Rupiah Melemah Terhadap Dolar, Surplus Anggaran Bertambah

Foto ilustrasi

 

BogorUpdate.com – Pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat menjadi alasan bagi pemerintah untuk menakar kembali asumsi Rancangan Anggaran pendapatan dan Belanja Negera (RAPBN) di 2019.

 

Pekan ini, harga US$ 1 sudah mendekati kisaran Rp 15.000. Angka itu di atas asumsi yang ditetapkan pemerintah untuk RAPBN 2019.

 

Direktur Jenderal (Dirjen) Anggaran Kementerian Keuangan (Kemkeu) Askolani mengatakan, pergerakan nilai tukar rupiah memiliki dampak terhadap berbagai sisi APBN. Tak hanya berdampak terhadap anggaran utang dan bunga utang, tetapi juga pada penerimaan negara hingga belanja, khususnya anggaran subsidi.

 

“Kalau asumsi punya efek APBN maka kami akan hitung kembali untuk kemudian disepakati di Badan Anggaran (Banggar) DPR,” kata Askolani, Rabu (5/9/18).

 

Analisis sensitivitas Nota Keuangan APBN 2019 yang dilakukan pemerintah menunjukkan, pelemahan rupiah berdampak positif bagi keuangan negara. Alasannya, pelemahan rupiah mengungkit pendapatan negara dari pajak maupun penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Memang, nilai belanja turut meningkat.

 

Secara keseluruhan, setiap kurs rupiah bertambah Rp 100 di atas asumsi makro akan menambah pendapatan negara Rp 3,9 triliun-Rp 6 triliun, sedangkan belanja negara Rp 2,9 triliun-Rp 4,4 triliun. Walhasil, ada tambahan surplus anggaran sekitar Rp 900 miliar-Rp 1,5 triliun.

 

 

 

 

 

Editor : Endi | Kontan.co.id

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *