Scroll untuk baca artikel
Bogor RayaHomeNews

Festival Adu Kuluwung di Kecamatan Jonggol Berlangsung Meriah, Dentuman Meriam Karbit Terdengar Sampai Pelosok Desa

×

Festival Adu Kuluwung di Kecamatan Jonggol Berlangsung Meriah, Dentuman Meriam Karbit Terdengar Sampai Pelosok Desa

Sebarkan artikel ini

Jonggol, BogorUpdate.com – Festival di , Kabupaten Bogor, selama dua hari berlangsung meriah. Dentuman dari meriam kayu yang tampil dalam festival itu membahana ke setiap pelosok desa.

adalah ajang adu karbit yang dilakukan di dua desa, yakni Desa Wening Galih dan Desa Sukagalih, Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, sebagai ajang silaturahmi sekaligus hiburan rakyat.

Festival Kuluwung ini merupakan warisan budaya dari para leluhur yang selalu diselenggarakan setiap tahunnya.

Panitia Festival Kuluwung sekligus , mengatakan, tahun ini ada sekitar 11 meriam kayu atau kuluwung dengan beragam ukuran yang digunakan para peserta selama dua hari.

Penyelenggaraan Kuluwung ukuran paling besar memiliki panjang sekitar 11 meter dengan diameter 3 meter dan ukuran paling kecil panjangnya sekitar 2 meter dengan diameter sekitar 1 meter.

“Kalau ukuran kuluwung berpariatif, dari mulai panjang 11 meter dengan diameter 3 meter dan paling kecil 2 meter sampai diameter 1 meter untuk di Desa Weninggalih sendiri itu ada 11 kuluwung yang di pamerkan,” kata kades Weninggalih Muhammad kepada wartawan.

Selanjutnya Ia juga menyampaikan, acara adu kuluwung adalah kearifan lokal warga bogor timur khususnya di tiga Kecamatan yaitu kecamatan Jonggol, kecamatan Sukamakmur dan kecamatan Tanjungsari, untuk merayakan hari raya idul Fitri.

“Ini adalah budaya lokal khususnya daerah jonggol dan bogor timur, ngadu kuluwung ini intinya adalah kesepakatan dua desa dari pihak sana dan sini intinya bisa merayaakan libur idul Fitri,” terang Muhammad.

Selain itu, dana dari acara terselenggaranya adu kuluwung di desanya adalah secara swadaya masyarakat Desa Weninggalih dan Desa Sukagalih secara masing-masing desa.

“Dari dana ini sendiri secara swadaya masyarakat sini,” jelas Muhammad.

Lebih lanjut Ia menyampaikan, acara adu kuluwung adalah budaya kearifan lokal sebagai ajang silaturahmi yang telah diwariskan secara turun temurun.

“Untuk mengangkat budaya lokal, hal ini menjadi ajang silaturahmi antara dua desa dan telah ada dari jaman nenek moyang kita,” tutur Muhammad.

Muhammad menyebut kegiatan adu kuluwung rutin diadakan tiap tahun di berbagai tempat khusus diwilayah kecamatan jonggol.

“Rutin di tiap tahun acara seperti ini terselenggara khususnya di kecamatan jonggol,” pungkasnya.

Sementara itu, pantauan wartawan di lokasi untuk membuat dentuman meriam kayu, karbit akan dimasukkan ke dalam mulut kuluwung. Lalu disulut atau dibakar menggunakan api hingga akhirnya terdengar dentuman.

Agar suara dentuman keras seperti meriam, karbit yang telah dipecah menjadi kecil dicampur dengan air, kemudian dimasukkan ke meriam dan didiamkan sekitar 3 menit hingga karbit mencair dan mengeluarkan asap.

Kemudian, agar karbit tidak cepat menyusut, meriam harus ditutupi ilalang atau diurug dengan tanah untuk menjaga panas. (Gus)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *