang. Ketua kwsc diundang sebagai kapasitas pribadi, tapi bukan atasnama KWSC, padahal surat sekda cc ke KWSC. Dan saat ini belum ada kesepakatan apa apa,” pungkasnya.
Terpisah, perwakilan PT.Sentul City, Edo terkesan merayu niatan salahsatu awak media tersebut agar urung melakukan suatu liputan. “Sudahlah, bilangin anak-anak tidak usah kemari dan tidak usah diliput, nanti ketemu saya saja,” singkatnya. (Red)
Editor: Tobing