Pakar IPB: Tepung Mocaf “Ka.Ta.Mo” Solusi Penderita Diabetes dan Obesitas

 

BOGORUPDATE.COM – Tingginya konsumsi tepung terigu di Indonesia merupakan masalah yang membutuhkan kebijakan yang tepat. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), volume impor gandum sebagai bahan dasar pembuatan tepung terigu pada semester pertama tahun 2018 meningkatkan kenaikan 4 persen dibandingkan tahun sebelumnya menjadi 5,97 juta ton. Naiknya konsumsi tepung terigu masyarakat juga dibarengi dengan peningkatan konsumsi gandum di sektor pakan ternak.

 

Sementara itu, Indonesia dengan seluruh potensi kekayaan alam yang melimpah ruah perlu dimanfaatkan, salah satunya adalah ubi kayu. Ubi kayu merupakan komoditas pertanian yang banyak digunakan sebagai bahan baku produk pangan, pakan, bahan baku industri. Akan tetapi perdagangan ini kurang mendapat perhatian yang serius dalam pengembangannya.

 

Pakar ubi kayu dari Institut Pertanian Bogor (IPB) yaitu Dr. Nurul Khumaida membuat alternatif tepung terigu yaitu melalui tepung mocaf yang diberi nama “ Ka.Ta.Mo ”.

 

“Tepung mocaf adalah tepung yang kami buat dari produk lokal yaitu tepung dari ubi kayu yang diolah menggunakan prinsip modifikasi sel ubi kayu dengan cara fermentasi,” terangnya.

 

Menurutnya proses pembuatan tepung mocaf adalah pengupasan, pencucian, pemotongan, penggaraman, fermentasi, pengeringan dan yang terakhir barulah diproses menjadi tepung. Fermentasi yang dilakukan dalam pembuatan tepung mocaf yaitu dengan cara merendam ubi kayu pada udara yang telah melengkapi mikroba.

 

Dr. Nurul mengatakan bahwa tepung mocaf memiliki berbagai keunggulan antara lain kandungan serat terlarut lebih tinggi, kandungan kalsium lebih tinggi dan tidak menyebabkan kembung. “Salah satu kelebihan yang perlu diketahui masyarakat adalah tepung mocaf sesuai untuk pasien yang menderita diabetes dan obesitas karena kandungan glikemiksnya rendah serta bebas dari kandungan gluten,” tambah Dr. Nurul Khumaida.

 

Sedangkan, harga tepung mocaf per kilogramnya adalah 20.000 rupiah. Mocaf dapat memanfaatkan siapa saja mulai dari orang umum, orang dengan gangguan pencernaan, orang dengan gangguan perkembangan, orang yang menderita diabetes, serta orang yang sedang mengendalikan obesitas. “Kami ingin mengangkat ubi kayu sebagai bahan pangan unggul masyarakat dan mampu menyediakan produk yang unggul dan berkualitas untuk konsumen,” tutup beliau. (SMH/Zul)

 

 

 

 

Editor : Refer | Humas IPB

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *